Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 18 September 2020 | 17:35 WIB
Sejumlah warga berziarah ke rumah almarhum Rinaldi Harley Wismanu di Pedukuhan Nologaten, Kalurahan Caturtungal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Jumat (18/9/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Kematian Rinaldi Harley Wismanu menjadi duka yang mendalam bagi keluarga. Tak hanya keluarga, warga dan teman-teman pria 32 tahun yang lahir di Pedukuhan Nologaten, Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman itu juga merasakan hal yang sama.

Salah seorang warga Nologaten, Purwoko (45), menjelaskan bahwa korban memiliki pribadi yang baik dan juga dekat dengan teman sebaya serta warga lain.

"Sejauh ini baik, srawung [bergaul] dengan warga juga baik meski tidak sering. Dia kan juga belajar ya, tapi komunikasi kami juga baik," terang Purwoko kepada SuaraJogja.id, Jumat (18/9/2020).

Purwoko, yang juga ketua RW 04, menjelaskan bahwa karang taruna di kampungnya aktif membuat terobosan. Terbaru, pihaknya juga membuat Eco Wisata Nologaten, yang membudidayakan ikan di selokan warga.

Baca Juga: Terungkap, Pelaku Mutilasi Sempat Lakukan Ini Usai Potong Jasad Rinaldi

"Nah Rinaldi ini juga ikut membantu membangun tempat budi daya ikan itu. Adik-adiknya juga ikut membantu, semuanya aktif di kegiatan warga," terang Purwoko.

Hal lainnya disampaikan teman ibu Rinaldi, Erni (38), saat melayat ke rumah duka. Dirinya mengenal Rinaldi sejak rinaldi duduk di bangku sekolah. Menurutnya, Rinaldi memang pribadi yang mandiri dan berbakti pada orang tua.

"Waktu kecil hingga dia [Rinaldi] lulus SMA itu sudah mandiri. Jadi biaya kuliah dari S1 sampai ke Jepang itu beasiswa. Jadi pahamlah dia bagaimana dirinya untuk keluarga," terang Erni, yang tergabung dengan komunitas pengajian tersebut.

Di sisi lain, paman Rinaldi, Hutabarat, menerangkan, keponakannya memang pintar dan mandiri serta menyukai hal-hal yang berhubungan dengan budaya Jepang.

"Ya saat kuliah suka sekali dengan budaya Jepang, makanya melanjutkan pendidikannya sampai ke sana. Dia juga memiliki samurai yang di simpan di kamarnya," ujar Hutabarat.

Baca Juga: Beredar Curhatan Diduga Milik Pelaku Mutilasi Kalibata City, Publik Ngeri

Kepergian Rinaldi menyisakan duka yang dalam bagi Hutabarat. Ia mengingat, jika datang ke Sleman, keponakannya selalu mengajak keluarga jalan-jalan.

"Biasalah kami berjalan-jalan dengannya saat pulang ke sini. Berlibur dengan keluarga menjadi momen yang tidak terlupakan, tapi sekarang sudah tidak ada, kami serahkan hal itu ke kepolisian untuk kasusnya," terang Hutabarat.

Hingga saat ini dirinya belum mendapat kepastian kapan jenazah keponakannya tiba di Sleman. Saat ini masih dilakukan tes DNA.

"Masih menunggu sampai sekarang, jadi pastinya dia datang ke sini belum tahu," ungkap Hutabarat.

Sebelumnya diberitakan, Rinaldi Harley Wismanu ditemukan tewas di lantai 16 Tower Ebony, Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan pada Rabu (16/9/2020) malam. Tubuh jenazah pria berusia 32 tahun itu dimutilasi oleh pelaku dan disimpan di dalam sebuah koper.

Keberadaan korban sudah tak terdeteksi sejak sejak 9 September 2020 hingga kemudian keluarga melapor pada 12 September.

Load More