SuaraJogja.id - Kasus pasien positif Covid-19 di DIY yang meninggal dunia jumlahnya terus bertambah.
Terkini ada sebanyak 6 pasien positif asal Bantul yang tercatat meninggal dunia.
Keenamnya meninggal dunia tanpa komorbid atau disebabkan adanya penyakit penyerta.
Adapun dua pasien terkini yang meninggal tanpa komorbid itu berasal dari Kecamatan Sewon dan Banguntapan. Sementara sebelumnya, tim gugus tugas penanganan dan penularan Covid-19 telah mencatat ada 4 pasien positif yang meninggal tanpa komorbid.
Juru Bicara Percepatan Penanganan Penularan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso mengakui jika kedua pasien tambahan tersebut punya riwayat perjalanan.
Selain dua pasien tambahan meninggal tanpa komorbid, pihaknya juga mencatat ada tambahan dua pasien lainnya yang meninggal dunia dengan komorbid.
“Keduanya dengan komorbid (Kasihan dan Kretek). Sedangkan dua lainya tanpa komorbid (Sewon dan Banguntapan),” katanya seperti dilansir dari Harianjogja.com, Selasa (22/9/2020).
Dengan adanya tambahan dua orang meninggal dengan komorbid dan dua orang meninggal tanpa komorbid, saat ini total ada 18 orang di Bantul yang meninggal karena Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Rahardjo meminta warga di wilayahnya terus waspada dan disiplin mematuhi protokol kesehatan. Sebab, Covid-19 tak bisa dipandang sebelah mata dan berbahaya. Apalagi, sudah ada pasien meninggal tanpa komorbid.
Baca Juga: Jelang Penetapan Paslon Pilkada, FAKI Bantul Kompak Dukung Halim-Joko
“Oleh karena itu, jangan lengah, masyarakat tetap disiplin dan tetap patuhi protokol kesehatan,” tegasnya.
Pemda DIY Ogah Tarik Rem Darurat
Sementara, meski jumlah kasus positif Covid-19 di DIY terus meroket dalam dua hari terakhir, Pemda DIY tetap tidak mau menempuh kebijakan pembatasan atau menarik rem darurat seperti yang dilakukan di Jakarta.
Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji, mengatakan yang paling utama untuk menyikapi kondisi dan situasi saat ini adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat.
Masyarakat harus sadar betul mengenai pentingnya menjaga diri dari paparan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.
“Yang terpenting adalah kesadaran diri sendiri. Kesadaran harus muncul karena ini bukan kepentingan pemerintah melainkan kepentingan bersama. Kita lihat angka 74, 70 [penambahan kasus] ini mau sampai kapan?” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Pemilik Resto Diperiksa, Fakta Baru di Balik Tewasnya Bocah Tertimpa Kentongan di Kulon Progo
-
Setelah 13 Tahun 'Mangkrak': 2 Kereta Kuda Keraton Yogyakarta Kembali 'Miyos'
-
Parkir Belum Siap, Atap masih Bocor, DPRD Sleman Minta Jadwal Boyongan Pedagang Mundur
-
Polisi Usut Insiden Kentongan Maut yang Tewaskan Bocah di Kulon Progo: Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Jelang PSIM vs Dewa United: Van Gastel Soroti Dua Masalah Krusial dan Waspadai Ketangguhan Tim Tamu