SuaraJogja.id - Relawan kesehatan Tirta Mandira Hudi alias dr Tirta mengungkapkan, dirinya sudah terbiasa melakukan sharing sejak 2009. Memiliki ayah seorang petani asal Boyolali, dr Tirta menyebut dirinya sebagai rakyat jelata sama seperti masyarakat kebanyakan lainnya.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @dr.tirta, ayah dua anak ini menuliskan bahwa dirinya sudah terbiasa dengan aktivitas berbagi ide dan gagasan sejak 2009. Ia terbiasa menghadapi pro dan kontra hingga debat organisasi.
Setiap ada agenda diskusi, dr Tirta mengakui bahwa biasanya memang banyak yang datang ke rumah. Kebanyakan merupakan masyarakat bawah. Pria yang akrab disapa Cipeng ini juga mengakui bahwa dirinya hanyalah anak orang biasa. Ayahnya merupakan seorang petani di Sambi, Boyolali.
Untuk membiayai hidupnya, ayah dr Tirta lantas bekerja sebagai seorang karyawan bank. Ayahnya selau bekerja lembur hingga kelebihan jam kerja agar dr Tirta dapat bersekolah. Pria berambut pirang ini menyebutkan bahwa ayahnya seorang Muslim.
"Ibu saya alumni pertanian UNS, keturunan Tionghoa, Katolik, yang karena gak ada sawah, akhirnya jadi karyawan juga," tulis dr Tirta dalam keterangannya.
Menjelaskan latar belakang keluarganya, dr Tirta menyebutkan bahwa dirinya sama seperti masyarakat Indonesia pada umumnya. Dirinya adalah anak rakyat jelata.
Dulu, saat bercerita mengenai cita-citanya sebagai dokter dan pengusaha, ia, sebagai anak "campuran" kerap ditertawakan.
Saat ini dr Tirta merupakan seorang mualaf yang memiliki darah campuran Tionghoa dan Jawa. Duda dua anak ini juga mengaku memiliki tato di tubuhnya.
Saat berada di Jakarta, dr Tirta juga pernah "ngemper" di toko.
Baca Juga: Libatkan 241 Pekerja, Barak TNI di Sleman Ditargetkan Selesai Setahun
"Bukan pencitraan turun ke lapangan ketika kampanye. Bukan orang yang tiba-tiba peduli sama rakyat ketika cari suara," imbuh dr Tirta.
"Jika karena saya anak muda, tattooan, dan karena saya bukan anak pejabat saya ga bisa menyalurkan aspiras, dan dihina, itulah cerminan sebagian dari kita : menghalangi mimpi tinggi," tulisnya lagi.
Cipeng mengaku bahwa dirinya hanyalah satu dari banyaknya anak muda yang bermimpi tinggi. Ia juga mengaku sebagai orang yang nekat karena memang tidak peduli dengan dengan beberapa isu yang mungkin menyerang dirinya.
Menurut pria yang pernah bekerja di Puskesmas Turi ini, anak muda haruslah bersuara. Ia juga mengaku muak dengan pandemi.
"Saya gunakan suara saya. Kalian anak muda? Bersuaralah," tutupnya.
Sejak diunggah Senin (21/9/2020), foto dr Tirta saat mengisi diskusi di Semarang sudah disukai lebih dari 33 ribu pengguna Instagram. Ada banyak tanggapan yang ditinggalkan di kolom komentar. Tidak sedikit yang memberikan dukungan kepada dr Tirta mengenai hal yang tengah diperjuangkan.
Berita Terkait
-
Tak Cuma di Perkotaan, Pembangunan Infrastruktur Juga Dilakukan di Pelosok
-
Pemerintahan Jokowi Perlu Dengar Pandangan Kaum Miskin
-
DPR : Jateng Terdepan dalam Penyaluran Subsidi KUR
-
Tiap Pembangunan Jembatan, PUPR akan Beri Sentuhan Arsitektural dan Seni
-
Di Desa Jauh dari Hujatan dan Kontroversi, dr Tirta Malas Pulang ke Jakarta
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
'Jangan Main-main dengan Hukum!' Sultan HB X Geram Korupsi Seret Dua Mantan Pejabat di Sleman
-
Rektor UII Pasang Badan: Jamin Penangguhan Penahanan Aktivis Paul yang Ditangkap di Yogyakarta
-
Sisi Gelap Kota Pelajar: Imigrasi Jogja Bongkar Akal-akalan Bule, Investor Bodong Menjamur
-
Jejak Licik Investor Fiktif Yordania di Jogja Terbongkar, Berakhir di Meja Hijau
-
Waspada! BPBD Sleman Ingatkan Bahaya Cuaca Ekstrem di Oktober, Joglo Bisa Terangkat Angin