Mulyono merupakan satu-satunya warga Taman yang menghias tembok kampungnya dengan mural. Lainnya adalah seniman dari ISI Yogyakarta, Surakarta hingga seniman dari luar negeri.
Bukan tanpa alasan dirinya ikut dalam proyek yang bekerjasama dengan seniman-seniman mural yang didukung oleh Pemkot Jogja ini. Mulyono juga memiliki kemampuan membatik dan menjual batiknya ke toko-toko di Jogja.
"Saya mendapat kesempatan untuk ikut membuat mural di sana. Memang temanya yang diangkat tentang Tamansari, namun saya berpikir lain jika isu lingkungan lebih menarik untuk dipaparkan dalam bentuk mural," terang dia.
Mural Mulyono menggambarkan kisah bagaimana seorang peselancar Bali dalam menjaga lingkungan pantai. Ia juga menggambarkan penyu yang masih kecil untuk dijaga kelestariannya. Hanya perlu dua hari dirinya menyelesaikan mural yang dia sebut "Dong Enak Dong Ora Kesenengan" itu.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di DIY Mengalami Tren Naik, Positive Rate Mencapai 4,8
"Saya sempat bolak-balik Yogyakarta-Bali untuk bekerja. Nah dari sana saya belajar jika orang peselancar terutama peselancar Bali itu ikut melestarikan lingkungan laut. Meski mereka terlihat urakan," jelasnya.
Selain Mulyono ada sebanyak 25 seniman didatangkan dari ISI Yogyakarta hingga seniman dari luar negeri.
Koordinator utama Seniman Gang Mural, Anagard (35) menuturkan bahwa proyek tersebut dimulai sejak 11 September lalu. Pihaknya juga mendatangkan seniman dari Yunani, Jepang, Serbia dan Finlandia.
"Dimulai pada 11, 12 dan 13 September. Lalu kami lanjutkan lagi 18, 19 dan 20. Jadi total 6 hari dengan pekan yang berbeda. Jadi inisiatif warga ini kami dorong dengan kemampuan yang kami miliki," katanya.
Anagard menjelaskan bahwa seni tak hanya harus sesuatu yang mewah. Dengan menyentuh masyarakat di kampung adalah bentuk bahwa seni dapat dinikmati masyarakat dengan latar belakang apapun.
Baca Juga: Pertama di DIY, Pemkab Bantul Rilis Mesin Layanan Anjungan Dukcapil Mandiri
Peresmian gang mural juga dihadiri Wakil Wali kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Dalam sambutannya, Heroe tak menampik jika destinasi wisata harus terus diperbarui dengan karakter yang dimiliki tempat wisata tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam