SuaraJogja.id - Dana sebesar Rp200 juta disiapkan Pemkab Sleman untuk persiapan aktivasi Rusunawa Gemawang di Mlati sebagai shelter bagi pasien OTG Covid-19 bila kamar di Asrama Haji telah terisi sekitar 80% dari kapasitas.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan, jumlah pasien yang dirawat di Asrama Haji mengalami fluktuasi. Terdata shelter tersebut sempat menjadi lokasi penanganan bagi 114 pasien COVID-19. Namun kini sudah berkurang cukup banyak.
"Beberapa hal yang kami siapkan untuk rusunawa antara lain tempat tidur, sprei, bantal, tempat sampah, dan lain-lain," kata dia, Jumat (25/9/2020).
Pihaknya juga sudah memastikan rusunawa memiliki 76 kamar, dengan dua tempat tidur di masing-masing kamar.
"Tetapi kami hanya gunakan satu tempat tidur. Di sana sudah ada tempat tidur, tetapi tidak semua kamar ada," ungkap Joko.
Bukan hanya sarpras, Pemkab juga menyiapkan sumber daya manusia yang akan bertugas di Rusunawa Gemawang. Sedikitnya ada satu dokter jaga dan dua perawat setiap shift, mulai pagi, siang dan malam.
Diperkirakan siap digunakan pada 1 Oktober 2020 mendatang, pihaknya berkoordinasi dengan panewu, untuk sosialisasi kepada masyarakat.
Diaktifkannya rusunawa Gemawang sebagai FKDC, karena dalam kajian Dinkes Sleman, FKDC untuk merawat pasien asimtomatik perlu ditambah.
"Pasien COVID-19 di Sleman didominasi pasien positif asimtomatis. Rumah sakit rujukan COVID-19 hanya merawat pasien yang bergejala sedang hingga berat," ujarnya.
Baca Juga: Harta Kekayaan Calon Bupati di Pilkada Sleman, Kustini Paling Tajir
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan memaparkan, saat ini di Asrama Haji ada 86 orang dirawat, salah satunya seorang narapidana 'titipan' Kejaksaan Negeri Sleman.
Yang bersangkutan diketahui reaktif lewat hasil tes rapid dan sedang menunggu tes usap.
Muncul Isu Warga Tolak Rusun Gemawang Sebagai Shelter
Seiring persiapan rusunawa Gemawang menjadi FKDC atau shelter tambahan bagi pasien positif COVID-19 asimtomatis Sleman, beredar foto di aplikasi percakapan, yang menggambarkan coretan penolakan warga atas rencana tersebut.
Kepala UPT Rusunawa Sleman, Panut Suharto mengungkapkan, rusunawa hingga kini belum digunakan, karena belum diserahkan oleh kementerian terkait. Bahkan pada Januari 2020, rusunawa itu baru selesai diperbaiki.
Memiliki 76 kamar, di dalamnya sudah terdapat kasur, almari, meja dan kursi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Second Account Aman? Wamenkomdigi Buka Suara soal Kebijakan Medsos yang Bikin Gen Z Panik
-
Single ID: Bukan Pembatasan Akun Medsos, Tapi Ini Strategi Pemerintah Berantas Hoaks
-
DANA Kaget: Cuma Klik Langsung Dapat Saldo? Ini 3 Link Aktif yang Bisa Diklaim
-
Tetap Tenang, Simak 10 Tips Bagi yang Baru Pertama Kali Naik Pesawat
-
Waspada Hujan di Jogja! Ini Prakiraan Cuaca BMKG untuk 18 September 2025