SuaraJogja.id - Bangunan tua yang terbuat dari kayu dan sudah miring nyaris ambruk tiba-tiba viral usai diunggah ke Instagram oleh akun @ceritagunungkidul, Selasa (22/9/2020). Bangunan yang berdiri di lahan kosong tersebut viral karena ternyata milik Bupati ke-18 Gunungkidul Prawiro Suwignyo. Bangunan tersebut dibangun jauh sebelum kemerdekaan RI.
"Bapak saya pernah diminta untuk menunggui rumah itu selama dua tahun. Saat itu tahun 1948, Pak Prawiro Suwignyo diterima jadi guru di Solo," ujar Rohib (75), keponakan Prawiro Suwignyo, Minggu (27/9/2020), saat ditemui di rumahnya.
SuaraJogja.id berkunjung ke rumah yang berlokasi di Pedukuhan Pati, Kalurahan Genjahan, Kapanewon Ponjong tersebut. Bangunan yang menyerupai arsitektur Belanda itu kini sudah mulai lapuk dimakan usia. Kondisinya sudah miring, dan di dalamnya sudah banyak tiang-tiang kecil untuk mencegah agar bangunan tersebut tidak roboh.
Menurut Rohib, bangunan tersebut sebenarnya sudah ada 'penunggunya' bahkan sejak masih ditinggali oleh keluarga Prawiro Suwignyo. Rohib bercerita, dulu pembantunya pernah diangkat oleh makhluk tak kasat mata dan dipindah keluar rumah ketika tengah terlelap. Tak hanya itu, seorang guru yang mengontrak rumah tersebut juga sempat mengalami nasib yang sama.
Kini, setelah viral di media sosial, rumah ini mulai banyak dikunjungi untuk foto-foto. Pihak keluarga sendiri sebenarnya berencana ingin merobohkan bangunan lama tersebut dan menggantinya dengan yang baru.
Rohib, keponakan Prawiro Suwignyo yang merupakan pensiunan polisi, tinggal tak jauh dari rumah tersebut. Dia pun dipercaya menjaga dan mengelola rumah tersebut. Meski demikian, ia tidak berani menyentuh barang-barang yang ada di rumah tersebut.
Ia menuturkan, bagian yang masih tersisa dari rumah tersebut hanyalah bagian depan, dan ukurannya tinggal 9x6 meter saja. Sebelumnya ada beberapa bagian rumah yang masih ada, tetapi kemudian roboh maupun dirobohkan. Terakhir adalah bangunan sebelah kiri yang terpaksa dijual karena membahayakan.
"Atas kesepakatan keluarga, bangunan sisi kiri dijual untuk membangun balai Pedukuhan Tanggul Angin," ujar Rohib ketika ditemui di rumahnya.
Bangunan tersebut berdiri di tanah seluas 4.000 meter persegi. Oleh Prawiro Suwignyo, rumah itu lantas dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing untuk ketiga anaknya. Namun sepeninggal sang mantan bupati, seluruh bagian tanah dibeli oleh Asri Subaryati, anak Prawiro Suwignyo.
Baca Juga: Dua Hari Ditetapkan Sebagai Calon, Petahana di Sumsel Ini Digugat
Di kala ayahnya diminta untuk menunggu rumah tersebut pada 1948, masih ada istri dari Prawiro Suwignyo dan seorang cucunya, Martanty Soenar Dewi, yang kini maju menjadi calon wakil bupati mendampingi Immawan Wahyudi.
"Martanty itu tanggal lahirnya sama dengan ibunya. Nah menurut tradisi Jawa, ia harus dipisah dengan ibunya, sehingga Martanty tinggal di rumah tersebut bersama eyangnya. Sementara, ibunya di Jawa Timur sukses berkarier dan menjabat ketua DPRD Jawa Timur," terangnya.
Sejak lulus SMP, Martanty pindah ke Surabaya bersama ibunya dan sang nenek, Ny Prawiro Suwignyo, yang diajak serta ke Jawa Timur karena sudah tidak muda lagi. Sejak saat itu, rumah tersebut tidak pernah ditinggali lagi. Tak ada yang merawatnya karena Rohib sendiri tak ada di paeukuhan tersebut karena terus berpindah.
"Saya pernah tugas di Papua. Jadi tidak pernah ke sini," tambahnya.
Warga yang tinggal di depan rumah tersebut, Suyono (60), mengungkapkan, sudah puluhan tahun rumah tersebut tidak ditinggali. Sebab, ahli waris pemilik rumah tersebut sudah pindah ke Surabaya dan telah sukses meniti karier di sana.
Dulunya, lanjut Suyono, rumah tersebut adalah rumah yang paling bagus dan megah sekecamatan Ponjong. Rumah tersebut dulu ditinggali oleh keluarga Bupati Prawiro Suwignyo, yang memiliki tiga orang anak: Sucipto, Suroyo, dan Asri Subaryati. Dulu, di sekelilingnya banyak terdapat pohon kelapa menjulang.
Berita Terkait
-
Dua Hari Ditetapkan Sebagai Calon, Petahana di Sumsel Ini Digugat
-
Resmi! Gunawan Jadi Pjs Bupati Pandeglang, Ade Aryanto Pjs Bupati Serang
-
Gubernur Sutarmidji Tegas Minta Pjs Bupati Netral, Kalau Tidak...
-
Alamak! Pemotor Ini Nekat Lewat di Jalan Beton yang Masih Basah
-
Petahana Berlaga di Pilkada, Staf Ahli Gubernur DIY jadi Pjs Bupati Bantul
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Rp4 Miliar untuk Jembatan Pucunggrowong: Kapan Warga Imogiri Bisa Bernapas Lega?
-
2000 Rumah Tak Layak Huni di Bantul Jadi Sorotan: Solusi Rp4 Miliar Disiapkan
-
Malioboro Bebas Macet? Pemkot Yogyakarta Siapkan Shuttle Bus dari Terminal Giwangan untuk Turis
-
Tunjangan DPRD DIY Bikin Melongo, Tunjangan Perumahan Lebih Mahal dari Motor Baru?
-
KPKKI Gugat UU Kesehatan ke MK: Komersialisasi Layanan Kesehatan Mengancam Hak Warga?