Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 29 September 2020 | 06:30 WIB
Ilustrasi rest area. (Shutterstock)

SuaraJogja.id - Tol Jogja-Solo yang dibangun di Sleman dikabarkan tak memiliki rest area. Namun demikian, Pemkab Sleman telah menyiasati hal tersebut dengan membuat masterplan pembangunan Transit Multifunction (TMF) di kawasan exit tol Sleman Timur.

Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Kundha Niti Mandala sarta Tata Sasana) Sleman Dwike Wijayanti mengungkapkan, TMF akan berfungsi laiknya rest area.

"Sebetulnya kalau masyarakat yang akan bepergian atau wisata di Prambanan lewat jalan tol atau wisata ke situ, bisa transit keluar tol, kemudian masuk ke TMF. Termasuk juga yang perjalanan ke Gunungkidul melalui jalan yang akan kita bangun," ungkapnya, Senin (28/9/2020).

Menurut Dwike, dengan adanya TMF, maka area Prambanan akan menjadi kawasan tumbuh cepat karena masyarakat bisa sekitar bisa memanfaatkan kehadiran TMF untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Baca Juga: Terdampak Tol Jogja, Sebagian Warga Tirtoadi Diminta Relokasi Mandiri

"Kami sudah mengkaji exit tol ini," ujarnya.

Sebagai 'rest area', TMF akan menjadi lokasi istirahat dan mengisi bahan bakar. Selanjutnya, di sana akan dilengkapi masjid, tempat parkir, hingga kios penjualan produk UMKM Sleman.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sleman Sudarningsih mengungkapkan, jalan tol Jogja-Solo memiliki panjang 96,035 km dengan 15 pintu keluar masuk atau exit tol.

Dari 15 pintu, ada 4 pintu yang berada di wilayah Sleman, yakni UPN Veteran Yogyakarta, Monjali, Maguwoharjo, dan Trihanggo.

Dari titik-titik itu, diketahui ada beberapa kapanewon di Kabupaten Sleman yang menjadi lokasi yang dilintasi jalan tol Jogja-Solo, yakni mulai dari Prambanan, Kalasan, Depok, Gamping, Mlati, Gamping, Godean, dan Moyudan.

Baca Juga: Sebanyak 1 Persen Lahan Produktif di Klaten Terdampak Proyek Tol Jogja-Solo

"Dengan adanya akses jalan tol menuju bandara YIA Kulon Progo, maka memperkuat destinasi wisata atau desa wisata berbasis pertanian khususnya di Sleman Barat," ungkap Ning.

Selain itu, ada pula rencana Pemkab untuk membangun penanda Kabupaten Sleman di pintu masuk Kabupaten Sleman.

"Area ini sekaligus berfungsi sebagai rest area wisatawan, yang berkunjung dari arah Kulon Progo atau YIA," kata dia.

Selain itu, dengan adanya exit tol di UPN, Monjali, Maguwoharjo, dan Trihanggo, maka pengembangan wisata di Sleman akan mendukung Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) Borobudur dengan pengembangan wisata alam, wisata buatan, dan wisata budaya.

Baik itu KSPN Merapi-Merbabu dan sekitarnya, KSPN Prambanan-Kalasan, dan sekitarnya.

"Seperti kita ketahui, ada desa-desa wisata berbasis budaya dan lingkungan, cagar budaya candi dan cagar alam geologi yang terletak di wilayah Sleman Timur," ungkap dia.

Adanya beberapa akses exit tol tersebut juga berpengaruh positif dan mendukung wisata kuliner dan wisata belanja dari UMKM bagi wisatawan yang melintasi atau sedang berkunjung ke Kabupaten Sleman, imbuh Ning.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More