Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 28 September 2020 | 18:35 WIB
Proses penandatanganan berita acara kerelaan, dalam agenda konsultasi publik proyek tol, di Kantor Kalurahan Tirtoadi, Senin (28/9/2020). (kontributor/uli febriarni)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati menyarankan kepada warga yang terdampak tol Jogja untuk melakukan relokasi mandiri. 

Lurah Tirtoadi, Sabari mengungkapkan warga yang akan mendapatkan ganti untung akibat terdampak tol Jogja tak perlu menunggu pemerintah perihal relokasi. Sebaiknya melakukan relokasi mandiri.

"Monggo kalau memang mau relokasi mandiri bersama-sama. Mau pindah ke mana, ambil satu lahan lalu dibagi, itu silakan," terangnya, Senin (28/9/2020).

Selain alasan khusus dari tim PPK tol, Sabari menyatakan relokasi mandiri menjadi pilihan pemerintah kalurahan agar tidak ada prasangka yang kelak berpotensi jadi masalah.

Baca Juga: Rekonstruksi Balita Tewas di Sleman, AF Disudut Rokok dan Dipukul Kayu

Sebagai salah satu warga terdampak, Sabari sendiri sudah mencicil membangun rumah baru, di lahan milik pribadinya, masih di kalurahan yang sama.

"Kalau [membangunnya] nunggu ganti untung [pembayaran cair], nanti saya kelabakan," ujarnya.

Tercatat, ada total 277 bidang terdampak tol Jogja-Bawen dan 561 bidang terdampak Jogja-Solo. Jumlah tersebut sudah termasuk dengan tanah desa terdampak. Secara umum, warga terdampak sudah rela menyerahkan aset mereka berupa lahan dan rumah, untuk proyek tol tersebut.

Hanya saja, kala ditemui di kantornya, Sabari belum bisa menyebutkan jumlah pasti warga terdampak tol Jogja-Cilacap. 

Seorang warga Dusun Jembangan, Sudiran menyebut, tanah miliknya yang terdampak tol berupa sawah seluas 441 meter persegi.

Baca Juga: Pilkada Sleman, 5 Tim Humas Bawaslu Awasi Puluhan Akun Medsos Paslon

Sudiran mengaku ikhlas dan menyebut masih memiliki lahan sawah lain untuk ia garap. Sawah tersebut berukuran 1.200 meter persegi dan bila panen, maka hasilnya lebih banyak ketimbang sawah yang terdampak tol.

"Pengaruh tidak terlalu besar [bagi mata pencaharian sehari-hari] menurut saya. Yang lain itu, masih cukup buat makan," ujarnya, dijumpai usai konsultasi publik sesi dua, di Kantor Kalurahan Tirtoadi.

Penyerahan dokumen terkait dengan proyek tol, sudah Sudiran lakukan pada sekitar dua bulan lalu. Sehingga kedatangannya hari ini di kalurahan adalah untuk menandatangani berita acara kerelaan menyerahkan lahannya bagi proyek tol.

"Kalau saya malah senang [jadi warga terdampak], sawah itu hanya setahun sekali panennya, pengairannya kurang baik. Nanti dana [ganti untung] akan digunakan untuk usaha lainnya," tuturnya.

Relokasi makam

Sementara itu Lurah Tirtoadi, Sabari berencana akan mencarikan tanah pengganti bagi makam terdampak pembangunan tol.

Ia menjelaskan, sebagai kawasan junction tiga tol (Jogja-Solo, Jogja-Bawen, Jogja-Cilacap), ada empat makam terdampak di kalurahan tersebut. Beberapa di antaranya berstatus Sultan Ground (SG).

Saat ditanyakan terkait SG, akan ditukar guling atau ikut dalam proses ganti untung, Sabari tak dapat berkomentar lebih jauh.

"Untuk rencana pemindahannya, masih mau kami carikan [lahan penggantinya]. Kalau makam yang SG, kembali ke Sultan dulu," ungkapnya.

Kendati demikian, walau Kalurahan akan mencoba mencarikan, pihaknya tetap menunggu keinginan dari warga setempat, sebagai ahli waris makam. Sedangkan teknis pemindahan makam, diserahkan kepada tim proyek.

"Kami juga tetap lihat keinginan warga, mau direlokasi atau seperti apa," tandasnya.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More