Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin
Rabu, 30 September 2020 | 13:11 WIB
Jubir PA 212 Novel Bamukmin. [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]

Selain itu, Novel mengendus ada satu kelompok yang berupaya agar ideologi PKI tidak bisa dihilangkan begitu saja dari bumi Nusantara. Termasuk mereka yang mulai tampil terang-terangan yang mengaku sebagai anak-cucu PKI.

Menyoal pernyataan Novel Bamukmin, Komandan Densus 99 Banser pun angkat bicara. Menurut Nuruzzaman, dia sangat tidak sepakat sama sekali dengan Novel.

Dia bahkan menyebut kalau Novel sedang berhalusinasi, karena PKI dikatakan dia sudah mati, dan sudah bubar.

“Ya tidak sepakat sama sekali saya, itu Mas Novel ini enggak belajar sejarah. Tadi sudah diceritakan oleh Profesor Asvi dan Profesor Kiki (narasumber lain) bahwa di dunia ini sudah tidak ada lagi ideologi komunisme.”

Baca Juga: Satrio Robek Alquran dan Coret Musala, PA 212: Gaya Pelaku Seperti PKI

“Dalam praktek kenegaraan tadi, disebutkan hanya Kuba dan Korea Utara. China saja, sudah tidak lagi menggunakan konsep komunisme dalam urusan ekonomi mereka,” kata dia.

Nuruzzaman justru melihat saat Indonesia justru tidak pernah memperlihatkan kebijakan-kebijakan otoriter atau mengarah pada komunisme.

Sebaliknya, pemerintah, kata dia, malah jelas arah ekonominya neoliberal. Sehingga bertentangan dengan tuduhan komunis.

“Jadi menurut saya ini orang (Novel) sedang berhalusinasi. Orang yang benci dengan pemerintah saat ini, kemudian memanfaatka agenda tahunan 30 September itu, dijadikan konsumsi politik. Padahal faktanya, yang jelas-jelas mengancam NKRI saat ini adalah HTI.”

“Yang jelas-jelas merongrong ingin mengubah Pancasila menjadi ke-Islaman. Sementara PKI sudah tidak ada, sudah dibubarkan. Jadi Novel ini sedang berhalusinasi sebenarnya,” kata dia lagi.

Baca Juga: Nobar Film G30S/PKI Tak Direstui Polisi, PA 212 Protes

Menanggapi hal itu, Novel Bamukmin kemudian memberi argumentasinya. Kata dia, pihaknya tetap yakin ada gelagat komunis akan bangkit lagi. Rentetan itu, kata Novel, setidaknya sudah terlihat pada banyak hal, termasuk mengkriminalisasi ulama.

Load More