Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Rabu, 07 Oktober 2020 | 14:46 WIB
Sri Sultan HB X dan Butet Kartaredjasa saat sarapan bersama di Keraton Kilen. - (Youtube/Butet Kartaredjasa)

SuaraJogja.id - Seniman Butet Kartaredjasa membagikan videonya menemani Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Moeldoko menyantap sarapan bersama dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Butet berkunjung ke Keraton Kilen, tempat kediaman Sultan HB X. Ia mengaku sedikit terburu-buru lantaran sudah terlambat. Dalam videonya, ia menunjukkan jalan menuju hunian Sultan tersebut. Menurutnya, itu adalah jalan yang cukup panjang, sebab kawasan keraton sendiri cukup luas.

"Pasti orang-orang penting itu sudah sarapan duluan, tapi tidak apa-apa saya kan sudah lama tidak ke Keraton Kilen, jadi ini kesempatan," ujar Butet dalam videonya.

Lama tidak diundang ke kediaman Sultan, Butet mengaku sudah mempersiapkan beberapa pertanyaan. Ia berharap agar nanti Sultan HB X berkenan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang sudah ia siapkan. Beberapa pertanyaan itu juga mungkin sudah berada dalam pikiran masyarakat Jogja.

Baca Juga: Kenapa Rasa Makanan Sisa yang Dipanaskan Lebih Enak? Ternyata Ini Sebabnya

Duduk satu meja dengan Raja Ngayogyokarto Hadiningrat, Butet menanyakan bagaimana pandangan Sultan mengenai pilkada yang sehat, terutama saat ini, baik Yogyakarta maupun masyarakat seluruh Indonesia tengah berada dalam situasi pandemi.

Menjawab pertanyaan Butet, Sultan menyampaikan bahwa ia tidak tahu pasti definisi sehat yang dimaksud. Namun, jika pilkada sehat yang dibicarakan tidak hanya menyangkut pada calon kepala daerah, tetapi juga pada masyarakat, maka Sultan menilai, kuncinya terletak pada tim sukses pasangan calon.

"Calon sendiri harus bisa mengendalikan tim suksesnya. Betul-betul jaga jarak, itu yang harus dilakukan," ujar Sultan pada Butet.

Menurut Sultan, menggunakan masker dan mencuci tangan saja tidaklah cukup. Masyarakat tetap harus melakukan kedua protokol kesehatan itu. Namun, Sultan juga mempertanyakan apakah masyarakat benar-benar selalu mencuci tangan dan setiap tempat kampanye memiliki disinfektan dan air mengalir.

Sultan menambahkan, ia mempertanyakan ketertiban masyarakat yang mengikuti kampanye dalam menaati protokol kesehatan. Jika para peserta duduk, tentu kursi bisa diatur agar berjarak. Namun jika berdiri, Sultan merasa sanksi apakah benar-benar bisa dilakukan jaga jarak.

Baca Juga: Saat Santai di Balkon, Perempuan di Sleman Jadi Korban Ekshibisionis

"Jadi pembatasan-pembatasan itu untuk tidak berkerumun menjadi penting, bagi perangkat pemerintah," ujar Sultan.

Sultan juga menyebutkan, baik KPU dan Bawaslu perlu bekerja sama dengan pemerintah untuk menjaga penerapan protokol kesehatan. Dalam situasi saat ini, Sultan menilai, pengumpulan massa di lapangan untuk kegiatan kampanye tidak diperlukan.

Selanjutnya, Butet mempertanyakan mengenai pusaka yang ada di Keraton Yogyakarta, yakni Pusaka Panji Tunggul Wulung, yang dulu saat ada wabah pes tahun 50-an. Konon dulu pusaka itu dikirabkan mengelilingi beteng untuk menghilangkan wabah tersebut. Butet mempertanyakan kenapa saat ini pusaka tersebut tidak digunakan untuk menghalau wabah corona.

Menjawab pertanyaan Butet tersebut, Sultan menjelaskan bahwa jika hal tersebut dilakukan saat ini, terdapat risiko yang besar. Di antaranya, adanya kemungkinan munculnya pro dan kontra dari masyarakat.

Sri Sultan HB X dan Butet Kartaredjasa saat sarapan bersama di Keraton Kilen. - (Youtube/Butet Kartaredjasa)

Lihat video percakapan Butet dan Sultan DI SINI.

Selain itu, kepercayaan mengenai hal tersebut mungkin masih ada. Namun, yang dihadapi saat ini adalah wabah yang menyerang seluruh dunia dengan berbagai negara. Sultan menilai bahwa kondisi yang dihadapi sangat berbeda.

"Kondisinya kan sangat berbeda. Kalau tidak kan saya akan ditertawakan banyak orang," imbuh Sultan sembari tertawa.

Daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Sultan beranggapan, lebih baik masyarakat menjaga kondisi dirinya dan orang lain, sehingga perlunya tumbuh kesadaran di masyarakat mengenai hal tersebut.

Butet menyebutkan bahwa sebenarnya dia memiliki tiga pertanyaan yang ingin disampaikan kepada Sultan. Namun, saat pertanyaan terakhir disampaikan, Sultan tidak berkenan menjawab. Sebab, ia dikhawatirkan jawabannya berpotensi menimbulkan kontroversi.

"Ya sudah pertanyaannya saya simpan saja di dalam hati," tutur Butet, mencoba berlapang dada.

Sejak diunggah pada Senin (5/10/2020), video tersebut sudah ditayangkan lebih dari 3.000 kali. Ada 100 lebih pengguna YouTube yang menekan tanda suka. Ada juga beberapa komentar yang ditinggalkan warganet. Mereka mengaku salut dengan Sultan maupun Butet, yang bisa menyesuaikan pergaulan dengan banyak kalangan.

Load More