SuaraJogja.id - Dulu, jauh sebelum pemerintah bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan cuci tangan sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran virus corona, masyarakat Jawa sudah lebih dulu akrab dengan kegiatan sederhana itu. Menyediakan gentong, atau yang lebih dikenal sebagai padasan, di depan rumah menjadi hal biasa pada zamannya.
Padasan biasa diketahui dari bentuknya yang menyerupai gentong besar terbuat dari tanah liat dan diberi lubang pada bagian depan bawah untuk jalan keluar air.
Namun kini tradisi membasuh diri dengan padasan sudah mulai ditinggalkan seiring dengan peralihan zaman ke era yang lebih modern. Tidak ingin tradisi itu hilang ditelan modernitas, warga Jodog, Gilangharjo, Pandak, Bantul berinisiatif membangkitkannya kembali.
Bertajuk gentongisasi, warga di Dusun Jodog mulai melengkapi rumah masing-masing dengan padasan yang sudah dihias agar lebih menarik.
Baca Juga: Hore! BLT UMKM Cair Pekan Ini, Ini Syarat yang Harus Disiapkan
"Kita coba hidupkan kembali tradisi pola hidup bersih dan sehat yang sebenarnya adalah warisan dari nenek moyang sejak dulu," kata Kepala Dusun Jodog Bayu Yunarto saat ditemui, Kamis (8/10/2020).
Bayu mengatakan, selain membangkitan budaya luhur menjaga kebersihan tubuh, keberadaan padasan di setiap rumah warga ini juga sebagai dukungan terhadap anjuran dari pemerintah.
Penerapan protokol kesehatan dengan mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir menjadi tujuan utamanya.
Bayu menyampaikan, untuk saat ini setidaknya sudah ada 154 dari total 500-an rumah di Dusun Jodog yang telah memasang padasan. Pemberian padasan baru terbatas di depan jalan protokol itu tersebar di enam RT.
"Memang belum semua, tapi seiring berjalannya waktu semoga semua warga sudah menyediakan padasan. Bahkan kalau bisa ditiru oleh warga dusun lain," tuturnya.
Baca Juga: Lawan Covid-19, Tingkatkan Imun Tubuh dengan Minum Jamu
Tak berhenti dalam penyediaan padasan di rumah-rumah warga saja, gentongisasi ditegaskan lagi oleh warga setempat dengan menghadirkan gentong atau padasan raksasa berukuran 3x4 meter yang berada di persimpangan jalan sebelum masuk ke desa.
Bayu menjelaskan, gentong atau padasan raksasa ini bisa menjadi semangat warga Dusun Jodog, bahkan setiap masyarakat yang lewat, untuk terus menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.
Hal itu guna menekan terus angka peningkatan Covid-19, khususnya di Kabupaten Bantul.
Apresiasi diberikan Lurah Desa Gilangharjo Pardiyana atas gerakan yang dilakukan oleh warga Dusun Jodog tersebut.
Menurutnya, tradisi yang baik dari peninggalan nenek moyang ini masih sangat berguna sebagai pengingat masyarakat luas untuk terus menjalankan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 yang berlaku.
"Masih sangat relevan apalagi dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Tradisi yang baik harus terus dilestarikan," ujar Pardiyana.
Berita Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
-
Aldi Satya Mahendra Sekolah di Mana? Cetak Sejarah Pembalap RI Pertama Juarai WorldSSP300
-
MAN 2 Bantul Meriahkan Expo Kemandirian Pesantren di UIN Sunan Kalijaga
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali