Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 09 Oktober 2020 | 12:50 WIB
Aksi massa penolakan pengesahan UU Cipta Kerja di DPRD DIY bertajuk Jogja Memanggil diwarnai kericuhan, Kamis (8/10/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Sejumlah kampus di Yogyakarta mulai angkat suara perihal adanya sejumlah mahasiswa mereka yang terluka dalam bentrokan dengan aparat kepolisian yang terjadi saat aksi Jogj aMemanggil, Kamis (8/10/2020).

Kabid Humas dan Protokol Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Ariadi Nugraha menjelaskan, setelah mengikuti demo tolak UU Cipta Kerja pada Kamis kemarin, sedikitnya ada 8 mahasiswa yang mengalami luka-luka dan dirawat di tiga rumah sakit.

"Enam mahasiswa dirawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, 1 mahasiswa di Klinik Utama Asri Medical Center, dan 1 mahasiswa di RS Bethesda," kata dia, Jumat (9/10/2020).

Ariadi menambahkan, delapan mahasiswa tersebut sudah diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan.

Baca Juga: Mahasiswi Jogja Dichat Polisi karena Dukung Demo, Polres Sleman Klarifikasi

Sementara itu menurut Ariadi, mahasiswa UAD yang ada di kepolisian masih didata oleh pihak universitas dan mendapatkan advokasi oleh WR Bidang Kemahasiswaan dan Alumni serta Pusat Konsultasi Bantuan Hukum (PKBH) UAD.

"Perkembangan lebih lanjut akan kami informasikan selanjutnya," ungkapnya.

Selain itu, Kabag Humas dan Protokol Universitas Gadjah Mada (UGM) Iva Ariani membenarkan ada sejumlah mahasiswa UGM yang ikut dalam aksi massa Jogja Memanggil, dan mereka masih berada di Mapolda DIY.

"Pagi ini Dir Kemahasiswaan ke Mapolda. Mohon doa agar semua sehat ya," ucapnya.

Terpisah, seorang kakak peserta aksi, Noristera, menyatakan, sejak kemarin petang adiknya belum pulang ke rumah setelah mengikuti aksi Jogja Memanggil.

Baca Juga: Gas Air Mata Ditembakkan, Demonstran di Jogja Bantu Polisi Oles Pasta Gigi

Setelah dihubungi lewat sambungan telepon oleh pihak kepolisian, pada malam harinya, ternyata sang adik, yang merupakan mahasiswa UAD, berada di Mapolresta Yogyakarta dengan sejumlah orang lainnya yang turut dibawa jajaran personel kepolisian.

Mendengar informasi tersebut, Noristera beserta keluarga langsung menuju Mapolresta untuk mengetahui kondisi terkini adiknya.

Namun hingga kini, baik ia maupun ibunya masih belum bisa menemui adiknya, yang bernama Raafi Taufiqurrahman.

Bersamaan dengan itu, Noristera terus menjalin komunikasi dengan pihak universitas dan mencoba mendapatkan pendampingan dari lembaga bantuan hukum.

"Semoga baik baik aja semua dan lekas pulang," tutur Noristera kepada SuaraJogja.id.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More