SuaraJogja.id - Eks politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean memberikan kritik pedas untuk para kepala daerah yang menolak UU Cipta Kerja. Di sisi lain, pernyataan Ngabalin soal sampah demokrasi dan tanggapan santai tetapi menohok dari Refly Harun juga menjadi sorotan.
Sementara itu di Jogja, Polda DIY menereima sembilan laporan pescabentorkan yang terjadi saat demo tolak UU Cipta Kerja. Selain itu, saat ini warga Jogja juga tengah memasuki tahun ke-10 pascaerupsi Gunung Merapi, dan warga mengungkapkan bergaam perubahan yang mereka rasakan kini.
Tak hanya itu, video viral tips usaha "pelihara tuyul" Mbah Lasiyo asal Bantul ternyata masih ada kelanjutannya, yang lantas mengobati rasa penasaran warganet. Berikut lima berita terfavorit SuaraJogja.id, Jumat (16/10/2020) kemarin:
1. Ngaku Makin Paham UU Ciptaker, Ferdinand Semprot Kepala Daerah yang Menolak
Penolakan terhadap UU Cipta Kerja (Ciptaker) oleh sejumlah kepala daerah membuat heran mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.
Hal tersebut ia rasakan setelah ia mengaku makin memahami substansi inti dari UU yang dikecam masyrakat luas ini.
2. Viral Tips Usaha Pelihara Tuyul Mbah Lasiyo, Ternyata Ini Maksudnya
Sebuah video yang membagikan momen ketika seseorang kakek yang berprofesi sebagai petani pisang di Kabupaten Bantul viral di media sosial Twitter. Video ini viral karena petani tersebut membagikan tips usaha sukses yang cukup nyentrik.
Baca Juga: Farid Gaban: Budiman dan Fadjroel Harusnya Ganas Tolak UU Ciptaker
Video ini diunggah oleh akun Twitter @renaldypjs pada Rabu (14/10/2020). Akun Twitter ini mengunggah dua potongan video yang saling berkesinambungan. Dalam twitnya, ia menuliskan, "Ilmu bisnis yang tidak diajarkan di kampus."
3. Ngabalin Sebut Sampah Demokrasi, Pendapat Refly Harun Santai Tapi Menohok!
Pakar hukum dan tata negara Refly Harun angkat bicara terkait pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang menyebut demonstran sampah demokrasi.
Menurut Refly Harun, pendapat tersebut merupakan hak Ngabalin. Namun, dia mempertanyakan bagaimana mungkin aksi demonstrasi disebut sampah demokrasi.
Berita Terkait
-
Farid Gaban: Budiman dan Fadjroel Harusnya Ganas Tolak UU Ciptaker
-
Panas! Perihal Kata Bodoh, Ferdinand Hutahaean Tantang Debat Musni Umar
-
Bima Arya Minta APEKSI Dilibatkan Dalam Rumuskan Aturan Turunan UU Ciptaker
-
Gedung DPRD DIY Rusak Pascademo, Polresta Sebut Ada Penambahan Tersangka
-
Pakar Hukum Nilai UU Ciptaker Bisa Dibatalkan oleh MK
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Deadline Proyek di Gunungkidul Dikejar: DPRD Tak Ingin Hujan Jadi Alasan
-
Setelah Diperiksa Intensif, Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Resmi Ditahan Terkait Kasus Korupsi
-
WNA Tiongkok 'Nakal' di Yogyakarta: Alih-Alih Pelatihan, Malah Kerja Ilegal?
-
Trauma Mendalam, Terdakwa Kecelakaan Maut BMW Menangis di Persidangan: 'Saya Bukan Pembunuh'
-
Raih Saldo Gratis? Ini Trik Jitu dan 4 Link Aktif untuk Klaim DANA Kaget buat Warga Jogja