SuaraJogja.id - Apa yang terlintas dalam pikiran masyarakat awam ketika melihat seekor ular masuk ke rumahnya? Kemungkinan besar mereka akan mengira ular tersebut berbahaya dan jika tidak segera diambil tindakan dapat berakibat fatal bagi setiap orang yang ada di rumah tersebut.
Tindakan dari setiap orang tidak akan selalu sama dalam menghadapi ular yang masuk ke rumah mereka. Namun tidak jarang ditemui beberapa orang yang dengan secara sadar membunuh hewan melata tersebut karena dianggap terlalu berbahaya jika dibiarkan hidup.
Di sinilah Sioux kemudian berperan. Komunitas pecinta ular yang kini telah menjadi yayasan ini hadir di tengah masyarakat bukan untuk semata-mata menyelamatkan ular yang masuk ke rumah warga tapi memberikan edukasi terkait dengan ular itu sendiri.
Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat Purwanto, sedikit berbagi cerita kepada SuaraJogja.id tentang awal mula ia dan tiga orang rekannya memutuskan untuk menekuni bidang edukasi ular di Indonesia ini hingga misi besar yang diemban oleh Sioux di tengah masyarakat.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jogja Hari Ini, Minggu 18 Oktober 2020
Aji menjelaskan sebelum Sioux terbentuk, ia bersama delapan temannya salah satunya Heru Gundul yang merupakan pembawa acara kenamaan dari program 'Jejak Si Gundul' lebih dulu membuat sebuah komunitas yang juga tak jauh dengan ular yakni komunitas pramuka pecinta reptil di Yogyakarta bernama Natrix Scout di tahun 1998.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, komunitas tersebut akhirnya harus ditutup.
Tidak lama setelah itu, tepatnya pada 23 November 2003 di Jakarta hadirlah Sioux, yang kata Aji, merupakan kelanjutan dari Natrix. Pasalnya maksud berdirinya Sioux sendiri adalah sebagai penerus misi dari Natrix namun dengan skala yang lebih besar, jika sebelumnya hanya di Jogja kali ini Sioux merambah seluruh Indonesia.
"Sioux sendiri nama salah satu suku Indian di Amerika. Dalam bahasa Indian, Sioux artinya ular," kata Aji saat ditemui SuaraJogja.id di Shelter Yayasan Sioux Ular Indonesia, Kretek, Bantul, beberapa waktu lalu.
Rintis Komunitas bersama Heru Jejak si Gundul
Baca Juga: Kecelakaan Maut 3 Mobil di Jalan Jogja-Wonosari, 1 Korban Meninggal
Aji mengatakan ide awalnya memang lebih banyak kepada edukasi yang akan dilakukan kepada masyarakat. Fokusnya bukan ke lembaga konservasi, komunitas reptil atau malah pecinta ular apalagi bisnis jual beli.
"Kita lebih fokus mengubah paradigma negatif masyarakat tentang ular. Jadi kita adakan pelatihan-pelatihan tentang ular, lalu edukasi, penelitian sampai akhirnya berkembang sampai ke rescue. Tahun 2012 kita menjadi sebuah yayasan yang kebetulan saya menjadi ketua. Sedangkan teman-teman pendiri lainnya berbagi tugas ada yang menjadi dewan pengawas dan pembina sampai sekarang," ujarnya.
Aji sendiri mulai tertarik dengan ular sekitar periode tahun 1996-1997 setelah belajar bersama Mas Gundul 'Jejak Si Gundul'. Ia melihat bagaimana Mas Gundul dapat dengan mudah berinteraksi dengan ular cobra yang notabene sangat berbisa.
"Akhirnya setelah saya tanya-tanya ternyata ada hal menarik yang saya dapat bahwa tidak semua ular itu berbahaya. Lalu kita putuskan untuk buat komunitas untuk edukasi tentang ular, tadinya hanya menyasar kelompok-kelompok pramuka saja," ucapnya.
Pengalaman Aji yang sudah bertahun-tahun mendalami tentang ular dibuktikan dengan beberapa kesempatan yang ia dapatkan untuk berkeliling Indonesia dari Aceh hingga Papua guna memberikan edukasi masyarakat terkait dengan ular. Selain itu Aji juga pernah diminta untuk mengisi beberapa program televisi terkait dengan petualang dan ular.
Dari situ Aji dan teman-teman lainnya yakin bahwa misi utama Sioux adalah untuk edukasi bukan sekadar rescue atau penyelematan saja. Menurutnya, justru malah rescue ini bagian kecil dari tindakan nyata di lapangan namun misi besarnya adalah mengubah paradigma negatif masyarakat tentang ular itu sendiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- 6 Pilihan HP RAM 12 GB Dibawah Rp2 Juta: Baterai Jumbo, Performa Ngebut Dijamin Anti Lag!
- Polemik Ijazah Jokowi Memanas: Anggota DPR Minta Pengkritik Ditangkap, Refly Harun Murka!
- 5 Pilihan Mobil Bekas Honda 3 Baris Tahun Muda, Harga Mulai Rp50 Jutaan
- 5 AC Portable Murah Harga Rp350 Ribuan untuk Kamar Kosan: Dinginnya Juara!
Pilihan
-
Akal Bulus Oknum Debt Collector Jebak Petugas Damkar Bantu Tagih Utang Pinjol
-
BREAKING NEWS! Hasil RUPS LIB: Liga 1 Super League, Liga 2 Jadi Championship
-
5 Rekomendasi HP Murah Memori 256 GB Harga di Bawah 2 Juta, Terbaik Juli 2025
-
Timnas Putri Indonesia Gagal, Media Asing: PSSI Cuma Pakai Strategi Instan
-
8 Pilihan Sepatu Gunung Hoka: Cengkeraman Lebih Kuat, Mendaki Aman dan Nyaman
Terkini
-
Sekolah Swasta Jogja Siap Gratiskan Pendidikan, Asal... Dana Pemerintah Harus Cukup
-
Selain Bukan Kurir ShopeeFood Resmi, Dua Tersangka Pengerusakan Mobil Polisi Tak Saling Kenal
-
Dulu Panen, Sekarang Gigit Jari: Curhat Pedagang dan Jukir Pasca Relokasi Parkir ABA di Jogja
-
Pasangan Couplepreneur Ini Dapat Dukungan BRI, Ekspansi Bisnis Sampai Amerika
-
Polisi Tegaskan Keterlambatan Pengantaran ShopeeFood di Godean Tak Berjam-jam tapi Hanya 5 Menit