Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 20 Oktober 2020 | 20:40 WIB
orres Eguen Javaswistara, melukis sebuah karakter dengan dua tangan sekaligus saat ditemui di Karangwaru Riverside, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Selasa (20/10/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Tanpa pikir panjang, tangan mungilnya langsung membuka cat warna yang sudah disiapkan. Dengan cekatan, kuas kecil yang ada di tangan kiri dan kanannya meliuk-liuk di atas kanvas putih. 

Tenang dan santai, dua tangan anak ini secara bersamaan melukis gambar seorang manusia dan seekor hewan. Terlihat aneh memang, anak seusia itu mampu melukis dengan dua tangan sekaligus. 

Tapi kenyataannya demikian, laki-laki bernama Torres Eguen Javaswistara (10) melukis dengan dua tangannya. 

"Lebih enak gini, melukis pakai dua tangan. Awalnya cuma pakai satu tangan, tapi rasanya berbeda. Hasilnya malah lebih hidup kalau pakai dua tangan," jelas Torres ditemui wartawan di Karangwaru Riverside, Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Selasa (20/10/2020).

Baca Juga: Sosialisasikan Protokol Kopdar saat Pandemi, Begini Uniknya Ultah ISC DIY

Tiap cat warna dia ambil dengan kuas kecil. Sesekali, anak bertangan kidal itu mencampurkan cat hingga membuat warna lain. Sambil sesekali melukis, Torres juga berbincang mengenai tema yang paling disukai.

"Saya paling suka melukis wayang dan jatilan. Karena punya karakter bagus dan hidup, dulu juga suka nonton wayang," ungkap dia.

Torres mulai dikenalkan dengan seni lukis sejak kecil. Tiap dirinya bangun pagi selalu melihat sang ayah melukis di rumahnya. Tak hanya itu, Torres yang masih duduk di bangku kelas 4 SD Negeri Petinggen ini juga kerap diajak melukis.

Pelukis cilik asal Yogyakarta, Torres Eguen Javaswistara bersama adik dan ayahnya menunjukan piagam di Karangwaru Riverside, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Selasa (20/10/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

"Mulai usia 3 tahun saya sudah suka gambar. Ya gambarnya masih berantakan. Mulai tambah usia kalau pulang dari jalan-jalan juga suka menggambar apa yang saya lihat," ujarnya sambil menyelesaikan lukisannya.

Pertama kali karakter yang dia lukis adalah hewan-hewan. Saat itu dirinya tengah pulang dari Gembiraloka Zoo, Kota Yogyakarta. Melihat banyak hewan di sana, Torres lalu membuat sketsa dan menggambar beragam macam hewan.

Baca Juga: Ada 40 Kasus Baru Positif Covid-19 di DIY, Mayoritas dari Bantul

Sudah tujuh tahun berlalu, bakat Torres semakin terasah. Hampir 30 lukisan yang dia hasilkan diatas kanvas. Berbagai tema telah ia buat saat mengikuti sejumlah lomba melukis baik di tingkat kota bahkan provinsi.

Ayah Torres, Gunawan Edi Santosa (42) menerangkan bahwa keluarganya memang memiliki darah seni. Adik-adik Gunawan juga memiliki kemampuan seni terutama seni lukis. Menurutnya bakat melukis ini turun kepada Torres.

Berbagai lomba dan kegiatan melukis di alam terbuka kerap diikuti anak sulung dari dua bersaudara ini. Menurut Gunawan hal itu memicu anaknya untuk mengenal gaya atau karakter pilihannya ketika melukis.

Tak ada tuntutan yang diberikan Gunawan kepada anaknya. Ia menilai jika seniman harus memiliki gaya sendiri tanpa harus dipaksa.

"Tidak ada gaya melukis yang saya berikan. Tapi memang dia punya idola pelukis seperti Klowor Waldiyono dan seniman lukis yang ada di Jogja. Jadi saya biarkan sendiri menemui karakter dan gaya melukis," ungkapnya.

Berbicara soal prestasi, lukisan Torres sempat dipamerkan di Kyoto, Jepang. Saat itu, dirinya mengikuti lomba bertema Covid-19 dan mendapat apresiasi oleh juri. Karyanya mendapat antusias cukup baik.

Dari prestasi yang sampai melalang buana ke negeri Sakura, Torres terus membuat karya di usianya yang masih dibilang muda. Dari 30 karya, lima diantaranya telah dibeli orang luar negeri.

Salah satu karya bertema wayang tinju yang dibuat Eguen Javaswistara yang akan dipamerkan di pameran tunggalnya, 27 Oktober 2020 di Mustika Yogyakarta. [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

"Ada beberapa turis dari Swiss yang tertarik dengan lukisan dia. Awalnya dia ikut kegiatan lukis on the spot di Museum Affandi tahun 2018-2019 itu. Karena gambar yang dia lukis berupa jatilan, orang ini senang dan dibeli dengan harga kisaran Rp2-3,5 juta," ungkap Gunawan.

Torres telah memantapkan cita-citanya sebagai pelukis ternama. Karyanya pun terus dia buat dan saat ini dirinya bersiap untuk membuat pameran tunggal.

Anak yang juga suka memancing ketika mood lukisnya hilang ini akan membuka pameran tunggalnya pada 27 Oktober mendatang.

"Rencananya akan membuat pameran tunggal di Sheraton Mustika Yogyakarta. Ini menjadi sebuah langkah untuk terus mengembangkan bakatnya. Torres nantinya akan melukis secara langsung ketika pameran digelar," ujar Gunawan.

Ia menjelaskan bahwa memang bakat anaknya turun dari keluarga. Kendati demikian, dirinya akan terus mendukung Torres mengasah dan membangun kemampuan anaknya ke depan.

"Ada banyak piagam dan penghargaan yang ia dapatkan. Harapannya dari hasil ini menjadi jembatan agar dia terus termotivasi. Ia telah bercita-cita menjadi pelukis. Maka dari itu saya terus mendukung dia," katanya.

Load More