Sementara itu, Tenaga Ahli Pertanian Alami, Yos Suprapto mengatakan akan ada banyak keuntungan yang bakal didapat oleh para petani ketika sudah mengembangkan pertanian alami ini. Salah satunya menjadikan tanaman lebih tahan musim, sehingga baik di musim kemarau yang minim air pun tanaman akan tetap menghasilkan kualitas baik.
"Kalau mikro organisme yang dipersiapkan sudah jadi dan masuk sedalam 30 cm dari permukaan tanah, musim kemarau atau minim air pun tetap akan dapat menumbuhkan tanaman yang hasilnya sama baiknya," kata Yos.
Untuk menjaga kondisi lahan tersebut, para petani tidak perlu mencangkul lagi tanah yang sudah ditanami. Jadi tanah yang subur itu cukup ditusuk-tusuk atau digarpu agar udara yang berisi partikel bisa masuk.
Yos menjelaskan hal tersebut ibaratkan memberikan napas kehidupan untuk kesuburan lahan itu. Selain udara, partikel lain seperti air juga akan sangat membantu perkembangan setiap tanaman yang ditanam.
Baca Juga: Jadi Wilayah Rawan Bencana, Bantul Tetapkan Status Siaga Darurat
Tidak lupa Yos, juga mengingatkan kepada para petani untuk selalu menanam dengan perasaan yang senang dan energi positif. Artinya bukan kemarahan atau kesedihan bahkan energi negatif lain yang diberikan saat bercocok tanam. Sebab, hal itu akan berdampak pada pertumbuhan tanaman yang tidak maksimal.
"Hal-hal semacam itu yang akan membuat kita dihidupi oleh alam itu sendiri. Kuncinya siklus, timbal balik, kita berikan baik untuk alam, maka alam akan memberikan yang baik pula bagi kita," ujarnya.
Menurut Yos, nantinya di lahan pertanian Guwosari tersebut akan dibangun semacam sekolah pertanian alami. Di sekolah tersebut, rencananya tidak hanya akan belajar masalah teknik saja tapi banyak pelajaran lain terkait harmonisasi antara manusia dan alam.
"Sekolah yang memanusiakan manusia, fokusnya akan menuju ke sana. Tapi sebelum menuju ke sana kita harus menjadi manusia yang utuh dulu. Mudah-mudahan dapat kita realisasikan secepatnya, karena memang perangkat desa di sini sudah sangat mendukung," terangnya.
Yos menyebut hal ini selaiknya cita-cita Pangeran Diponegoro yang menginginkan untuk terbebas dari penjajahan. Jika memang di beberapa waktu mendatang pertanian alami ini sudah terlihat hasilnya, maka para petani tidak perlu mengeluarkan modal sepeser lagi untuk bertani.
Baca Juga: Jadi Wilayah Hilir, BMKG Minta Masyarakat Bantul Waspadai Dampak La Nina
Namun hal yang paling penting untuk dilakukan terlebih dahulu adalah menyembuhkan ibu bumi ini. Pasalnya dengan segala kontaminasi pupuk-pupuk sintetis yang terlampau lama mengakibatkan kerusakan pada ibu bumi yang berdampak pada segala tanaman yang telah ditanam.
Berita Terkait
-
Kementan Tegaskan Komitmen Jokowi dan Prabowo serta Para Wapres Dukung Mentan Berantas Mafia Pangan
-
Sikat Mafia Beras, Menteri Pertanian Cerita Dulu Sempat Ditegur Wapres: Ada Pemimpin Besar di Sana
-
Mentan Langsung Sidak Bulog dan PIHC, Begitu Tiba dari Yordania
-
Bali Mau Jadi Seperti Israel? Gubernur Koster Usulkan Revolusi Pertanian Berbasis Teknologi!
-
Panen Raya Padi 2025 Sangat Tinggi, Pengamat Menyatakan Publik Layak Memberikan Apresiasi
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat