SuaraJogja.id - Sejumlah barak di area Kapanewon Cangkringan mulai disiagakan. Langkah itu dilakukan menyusul adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi selama sepekan terakhir.
Panewu Cangkringan Suparmono menjelaskan, sementara ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Komunitas Siaga Merapi (KSM) dan gotong-royong membersihkan barak pengungsian, bila sewaktu-waktu dibutuhkan
"Dalam waktu dekat di Argomulyo akan mengkondisikan Barak Gayam. Berkoordinasi dengan relawan dan masyarakat sekitar barak, bila sewaktu-waktu barak harus difungsikan," ungkapnya, Senin (2/11/2020).
Secara umum, kondisi barak pengungsian masih relatif bagus, hanya perlu dibersihkan dan disiapkan lebih baik.
Baca Juga: Pemkab Sleman Siapkan Rp10 Miliar untuk Hadapi Bencana di Musim Hujan
"Kami belum membicarakan masalah logistik," terangnya, kala ditanyai perihal persiapan logistik dan persiapan lain serupa.
Kendati demikian ia menekankan, semua kalurahan di Cangkringan sudah memiliki anggaran penanggulangan bencana dalam RAPDes mereka. Dana itu bisa digunakan dalam kondisi tanggap darurat.
Suparmono meminta warga tetap tenang dan beraktivitas secara normal sesuai imbauan BPPTKG.
"Meskipun aktivitas meningkat, Merapi tetap dalam status Waspada Level II," imbuh dia.
Sementara itu, seorang warga Huntap Pagerjurang, Kalurahan Kepuharjo, Tugiman menjelaskan, saat ini belum ada persiapan logistik dan persiapan kedaruratan lain di wilayahnya.
Baca Juga: Debat Publik Pertama Pilkada Sleman, Cabup Baca Catatan Jadi Sorotan Publik
"Kan belum ada perubahan status [kegunungapian]," ucap Tugiman.
Namun demikian, satu hal yang sudah menjadi teknik mitigasi warga setempat dalam hidup bersama dengan Merapi, yaitu memiliki tas mitigasi.
"Tas itu juga tidak diletakkan di tempat yang sulit dijangkau, tapi yang mudah ditemukan dan dibawa," kata dia.
Pelajaran dari Bencana 10 Tahun Lalu
Tugiman menambahkan, manajemen barang-barang yang perlu dibawa selama mengungsi atau menghadapi bencana juga diperlukan. Untuk meminimalisasi persoalan di masa mendatang, pascabencana.
Salah satunya yaitu, turut serta menjadikan surat-surat berharga sebagai salah satu benda yang dibawa kala mengungsi. Surat-surat itu dibawa bersamaan dengan perlengkapan penting lain yang dibutuhkan selama menjauhi lokasi bencana.
- 1
- 2
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
-
Bocor! Jordi Amat Pakai Jersey Persija
-
Sri Mulyani Ungkap Masa Depan Ekspor RI Jika Negosiasi Tarif dengan AS Buntu
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
Terkini
-
Liburan Sekolah, Sampah Menggila! Yogyakarta Siaga Hadapi Lonjakan Limbah Wisatawan
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh