SuaraJogja.id - Puluhan pekerja dan buruh yang tergabung dalam berbagai aliansi buruh di Yogyakarta menggelar topo pepe untuk menyampaikan aspirasi ke pimpinan tertinggi, yakni Kasultanan Yogyakarta, di Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk permintaan agar Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X memperhatikan keadaan buruh yang makin tertindas.
Sekjen DPD Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Irsyad Ade Irawan mengatakan bahwa aksi topo pepe itu dilakukan oleh MPBI Yogyakarta, FSPM Indonesia Regional Jateng DIY, DPD SPN, FPPI Yogyakarta, serta LBH SIKAP, dan aliansi buruh lainnya.
"Aksi ini adalah bentuk permintaan dan kekecewaan buruh di DIY karena kami merasa tertindas dan ingin menyampaikan keprihatinan kepada Sultan. Jadi, sebagai pengayom masyarakat, beliau kami harapkan bisa membawa kemakmuran rakyat dengan cara menaikkan upah minimum dan mencabut Omnibus Law," kata Irsyad, ditemui di Titik Nol Kilometer, Senin (2/11/2020).
Ia mengatakan, aksi ini muncul lantaran penetapan Upah Minimun Provinsi (UMP) DIY tahun 2021 masih kecil.
Irsyad menilai bahwa kenaikan yang jika dirupiahkan berkisar Rp1,7 juta itu belum bisa memenuhi Kebutuhan Hidup Layak (KHL) pekerja di tiap kabupaten/kota.
"Kemarin itu baru naik 3,5 persen. Padahal harapan buruh bisa naik di atas 4 persen. Jadi kami meminta agar kenaikan UMP di 2021 harus sesuai KHL, yaitu rata-rata Rp3 juta," ujar Irsyad.
Selain menuntut kenaikan UMP sesuai KHL, mereka juga menuntut supaya Omnibus Law UU Cipta Kerja juga harus segera dicabut. Pasalnya, isi dari UU itu lebih banyak merugikan pekerja.
Irsyad menjelaskan, jika permintaan ini tak dikabulkan, pihaknya akan menggugat.
Baca Juga: Tanggapi Naiknya UMP DIY 2021, Aliansi BURJO: Pemda Tak Berpihak ke Pekerja
"Jika kami dari DPD KSPSI akan menggugat SK Gubernur misalnya nanti upah minimum tidak sesuai KHL," kata dia.
Topo pepe dilakukan lebih kurang 1,5 jam. Sejumlah buruh berpakaian batik lurik dan blangkon, duduk bersila di tengah Titik Nol Kilometer sambil membakar arang yang ditaburi kembang tujuh rupa.
Selain itu, sebuah poster bertulis "Gelar Budaya Topo Pepe Tolak Upah Murah 2021" terbentang di tengah jalan.
Sebagian massa aksi juga membawa tulisan "Naikkan Upah Buruh Sesuai KHL, Tolak SE Menaker tentang Penetapan Upah Tahun 2021 di masa Pandemi Covid-19".
Aksi popo pepe sempat membuat penasaran pengendara. Tak sedikit masyarakat yang melintas sambil mendokumentasikan aksi tersebut.
Berita Terkait
-
Tanggapi Naiknya UMP DIY 2021, Aliansi BURJO: Pemda Tak Berpihak ke Pekerja
-
Naik 3,54 Persen, UMP DIY 2021 Tambah Rp60.392 dari Tahun Sebelumnya
-
Daftar UMP Tahun 2020 Lengkap Setiap Provinsi, Tahun Depan Tak Ada Kenaikan
-
Aliansi Buruh Jogja: Tak Ada Transparansi dalam Pengelolaan BPJS Kesehatan
-
Ribut-Ribut UMK Jogja di Twitter, Ada Apa?
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
'Jangan Main-main dengan Hukum!' Sultan HB X Geram Korupsi Seret Dua Mantan Pejabat di Sleman
-
Rektor UII Pasang Badan: Jamin Penangguhan Penahanan Aktivis Paul yang Ditangkap di Yogyakarta
-
Sisi Gelap Kota Pelajar: Imigrasi Jogja Bongkar Akal-akalan Bule, Investor Bodong Menjamur
-
Jejak Licik Investor Fiktif Yordania di Jogja Terbongkar, Berakhir di Meja Hijau
-
Waspada! BPBD Sleman Ingatkan Bahaya Cuaca Ekstrem di Oktober, Joglo Bisa Terangkat Angin