Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 03 November 2020 | 13:34 WIB
[Ilustrasi] KRL di Bogor sempat berhenti di tengah perjalanan. [Suara.com/Rambiga]

SuaraJogja.id - Tak lama lagi masyarakat yang kerap melakukan perjalanan dari Jogja ke Solo dan sebaliknya dapat segera menikmati rangkaian jalur Kereta Rel Listrik (KRL) Jogja-Solo. Rencananya, pada 10 November mendatang Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bakal meresmikan jalur ini.

Menurut keterangan Kepala DAOP 6 PT KAI Jogja Asdo Artriviyanto, proyek pembangunan jalur KRL tersebut sudah dimulai sejak 21 Juli lalu.

Saat ini jalur KRL yang membentang dari Tugu sampai Solo Balapan ini sudah sampai tahap penyelesaian.

"Rencananya, tanggal 10 November Menhub akan meresmikan, soft launching jalur KA Rel Listrik Jogja-Klaten," katanya saat berudiensi dengan Bupati Sleman Sri Purnomo, Senin (2/11/2020), dikutip dari HarianJogja.com -- jaringan SuaraJogja.id.

Baca Juga: KRL Anjlok di Kampung Bandan, KAI Perkirakan Evakuasi Berlangsung 5 Jam

Ardo menjelaskan, pada akhir Desember diharapkan KRL jalur Jogja-Solo bisa dinikmati oleh masyarakat. Dengan demikian, pada 2021 KRL akan beroperasi selama 20 kali perjalanan setiap hari.

"Program ini merupakan upaya PT KAI untuk mendukung program strategis nasional untuk mengurangi beban jalan raya," katanya.

Selain itu, keberadaan KRL bertujuan untuk mendukung akses wisatawan yang akan berkunjung di destinasi wisata baik di DIY maupun Jawa Tengah.

Keberadaan KRL tersebut merupakan kali pertama di DIY karena di daerah lain moda transportasi sejenis belum dibangun.

"Kami bangun karena melihat jalur Jogja-Solo sangat potensial penumpangnya. Pada awalnya, KRL memiliki kapasitas 200 tempat duduk dengan empat gerbong. Dalam perkembangannya, KRL bisa sampai mangangkut 800 sampai 1000 penumpang atau dengan 12 gerbong," ujar Ardo.

Baca Juga: Asyik! Mulai Hari Ini KRL Normal Lagi, dari Pukul 04.00 - 24.00 WIB

Menurut survei penumpang lokal yang dilakukan PT KAI, kebanyakan penumpang naik dari Stasiun Maguwoharjo. Mereka yang naik di stasiun ini didominasi kalangan mahasiswa dan pegawai kantoran.

Untuk mengakomodasi kebutuhan penumpang, KRL beroperasi mulai pukul 04.00 WIB, sehingga akan dapat memberikan pelayanan bagi penumpang yang berangkat pagi hari.

Tidak hanya itu, beberapa stasiun juga akan dibuka kembali. Misalnya, stasiun Kalasan akan dibuka sebagai imbas dari penataan Stasiun Lempuyangan.

Selain stasiun Kalasan, pihaknya juga akan mengintensifkan keberadaan stasiun lokal lainnya seperti stasiun Maguwoharjo dan Patukan.

"Kami akan menutup perlintasan tidak resmi untuk mendukung program ini, karena KRL berjalan tanpa suara," katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo menyambut rencana operasional KRL Jogja-Solo. Dia berharap, perlintasan yang tidak resmi dapat diselesaikan dengan baik.

Sebab tujuannya, kata Sri, juga untuk keselamatan warga karena dalam operasionalnya kereta tidak bersuara.

"Dengan peningkatan frekuensi jumlah kereta api yang melintas tentu semakin bertambah sehingga penertiban perlintasan jalur KA sangat mendesak untuk dilakukan," kata Sri.

Sri berharap pula, jalur KRL ini dapat menyambungkan kota budaya Jogja dan Solo, sehingga diperlukan sinergi dengan jajaran Dinas Perhubungan Sleman untuk memperlancar keberhasilan program KRL.

"Baik dalam segi penertiban perlintasan maupun dari segi pengelolaan tata ruang khususnya dalam pengembangan stasiun Kalasan," katanya.

Load More