Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 03 November 2020 | 14:44 WIB
Kepala Unit Kecelakaan Satlantas Polres Bantul, Iptu Maryana. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bantul mencatat selama 10 bulan terakhir sudah ada 1.466 kecelakaan di Kabupaten Bantul. Dari jumlah tersebut sebanyak 112 korban jiwa dinyatakan meninggal dunia, korban luka 1.707 orang, dan kerugian materi hingga sekitar Rp.573 juta.

“Kami terus mengimbau masyarakat agar tetap taat tata tertib berlalu lintas. Menjalankan etika berkendara juga perlu diperhatikan agar dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas,” kata Kepala Unit Kecelakaan Satlantas Polres Bantul, Iptu Maryana, saat ditemui awak media, Selasa (3/11/2020).

Kendati terbilang cukup banyak, namun Maryana memprediksi kasus kecelakaan Bantul tahun ini bakal menurun dibandingkan dengan tahun lalu. Sebab jika melihat data dua tahun sebelumnya dan dibandingkan dengan sisa tahun ini data itu terbilang cukup berjarak.

Pada tahun 2019 lalu tercatat angka kecelakaan bisa menembus angka 2.080 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 129 orang. Sementara setahun sebelumnya lagi tepatnya pada tahun 2018 jumlah kecelakaan ada 1.617 kasus dengan korban meninggal dunia 133 orang.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Usai, Minat Calon Jemaah Haji di Bantul Tetap Tinggi

"Intinya harus tetap menggunakan sabuk keselamatan saat berkemudi. Pengemudi motor juga wajib menggunakan helm SNI agar dapat mencegah vatalitas kecelakaan jika terjadi kecelakaan," ujarnya.

Maryana menjelaskan, ada beberapa titik yang dinilai paling rawan terjadi kecelakaan di Kabupaten Bantul. Beberapa titik itu tersebar di Jalan Srandakan, tepatnya di Dusun Mangiran; Sejumlah titik di Jalan Parangtritis; Jalan Majapahit, Karangjambe, Banguntapan Bantul; dan Desa Trimurti, Srandakan Bantul.

Selain beberapa titik rawan tersebut, ditambahkan Maryana, jalur wisata Mangunan juga saat ini terbilang cukup rawan. Hal itu menyusul kurangnya penerangan dan penanda tikungan yang berada di jalan itu.

Maryana berpesan kecelakaan lalu lintas bisa diminimalisir dengan masyarakat untuk tidak keluar rumah jika memang tidak mendesak. Hal itu sekaligus juga untuk menaati imbauan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini.

“Kalau memang tidak ada kepentingan mendesak di rumah saja dan tetap laksanakan protokol kesehatan untuk terus mendukung pencegahan Covid-19 ini agar dapat segera selesai,” tegasnya.

Baca Juga: Menyeberang Jalan, Pria Klaten Korban Tabrak Lari di Bantul Luka di Kepala

Sementara itu dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Bantul, Aris Suharyanta meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan di wilayah Jalan Imogiri-Mangunan khususnya pada malam hari. Pasalnya minimnya penerangan di jalanan tersebut membuat konsentrasi harus terus terjaga.

“Sudah sejak pembangunan dan pelebaran Jalan Imogiri-Mangunan selesai belum juga ada pemasangan fasilitas penerangan jalan. Padahal jalur itu tergolong ramai dilintasi wisatawan," ucap Aris.

Load More