SuaraJogja.id - Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul masih menunggu instruksi resmi dari Pemerintah Kabupaten Bantul terkait dengan ketentuan operasional pasar dan toko swalayan setelah ditetapkannya Bantul sebagai zona merah. Saat ini pasar dan toko swalayan sendiri masih beroperasi secara normal.
"Kita masih menunggu instruksi resmi dari Pemkab Bantul. Tapi arahnya memang tetap ke Peraturan Bupati (Perbup) No 79/2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19. Jadi tidak langsung setelah diputuskan zona merah lalu saklek dilaksanakan PSBB tapi lebih mengedepankan kearifan lokal," kata Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Sukrisna Dwi Susanta, kepada SuaraJogja.id, Selasa (3/11/2020).
Kendati masih menunggu namun Sukrisna menuturkan sudah siap untuk mengembalikan aturan yang sempat diterapkan saat awal pandemi Covid-19 lalu. Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan seluruh jajarannya serta beberapa pihak terkait.
Dijelaskan Sukrisna, sebelumnya aturan itu dibuat dengan mengkategorikan 32 pasar rakyat yang ada di Bantul menjadi empat tipe berbeda. Mulai dari pasar besar masuk dalam tipe A yang terdiri dari Pasar Bantul, Pasar Imogiri, Niten dan Piyungan operasional hanya dibatasi sampai pukul 12.00 WIB.
Baca Juga: Angka Kecelakaan di Bantul Tinggi, 6 Jalur Ini Masuk Kategori Rawan
Kemudian untuk pasar tipe B dan C seperti Pasar Koripan, Jlagran, Pasar Grogol hampir serupa. Pasar dengan kedua tipe ini harus tutup pukul 10.00 WIB. Sementara untuk tipe D seperti Pasar Sangkeh, Pasar Bendosari dan Pasar Unggas Bantul sampai jam 09.00 WIB.
"Dulu ada pembagian jam operasional berdasarkan tipe pasar seperti itu. Namun sekarang, sekitar dua bulan lalu sudah kembali normal lagi," ucapnya.
Terkhusus di Kecamatan Banguntapan yang dinyatakan berstatus zona merah, Sukrisna menyebut pasar tradisional yang berada di sana juga masih beroperasi secara normal. Namun meski begitu, salah satu pasar yakni Pasar Ngipik, kata Sukrisna dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini masih tergolong sepi.
"Sebenarnya tidak kita atur jam operasionalnya saja beberapa pasar itu sudah sepi. Semisal Pasar Ngipik, kalau dilihat pukul 10.00 saja sudah sepi," ungkapnya.
Sukrisna menduga sepinya pengunjung itu akibat dari rasa was-was dari masyarakat. Sehingga lebih memilih beli di warung tetangga yang hanya berada di dekat rumahnya making.
Baca Juga: Dorong Kemajuan UMKM, Pemkab Bantul Kerjasama dengan PT Angkasa Pura I
Dinas Perdagangan di Kecamatan Banguntapan hanya mengelola Pasar Ngipik. Sementara Pasar Bantengan tidak berada di bawah pengelolaan pihaknya. Pasar itu diketahui berada di bawah pengelolaan Dinas Pengendalian Penduduk KB Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPPKPMD) Bantul.
"Tapi tentu kita tidak akan lengah, monitoring pengawasan, penerapan protokol kesehatan mulai dari pembagian masker, menambah tempat cuci tangan hingga desfinfektan mandiri terus dilakukan. Intinya kita tetap akan mengikuti pola Pemkab Bantul dan terus menjaga agar tidak muncul kasus baru dari situ," tuturnya.
Ditambahkan Sukrisna pihaknya juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pendisiplinan Protokol Kesehatan Covid-19 yang akan bertugas di pasar tradisional. Satgas ini akan menjadi pengawas paling dekat dengan masyarakat dan pelaku usaha dalam menjalankan aktivitas dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Mereka [Satgas] akan selalu mengingatkan ke pedagang maupun pengunjung yang beraktivitas di pasar untuk selalu menerapkan protokol kesehatan,” kata Sukrisna.
Sukrisna meyakini pasar bisa menjadi tempat yang aman baik bagi pedagang ataupun pembeli. Hal itu dapat dilihat dari skrining yang dilakukan sebelumnya kepada 8.000 pedagang hanya ditemukan kasus positif Covid-19 sebanyak 3 orang.
Agenda terdekat pun petugas dan lurah pasar akan menjalani pemeriksaan tes swab. Total akan ada 50 orang dari semua pasar di Bantul yang akan menjalani tes swab yang dijadwalkan pada Jumat mendatang.
Sementara itu Ketua Pengurus Pasar Bantengan, Eko Sudaryanto mengatakan kegiatan di Pasar Bantengan masih berjalan seperti biasa. Jam operasional pun masih dimulai dari pukul 06.00 WIB hingga 14.00 WIB.
"Sudah kembali normal kok sejak beberapa waktu lalu. Protokol kesehatan juga terus kita taati, menyediakan tempat cuci tangan, terus mengingatkan pedagang dan pengunjung memakai masker karena sering ada sidak juga," kata Eko.
Berita Terkait
-
Vivo X200 Hadir dengan Kamera ZEISS, Siap Menggebrak Pasar Asia Tenggara
-
Adu Harga Pasar Timnas Indonesia vs Jepang, Siapa Pemain Paling Mahal?
-
Potret Dharma Pongrekun Blusukan dan Sapa Warga di Pasar Minggu
-
Adu Harga Pasar Skuad Timnas Indonesia vs Jepang: Raksasa Asia Unggul 11 Kali Lipat!
-
Harga Pasar Striker Timnas Jepang Ayase Ueda: 100 Kali Lipat Lebih Besar dari Rafael Struick!
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
Terkini
-
Ferry Irwandi vs Dukun Santet: Siapa Surasa Wijana Asal Yogyakarta?
-
Terdampak Pandemi, 250 UMKM Jogja Ajukan Hapus Hutang Rp71 Miliar
-
Dari Sumur Bor hingga Distribusi Pupuk, Harda-Danang Siapkan Jurus Atasi Krisis Pertanian di Sleman
-
Jagung dan Kacang Ludes, Petani Bantul Kewalahan Hadapi Serangan Monyet
-
AI Ancam Lapangan Kerja?, Layanan Customer Experience justru Buat Peluang Baru