SuaraJogja.id - Uji coba kawasan pedestrian Malioboro baru diterapkan satu hari pada Selasa (3/11/2020). Namun dampaknya pada Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan tersebut sudah cukup besar.
Sebut saja Rini (28), pedagang ayam geprek yang membuka warung di sirip Jalan Perwakilan, Malioboro. Seharian buka warung dari pukul 10.00 hingga 23.00 WIB, dia hanya mendapatkan penghasilan Rp100.000.
Padahal di hari-hari biasa, dia mampu menghasilkan omzet sekitar Rp1 juta per hari. Bahkan di akhir pekan, penghasilannya mencapai dua hingga tiga kali lipat.
"Saya sehari kemarin [Selasa] hanya laku seratus ribu, satu nota saja. Padahal karyawan saya tiga dari Wonosari yang tinggal di warung, dan mereka itu tulang punggung keluarganya di sana. Kalau biasanya saya bisa habis beras 10 kilo per hari, ini tiga kilo saja sisa banyak kemarin," ungkap Rini saat dikonfirmasi, Rabu (4/11/2020).
Baca Juga: Badai La Nina Bakal Lewati 2 Wilayah di Gunungkidul dan 4 Berita SuaraJogja
Jika uji coba diberlakukan dua minggu ke depan hingga 15 November 2020, ia khawatir tidak akan bisa berjualan lebih lama karena tidak memiliki modal. Dia juga khawatir tidak akan bisa membayar gaji tiga karyawannya karena tidak ada penghasilan yang masuk.
Rini mengaku, kondisi saat ini berbeda dari uji coba kawasan pedestrian saat Selasa Wage. Kendaraan bermotor masih bisa mencari tempat parkir di sirip-sirip jalan karena tidak ada aturan satu arah di Jalan Mataram di sisi timur Malioboro.
Dia berharap, ada solusi dari Pemda terkait persoalan PKL. Apalagi di masa pandemi COVID-19 ini, penghasilan mereka sudah jauh berkurang dari biasanya.
"Banyak pengunjung yang kesulitan cari parkir setelah Malioboro ditutup. Harapan saya kalau uji coba pedestrian mau full, harusnya dicari solusi alternatif lahan parkir lain. Jadi minat wisatawan dari luar antusias. Kalau jalan kaki, tapi lahan parkir tidak diperbanyak, apalagi yang dekat pedagang, sama saja mematikan rezeki kami," tandasnya.
Sementara, Ketua paguyuban PKL Malioboro Ahmad Yani, Slamet, mengungkapkan, rara-rata dari lebih 400 PKL di kawasan Malioboro mengalami penurunan omzet yang luar biasa hingga lebih dari 70 persen pada hari pertama pemberlakuan uji coba kawasan pedestrian Malioboro.
Baca Juga: Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor, Banyak Pengendara Bingung
"Tidak hanya PKL yang dirugikan, tapi juga pemilik toko yang sepi pengunjung," ungkapnya.
Slamet berharap, Pemda bisa mengatasi persoalan kantong parkir, yang jadi masalah serius dalam penerapan uji coba kawasan pedestrian Malioboro. Sebab tanpa adanya kebijakan kawasan pedestrian, Malioboro seringkali mengalami kemacetan karena kurangnya kantong parkir.
Apalagi, wacana pembangunan tiga titik kantong parkir dengan angkutan shuttle untuk masuk Malioboro hingga kini juga belum terealisasi. Karenanya, tanpa adanya tambahan kantong parkir, uji coba berapa kali pun, kata dia, tidak akan memberikan manfaat, dan justru sebaliknya, membawa dampak negatif bagi PKL, pemilik toko, tukang parkir, maupun orang-orang yang mencari makan dari kawasan Malioboro.
"Perlu dikaji ulang terkait [kawasan] pedestrian. Kalau seperti itu, maka kami yang terdampak luar biasa. Padahal ekonomi mulai bangkit, dan Malioboro jadi tujuan wisata Indonesia. Banyak rencana pengunjung akhirnya susah cari jalan, muter-muter. Ya mungkin baru pertama, belum terbiasa rute jalan yang harus dilalui, tapi paling tidak kantong parkir sangat penting," tandasnya.
Secara terpisah, Sekda DIY Baskara Aji mengungkapkan, pihaknya menunggu evaluasi penerapan kebijakan kawasan pedestrian Malioboro tersebut. Terlebih, kebijakan tersebut baru diterapkan sehari, sehingga banyak pihak yang baru beradaptasi.
"Kita kan belum melewati hari libur. Baru kemarin [diterapkan pedestrian]. Kita lihat seperti apa hasil uji cobanya. Namanya uji coba kan sambil berjalan kita perbaiki, bagaimana rekayasa [lalu lintas]," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Demo di Malioboro Februari 2025
-
Wajah Baru Malioboro: Revitalisasi Selesai, Pedagang Teras Malioboro 2 Buka Lapak!
-
Drama Relokasi Teras Malioboro 2: Pedagang Tridharma Vs Pemda, Siapa yang Menang?
-
Apa Itu Lintang Kemukus yang Muncul di Langit Malioboro?
-
'Banyak Bajingan Demo di Tugu Jogja', Warganet Nyaris Tergocek, Ternyata Maksud Sebenarnya Sarat Adab
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
Terkini
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja
-
Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda