Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 05 November 2020 | 18:38 WIB
Status Meningkat, Pemkab Sleman Tetapkan Darurat Bencana Merapi
Puncak Gunung Merapi terlihat dari Sungai Gendol, Bronggang, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (3/5). [ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah]

Plt Dinas Perhubungan Sleman Arip Praman mengatakan, pihaknya bertugas mengamankan jalur evakuasi. Jalur evakuasi, salah satunya yang berada di sekitar pasar Butuh (perbatasan Sleman-Klaten) tidak boleh dilewati truk penambang.

"Jalur itu selama ini sering digunakan untuk dilewati truk penambang. Truk akan dalihkan di luar jalur ini. Sedangkan transportasi orang akan diprioritaskan," ucapnya.

Pihaknya juga siapkan penerangan utama untuk masuk wilayah ke barak pengungsian Glagaharjo. 

Kelompok rentan didahulukan

Baca Juga: Bus TransJogja Kecelakaan di Sleman, Mobil Partai yang Jadi Lawan Disoroti

Kepala Pelaksana BPBD Sleman Joko Supriyanto menyebutkan, pihaknya sudah menyiapkan barak pengungsian untuk pengungsi dan akan digunakan mengikuti protokol kesehatan COVID-19.

"Ketika ada peningkatan status, kelompok rentan dan ternak akan diungsikan lebih dahulu. Siapa kelompok rentan? mereka lansia, anak-anak dan difabel," ungkapnya, di sela koordinasi bersama Pemkab Sleman, Kamis.

Dalam data BPBD Sleman, ada sekitar 160 orang yang berasal dari kelompok rentan, sedangkan jumlah ternak masih dihitung.

Untuk masing-masing barak yang dikelola oleh BPBD Sleman, berkapasitas 300 orang. Namun jumlah itu bila barak digunakan dalam kondisi normal. Sementara, selama kondisi pandemi COVID-19 maka barak hanya dibuat dengan kapasitas 120 orang.

Sebanyak 12 unit barak yang dikelola oleh BPBD Sleman itu akan ditopang pula oleh barak milik kalurahan sebanyak 22 unit, gedung sekolah dan balai kalurahan.

Baca Juga: Soal Kompetisi, PSS Sleman Desak PSSI dan PT LIB Segera Gelar Pertemuan

"Purwobinangun, Glagaharjo, Kepuharjo, terutama kalurahan yang berada di ring atas sudah punya barak," ucapnya.

Load More