Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Hadi Mulyono
Jum'at, 06 November 2020 | 09:47 WIB
Satu dasawarsa erupsi merapi 2010, gunung merapi meletus menewaskan ratusan orang (Youtube BPPTKG)

SuaraJogja.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengeluarkan surat pernyataan tentang meningkatnya status Gunung Merapi dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III).

Surat pernyataan tersebut dikirimkan kepada Kepala BNPB, Gubernur DIY dan Jateng, serta Bupati Magelang, Sleman, Boyolali, dan Klaten. Disampaikan dalam surat itu bahwa aktivitas Gunung Merapi mengalami peningkatan yang berdampak pada perubahan status, Kamis (5/11/2020).

Sejak Oktober, kegempaan Gunung Merapi kian meningkat hingga melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava pada April 2006 silam. Akan tetapi, hal itu masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum erupsi tahun 2010.

Sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat. Berdasarkan hal tersebut dimungkinkan terjadi proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif.

Baca Juga: Erupsi Merapi, KPU Boyolali akan Siapkan TPS di Lokasi Pengungsian

Selain itu, muncul potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontran material, dan awan panas sejauh maksimal 5 km.

Ilustrasi erupsi merapi. [Ema Rohimah / grafis suarajogja.id]

Berdasarkan evaluasi data pemantauan tersebut, BPPTKG menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk. Oleh karenanya, status Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III), yang berlaku sejak pukul 12:00 WIB.

Dari perubahan tersebut, ada beberapa wilayah di DIY dan Jawa Tengah yang masuk dalam daerah bahaya. Di antaranya berada di Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten. Selain itu, kegiatan penambangan di beberapa wilayah diminta untuk dihentikan.

Tersiarnya kabar peningkatan status gunung paling labil di Indonesia ini, sejumlah media asing turut menyorotinya.

1. Independent.co.uk

Baca Juga: Awas! 30 Dusun Ini Rawan Terdampak Erupsi Merapi

Media asal Inggris ini memberitakan status Gunung Merapi pada Kamis (05/11/2020).

"Mount Merapi: Potential volcano eruption in Indonesia sees alert level raised," demikian judul artikel yang dibuat Independent.co.uk.

Media ini menampilkan data keganasan Gunung Merapi saat meletus khususnya pada tahun 2010 silam.

"Letusan besar terakhir dari gunung berapi setinggi 968 meter itu terjadi pada tahun 2010, menewaskan 347 orang dan memaksa sebanyak 20.000 orang mengungsi dari rumah mereka," tulisanya dikutip Suara.com.

Selain itu, letak Indonesia yang berada di "Cincin Api" Pasifik dikatakn sebagai salah satu sebab banyaknya gempa dan letusan gunung berapi.

2. United Press International (upi.com)

Media yang bermarkas di Florida, Amerika Serikat ini juga menyoroti status merapi saat ini.

"Java's Mount Merapi volcano threat level rises," tulis upi.com memberi judul artikelnya.

Menurut media ini, Gunung Merapi disebut sebagai salah satu gunung paling aktif khususnya yang berada di "Cincin Api Pasifik."

"Merapi diklasifikasikan oleh ahli geologi sebagai stratovolcano, memiliki kerucut yang dikelilingi oleh lapisan lava dan abu yang mengeras. Gunung berapi tersebut lebih aktif karena memiliki kubah lava yang tidak stabil, yang dapat runtuh sehingga menimbulkan letusan," tulisnya.

3. Thestar.com

Terakhir, media online thestar.com yang berasal dari Malaysia ikut memberitakan status Gunung Merapi.

"Indonesia raises Mt Merapi volcano threat level, sets no-go-zone," demikian judul artikel thestar.com.

Hampir sama dengan media sebelumnya, thestar.com juga menyebut Gunung Berapi sebagai gunung teraktif di Cincin Api Pasifik.

Load More