Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 18 November 2020 | 15:10 WIB
Warga mengevakuasi hewan ternak ke hunian tetap di Pedukuhan Singular, Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Senin (9/11/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

"Mungkin pemerintah daerah bisa memfasilitasi masyarakat yang memang sudah ingin menjual hewan ternaknya, entah dengan cara dibeli atau seperti apa itu kewenangan yang bersangkutan. Kalau hanya diserahkan ke mekanisme pasar, dalam kondisi darurat seperti ini harga sudah pasti jatuh," tegasnya.

Sementara itu, Plt Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Nawang Wulan mengaku memang sudah mendapat informasi juga terkait dengan penjualan hewan ternak dari beberapa masyarakat. Kendati begitu, hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan jumlah penjualan tersebut secara pasti.

"Dari informasi yang kami dapat, memang sudah ada warga di Kalitengah Lor yang justru menjual ternaknya, tapi untuk jumlah sudah sampai berapa orang atau ekor ternak yang dijual, belum tahu karena tidak dilaporkan," kata Nawang.

Menurut Nawang, alasan utama warga yang akhirnya memilih menjual sapinya ketimbang dievakuasi adalah karena merasa repot. Hal ini terkait dengan perawatan yang bakal lebih susah saat dipindahkan ke tempat evakuasi sementara.

Baca Juga: Status Gunung Merapi Siaga, Kawanan Monyet Turun ke Pekarangan Rumah

Selain harus mencari pakan di tengah kondisi yang masih belum kondusif, warga juga khawatir hewan ternaknya stres dan semakin membuatnya tidak produktif lagi.

"Sebenarnya kita sudah siapkan petugas kesehatan untuk khusus selalu memantau dan memeriksa kesehatan ternak. Selain itu untuk pakan juga upayakan agar bisa disediakan oleh para relawan. Jadi walaupun belum bisa memastikan 100 persen, warga tak perlu khawatir yang berlebihan," tuturnya.

Walaupun harga jual ternak saat ini masih berada di batas yang wajar, tetapi Nawang tetap meminta warga tidak terburu-buru melakukan penjualan tersebut. Pasalnya, hewan ternak menjadi salah satu aset yang berharga dan dapat dimanfaatkan saat kondisi ekonomi sedang tidak baik.

"Warga tidak perlu buru-buru menjual ternak. Apalagi kalau harga yang ditawarkan jauh lebih murah. Pak Bupati juga bilang jangan sampai kejadian hewan ternak dengan harga murah terjadi lagi," tandasnya.

Baca Juga: Pantau Kondisi Pengungsi Gunung Merapi, PMI Kerahkan 300 Personel

Load More