SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi yang terus meningkat memaksa warga untuk mengevakuasi hewan ternak mereka guna mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. Namun, ketidaknyamanan dalam pelaksanaan evakuasi yang dirasakan oleh sebagian masyarakat membuat beberapa di antaranya menjual hewan ternaknya.
Informasi ini disampaikan langsung oleh Plt Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Nawang Wulan kepada awak media, Selasa (17/11/2020).
Pihaknya mengatakan memang sudah mengetahui kabar tersebut, tetapi hingga saat ini belum dapat memastikan jumlahnya secara pasti.
"Dari informasi yang kami dapat memang sudah ada warga di Kalitengah Lor yang justru menjual ternaknya, tapi untuk jumlah sudah sampai berapa orang atau ekor ternak yang dijual, belum tahu karena tidak dilaporkan," kata Nawang.
Baca Juga: Sempat Mandek, Evakuasi Ternak Warga di Lereng Gunung Merapi Mulai Lagi
Menurut Nawang, alasan utama warga akhirnya memilih menjual sapi ketimbang mengevakuasi adalah karena merasa repot.
Hal ini terkait dengan perawatan yang bakal lebih susah saat dipindahkan ke tempat evakuasi sementara.
Selain harus mencari pakan di tengah kondisi yang masih belum kondusif, warga juga khawatir hewan ternaknya stres dan makin membuatnya tidak produktif lagi.
"Sebenarnya kita sudah siapkan petugas kesehatan untuk khusus selalu memantau dan memeriksa kesehatan ternak. Selain itu, untuk pakan juga diupayakan agar bisa disediakan oleh para relawan. Jadi walaupun belum bisa memastikan 100 persen, warga tak perlu khawatir yang berlebihan," tuturnya.
Walaupun harga jual ternak saat ini masih berada di batas yang wajar, tetapi Nawang tetap meminta warga tidak terburu-buru melakukan penjualan tersebut.
Baca Juga: Juru Kunci Ungkap Tanda-Tanda Erupsi Merapi: Ilmu Titen Warga Sudah Melekat
Pasalnya, hewan ternak menjadi salah satu aset yang berharga dan dapat dimanfaatkan saat kondisi ekonomi sedang tidak baik.
"Warga tidak perlu buru-buru menjual ternak. Apalagi kalau harga yang ditawarkan jauh lebih murah. Pak Bupati juga bilang, jangan sampai kejadian hewan ternak dengan harga murah terjadi lagi," tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, seorang warga Kalitengah Lor, Darto, mengaku sudah menjual dua sapi perah miliknya.
Hal itu dilakukannya akibat memikirkan proses perawatan yang merepotkan selama dievakuasi nanti.
"Sapi perah sudah saya jual ke daerah Klaten, dapet Rp19 juta, biasanya sampai Rp20 juta," kata Darto.
Selain karena repotnya perawatan selama evakuasi, Darto menjual sapinya karena tidak ingin kejadian saat erupsi Merapi 2010 lalu kembali terjadi. Waktu itu tiga sapinya menjadi korban setelah sempat dievakuasi.
Berita Terkait
-
Pencuri Bebek Ancam Tukang Angon dengan Golok Saat Beraksi di Sukabumi dan Bogor, Ratusan Ekor Dibawa Kabur
-
Dari Sapi Hingga Ikan: KPK Usut Penyimpangan Dana Hibah di Dinas Peternakan Jatim
-
Terkait Korupsi Dana Hibah, KPK Temukan Kejanggalan dalam Pengadaan Hewan Ternak di Jatim
-
Tim Dosen Paramedik IPB Beri Pengobatan Cacingan dan Vitamin pada Hewan Ternak di Kelurahan Mulyaharja
-
Jelang Hari Raya Idul Adha, Kenali Ciri-Ciri Hewan Kurban Terinfeksi Bakteri Antraks
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Upaya Tekan Kasus Kemiskinan, Kulon Progo Luncurkan BPNT APBD 2025
-
Prabowo Bentuk Danantara, Tokoh Kritik Jokowi Jadi Dewas: 'Tuntut Diadili, Kok Jadi Pengawas?'
-
Cegah Antraks Masuk Bantul, Pasar Hewan dan Kandang Ternak Diawasi Ketat
-
Sita Kursi dan Meja, Satpol PP Tertibkan PKL Bandel di Kotabaru Yogyakarta
-
Tak Perlu Panik Buying jelang Ramadan, Harga Pangan di Kulon Progo Terkendali