SuaraJogja.id - Erupsi Merapi makin mendekat sejak statusnya dinaikkan dari waspada (level II) ke siaga (level III). Kondisi Merapi menjelang erupsi ini pun diakui pula oleh Juru Kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Suraksohargo Asihono atau Mas Asih.
Putra mendiang Mbah Maridjan ini mengaku merasakan tanda-tanda alam Gunung Merapi mendekati erupsi, antara lain sering mendengar gemuruh suara dari Merapi.
“Suaranya gemludhuk [bergemuruh] istilahnya. Sinyal itu berliuk-liuk karena getaran-getaran dari guguran tersebut. Suaran gludhuk-gludhuk mungkin ada batu-batu yang glundhung [berguguran dan menggelinding. Secara umum ada, sering ada guguran dan sinyal itu selalu meningkat,” kata Mas Asih di rumahnya di Hunian Tetap (Huntap) Karangkendal, Cangkringan, Umbulharjo, Kabupaten Sleman, yang berjarak delapan kilometer dari puncak Gunung Merapi, Minggu (15/11/2020).
Warga lereng Merapi, menurut dia, memegang teguh ilmu titen [pengamatan berdasarkan tanda-tanda] untuk mengetahui aktivitas Gunung Merapi. Ilmu titen muncul berdasarkan pengalaman erupsi Gunung Merapi pada 2006 dan 2010.
Baca Juga: Seminggu Lebih Mengungsi, Dalinem: Pegel-Pegel kalau Tidak Nyambut Gawe
“Ilmu titen warga sudah melekat. Kalau ada guguran pasti akan ada letusan, tapi kan kami tidak tahu kapan letusannya. Nah, ilmu titen itu seperti itu. Kalau patokan tetap BPPTKG [Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi] karena yang punya peralatan dan kewenangan ya BPPTKG,” ujar Mas Asih.
Mas Asih, dilansir HarianJogja.com -- jaringan SuaraJogja.id, lantas meminta masyarakat yang ada di lereng Gunung Merapi untuk selalu mematuhi imbauan dan informasi yang dikeluarkan (BPPTKG).
“Kami berdoa kepada Tuhan semoga masyarakat yang ada di kawasan larangan [lima kilometer dari puncak Gunung Merapi] bisa selamat dan tidak ada korban," ujar Mas Asih.
Status Gunung Merapi meningkat menjadi Siaga (level tiga) mulai 5 November lalu. Sebelumnya, Merapi berstatus Waspada sejak 21 Mei 2018.
BPPTKG merekomendasi radius lima kilometer dari puncak Merapi dibebaskan dari aktivitas manusia karena masuk wilayah bahaya.
Baca Juga: Antisipasi Covid-19 di Pengungsian, Dibuat Ruang Karantina di SD Cepitsari
Berita Terkait
-
Seminggu Lebih Mengungsi, Dalinem: Pegel-Pegel kalau Tidak Nyambut Gawe
-
Antisipasi Covid-19 di Pengungsian, Dibuat Ruang Karantina di SD Cepitsari
-
Mitigasi Erupsi Merapi, 128 Ekor Hewan Ternak Dievakuasi ke TES Balerante
-
Antisipasi Abu Merapi, Candi Prambanan Andalkan Tenaga Pembersih
-
Pengungsi Glagaharjo Mulai Keluhkan Sakit, Mayoritas dari Kelompok Lansia
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
Terkini
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi
-
8 Tersangka, 53 Miliar Raib: KPK Sikat Habis Mafia Pungli TKA di Kemenaker
-
Dapur Kurban Terbuka, Gotong Royong Warga Kauman Yogyakarta di Hari Idul Adha
-
Masjid Gedhe Kauman Sembelih Puluhan Hewan Kurban, Ada dari Gubernur DIY