SuaraJogja.id - Produktivitas susu sapi perah warga Kalitengah Lor, Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh faktor stres dari sapi-sapi tersebut pasca dievakuasi.
"Awal-awal kemarin waktu dievakuasi produktivitasnya turun. Kalau biasanya sekitar 7-8 liter jadi cuma 4-5 liter saja," kata salah satu pemilik sapi yang dievakuasi, Poniman (46) pada Rabu (18/11/2020).
Poniman mengatakan sudah sejak Senin (9/11/2020) lalu ia mengungsikan sapi-sapi miliknya. Semenjak itu hanya satu ekor dari empat sapi perah miliknya yang menghasilkan susu.
Namun kendati demikian, diakui Poniman, produksi susu dari sapi miliknya mulai berangsur normal kembali. Menurutnya itu karena sapi juga sudah mulai menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang baru.
Sementara itu Panewu (Camat) Cangkringan Suparmono, tidak memungkiri bahwa persoalan yang dihadapi oleh masyarakat adalah terkait perawatan ternak selama harus dievakuasi ke tempat lain. Jika memang masyarakat memilih untuk tidak mengevakuasi hewan ternaknya maka otomatis yang bersangkutan perlu mondar-mandir dari barak pengungsian untuk melakukan perawatan hewan ternaknya di rumah.
Namun jika dilakukan perpindahan atau evakuasi ternak ini juga ada hal lain yang ditakutkan masyarakat. Salah satunya dapat menyebabkan stres yang meningkat pada hewan tersebut hingga berdampak pada produktivitasnya.
"Hewan ternak kalau dipindah tempat itu akan mempengaruhi produktivitasnya. Saat ini juga masih banyak warga di barak pengungsian [Glagaharjo] yang pulang tiap siang hari untuk sekadar memberi makan sapinya," ucapnya.
Suparmono bahkan sudah mendapat laporan tentang adanya makelar ternak yang menawarkan diri kepada warga. Namun diharapkan warga tidak mudah tergiur sehingga terburu-buru memutuskan untuk menjual ternaknya.
"Terkait itu [makelar ternak] memang saya sudah dapat beberapa laporan. Sebaiknya memang masyarakat jangan terburu-buru tergiur, disimpan dulu saja," ujar Suparmono.
Baca Juga: Berkali-kali Gempa Guguran, Gunung Merapi Keluarkan Gemuruh Keras
Berita Terkait
-
Lolos dari Pandemi Bu Ning Kena Uppercut Merapi, Susah Cari Duit Rp100 Ribu
-
Wisata di Kawasan Gunung Merapi Tutup
-
Duh, Monyet di Gunung Merapi Mulai Turun, Pertanda Apa?
-
Belajar dari Erupsi Merapi 2010, BPBD Sleman Fokus ke Penerimaan Pengungsi
-
Muncul Makelar Ternak, Pemerintah Daerah Diminta Bantu Warga Lereng Merapi
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Saham Jeblok, Bos Danantara Ungkap Soal Isu Ambil Alih BCA Secara Gratis
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
Terkini
-
Angelaida, Bocah 10 Tahun Asal Jogja, Bikin Bangga Indonesia di Ajang Ballroom Dance Internasional
-
Kronologi Lengkap: Bus Trans Jogja Tabrak Pejalan Kaki Hingga Meninggal di Sleman
-
Dulu Relawan Gempa, Kini Jualan Es: Perjalanan Berliku Eks Napi Teroris Kembali ke NKRI
-
Bantul 'Perang' Lawan Sampah: Strategi Jitu DLH Dongkrak Kapasitas Pengolahan
-
Sleman Diterjang Angin Kencang: Pohon Tumbang, Rumah Rusak Parah di Empat Kapanewon