SuaraJogja.id - Dampak pandemi Covid-19 tidak sepenuhnya dianggap atau dirasakan buruk oleh semua pihak. Justru bagi sejumlah kalangan, pandemi Covid-19 seolah membuka mata untuk mencari celah di saat kondisi tidak menentu.
Seperti yang dilakukan oleh Sumedi Purbo, ia masih terus bertahan dan justru makin sukses dengan budi daya jamurnya. Walaupun sempat ikut terdampak pandemi Covid-19 hingga mengakibatkan usaha jamurnya berhenti, tapi kini Sumedi kembali bangkit untuk menata serta memperbaiki usahanya menjadi lebih maju.
Sumedi bukan orang baru di dunia budi daya jamur. Pria berusia 48 tahun ini sudah sejak periode 1990-an bergelut dengan tumbuhan yang tidak memiliki klorofil ini, tepatnya sekitar 1994-1995, saat ia menjajaki bangku perkuliahan S1 di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Menurut saya jamur itu berkah. Awalnya dikenalkan oleh peneliti dari Taiwan yang saat itu bekerja sama dengan Provinsi DIY melalui Dinas Pertanian, melihat potensi alam yang ada di Indonesia khususnya di Kaliurang tempat saya tinggal, makin menarik hati saya," kata Sumedi kepada SuaraJogja.id di rumahnya, Pedukuhan Grogol, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Senin (23/11/2020).
Baca Juga: Hidangan Istimewa, Mi Instan Carbonara Ayam Jamur
Sumedi mengakui bahwa secara keseluruhan dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan oleh setiap pihak, tak terkecuali usaha jamurnya, terlebih saat pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah yang biasanya digunakan sebagai pasar jamurnya.
Tidak hanya dari segi aspek pasar saja yang dirasakan oleh bapak dua anak ini. Namun produksi pun juga sempat mandek karena beberapa pabrik yang berada di hulu menghentikan produksinya. Hal itu menyebabkan limbah industri penggergajian yang tidak ada memengaruhi produksi tersebut.
"Bagi saya saat itu memang serba repot walaupun memang tidak hanya kita sendiri yang terdampak. Namun saya mencoba mengambil hikmahnya, dari kita di rumah saja kemudian mengharuskan kita mengubah pola dan strategi pengembangan usaha itu. Mungkin selama ini, masih konvensional atau offline, kemudian akhirnya kita merambah pasar online juga," tuturnya.
Terjun ke dunia online yang memang cukup baru bagi Sumedi merupakan tantangan tersendiri. Sebab, memang banyak kendala yang ditemui, salah satunya kebingungan ketika selama ini terlalu mengikuti perkembangan teknologi.
Tidak semata-mata menjual produk jamurnya secara online, lebih dari itu, Sumedi mencoba inovasi lain dengan membuat konten berbekal pengetahuannya tentang jamur-jamur tersebut.
Baca Juga: Lezatnya Bikin Ngiler, Intip Resep Dimsum Ayam Jamur Berikut Ini
Semacam memberikan edukasi kepada masyarakat luas, baik terkait bisnis jamur itu sendiri hingga bahkan mengenal jenis-jenis jamur. Sumedi mulai menekuni bidang tersebut dengan semakin memperbanyak konten berupa foto dan video.
Berita Terkait
-
Kenapa Penderita Diabetes dan Obesitas Rentan Infeksi Jamur Kulit? Ini Penyebabnya!
-
Waspada Infeksi Jamur Kulit, Kenali Penyebab dan Cara Mencegahnya!
-
Mengapa Menjemur Pakaian di Dalam Ruangan Bisa Membahayakan Kesehatan?
-
Beda dengan Jerawat Biasa, Kenali Fungal Acne dan Ketahui Penyebabnya
-
Terinfeksi Jamur, Laba-laba Zombie Ditemukan di Bekas Kastil Irlandia
Terpopuler
- Yamaha Siapkan Motor Crossover Touring dengan Teknologi Mutakhir, XMAX Kalah Kelas
- Pesona Pesaing Yamaha XMAX dari Suzuki, Punya Mesin Lebih Gede dengan Harga Setara Toyota Alphard
- Baru 2 Bulan, Penjualan Denza D9 Sudah Kalahkan Alphard di Indonesia
- Fedi Nuril Takut Indonesia Kembali ke Masa Orde Baru, Reaksi Prabowo Terhadap Kritikan Jadi Bukti
- Natasha Rizky Ajukan Persyaratan Sebelum Menikah dengan Desta, Hanya Satu yang Tak Disetujui
Pilihan
-
Beda Nasib Mees Hilgers dan Dean James Jelang Gabung Timnas Indonesia
-
Paspor Indonesia Kalah dari Timor Timur, Publik: Bikin Malu dan Menyusahkan!
-
Awali Pekan Ini, Emas Antam Naik Harga Jadi Rp1.741.000/Gram
-
McKinsey & Company Bagikan Prediksi Dampak Bank Emas Indonesia Terhadap PDB
-
Hasil Liga Spanyol: Real Betis Bangkit dari Ketertinggalan, Taklukkan Leganes dalam Drama Lima Gol
Terkini
-
Horor di Kebun Tebu: Petani Temukan Kerangka Manusia di Madukismo, Polisi Lakukan Penyelidikan
-
Horor di Kebun Tebu: Petani Temukan Kerangka Manusia di Madukismo, Polisi Lakukan Penyelidikan
-
20.000 Pengunjung Serbu Kapan Lagi Buka Bareng Festival 2025
-
Dari Barista Hingga Desain Grafis, Pemkot Jogja Bagikan Pelatihan Gratis ke Warga agar Siap Kerja di 2025
-
Pemkot Jogja Pantau Perusahaan Nakal, Posko THR Dibuka untuk Terima Keluhan Pekerja