SuaraJogja.id - Bersamaan dengan penangkapan Menteri KKP, Edhy Prabowo, KPK juga menyita sejumlah barang mewah. Salah satunya yakni tas merek hermes. Siapa kira di balik kemewahannya, riwayat tas tersebut memiliki kisah berdarah
Rabu dini hari kemarin, mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo dicokok tim dari KPK sesaat setelah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta.
Beberapa jam kemudian, ia bersama sembilan orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi perizinan ekspor benur atau benih lobster.
Dalam kasus terkait, KPK telah menyita berbagai barang mewah sebagai barang bukti, mulai dari jam Rolex, koper Louis Vuitton, hingga tas Hermes.
"Dari hasil tangkap tangan tersebut, ditemukan ATM BNI atas nama AF (Ainul Faqih), tas LV, Tas Hermes, Baju Old Navy, Jam Rolex, Jam Jacob n Co, Tas Koper Tumi dan Tas Koper LV," ungkap Wakil ketua KPK Nawawi Pomolango di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (25/11/2020) malam.
Salah satu barang bukti yang berhasil menarik perhatian publik adalah tas mewah dari brand Hermes.
Banyak orang berharap bisa memiliki tas Hermes. Bukan hanya untuk menunjukkan status sosial, melainkan juga dijadikan investasi jangka panjang.
Sayangnya, mungkin belum banyak yang tahu kalau produk-produk dibuat dengan melakukan penyiksaan hewan. Tahun 2015, kekejaman terhadap hewan dalam pembuatan tas Hermes diungkap organisasi perlindungan hewan, PETA (People for the Ethical Treatment of Animals).
Melansir Keepo.me, seorang anggota PETA yang menyamar berhasil mendapatkan bukti video kekerasan terhadap aligator dan buaya yang akan diambil kulitnya untuk dijadikan sejumlah produk merek asal Prancis itu.
Baca Juga: Jam Rolex Jadi Barang Bukti Kasus Edhy Prabowo, Berikut 4 Fakta Menariknya
Pengambilan gambar dilakukan di dua pabrik peternakan, yakni wilayah kota Texas, Amerika Serikat dan negara Zimbabwe.
"Kami mengambil 42 ribu kulit setiap tahunnya. Jadi kami adalah produsen kulit buaya terbesar di dunia. Kami menyuplai perusahaan di Prancis yaitu Hermes," ujar Direktur Operasional Padenga, Charles Boddy.
Video hasil investigasi memperlihatkan jika hewan-hewan malang itu dipelihara di lingkungan tidak sehat. Mereka disimpan di sebuah kolam dari beton yang airnya penuh dengan kotoran.
Kekejaman berlanjut saat hewan-hewan itu akan diambil kulitnya. Tampak buaya dan aligator langsung ditusuk dengan pisau dalam keadaaan yang sepertinya masih hidup.
Masih dilansir dari Keepo.me, hal tersebut dilakukan karena alat penyetrum yang biasanya digunakan untuk melumpuhkan mereka tidak bisa ditemukan.
Setelah itu, mereka terlihat dilempar ke dalam sebuah tangki es yang penuh darah. Tubuh hewan-hewan itupun masih terlihat bergerak-gerak. Artinya, ada kemungkinan mereka masih hidup dan sedang menderita.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik
-
Liburan Akhir Tahun di Jogja? Ini 5 Surga Mie Ayam yang Wajib Masuk Daftar Kulineranmu!
-
Jelang Libur Nataru, Pemkab Sleman Pastikan Stok dan Harga Pangan Masih Terkendali
-
Waduh! Ratusan Kilometer Jalan di Sleman Masih Rusak Ringan hingga Berat
-
Dishub Sleman Sikat Jip Wisata Merapi: 21 Armada Dilarang Angkut Turis Sebelum Diperbaiki