SuaraJogja.id - Adanya lonjakan signifikan pada kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kulon Progo tahun ini diiringi dengan kasus kematian penderitanya, yang di antaranya masih anak-anak.
Dibanding dengan tahun lalu di periode yang sama, kasus tahun ini meningkat. Hingga pekan ke-48 atau akhir November 2020, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo mencatat, sudah ada sedikitnya 322 kasus DBD di Kulon Progo, sedangkan jumlah di tahun lalu sebanyak 296 kasus.
Kenaikan jumlah penderita DBD ini tak lepas dari faktor cuaca, mengingat saat ini sedang musim penghujan. Alhasil, bermunculan genangan yang menjadi sarang nyamuk baru.
Diberitakan HarianJogja.com -- jaringan SuaraJogja.id, adapun dari total kasus yang terlaporkan pada tahun ini, dua di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
"Ya dari 322 kasus yang terlaporkan, ada dua yang dinyatakan meninggal dunia. Keduanya masih anak-anak," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P ) Dinkes Kulon Progo Baning Rahayujati, Rabu (2/12/2020).
Baning mengatakan, meninggalnya dua kasus itu diduga lantaran keterlambatan penanganan. Pasalnya, walaupun DBD bisa sembuh dengan sendirinya, penyakit yang disebabkan virus dengue dari gigitan nyamuk betina Aedes aegypti ini tetap berisiko menyebabkan kematian.
Setelah tergigit nyamuk, seseorang dapat mengalami beberapa gejala DBD setelah masa inkubasi virus dengue selesai.
Masa inkubasi DBD adalah rentang waktu yang diperlukan dari saat nyamuk menggigit dan memasukkan virus dengue ke dalam tubuh seseorang hingga orang tersebut mengalami gejala DBD.
Selama masa inkubasi, yang berlangsung 4-7 hari, virus DBD akan memperbanyak diri di dalam tubuh inangnya.
Baca Juga: Karena Takut, Sebagian Warga Kulon Progo Nggak Mau Diperiksa Satgas Covid
Adapun gejala penyakit ini berawal dari demam tinggi hingga mencapai sekitar 40 derajat celsius, sakit kepala berat, nyeri pada bagian belakang mata, muncul bintik-bintuk kemerahan di kulit, mual dan muntah, serta nyeri otot dan persendian.
Setelah 3-7 hari sejak gejala pertama kali muncul, tubuh akan terasa membaik. Demam pun akan turun sendiri dengan suhu tubuh menjadi di bawah 38 derajat celsius.
Akan tetapi, masa ini justru merupakan fase kritis DBD yang bisa menimbulkan komplikasi berbahaya, yakni perdarahan. Jika tidak segera tertangani, risiko terbesar adalah kematian.
Baning mengatakan, sebagai upaya mengantisipasi peristiwa kematian DBD, pihaknya akan menggelar update knowledge atau pelatihan tambahan tentang penanganan cepat DBD kepada petugas medis di seluruh puskesmas di Kulon Progo.
Selain itu, akan digencarkan pula gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk (Gertak PSN), yang meliputi mengubur atau mendaur ulang sampah, menutup seluruh tempat penampungan air, dan rajin menguras dan membersihkan bak mandi setiap satu minggu sekali. Gerakan ini menyasar seluruh masyarakat di Kulon Progo, khususnya wilayah rawan penyebaran DBD -- Kapanewon Wates, Pengasih, Nanggulan, dan Panjatan.
"Di sana rawan karena nyamuk DBD hanya akan hidup di ketinggian kurang dari 500 meter. Kalau lebih dari itu harusnya nyamuk tidak bisa hidup, tetapi belakangan di perbukitan juga ditemukan kasus ini. Kami menduga hal ini terjadi karena pemanasan global, jadi suhu di pegunungan makin hangat dan nyamuk DBD bisa beradaptasi di sana," ujar Baning.
Berita Terkait
-
Karena Takut, Sebagian Warga Kulon Progo Nggak Mau Diperiksa Satgas Covid
-
Takut Hasilnya Positif, Sebagian Warga Kulon Progo Tolak Pemeriksaan Corona
-
Kronologis Surya Paloh Positif Corona, Berawal dari Sembuh DBD
-
Surya Paloh Positif Corona Usai Sembuh dari DBD
-
Ketum Nasdem Surya Paloh Kena Covid-19 Setelah Sembuh dari DBD
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Bantul Beri Modal Usaha: 262 Keluarga Siap Jadi Pengusaha Baru
-
Viral! Spanduk Protes Warnai Jalan Gedongan-Tempel: Pengendara Terancam, Kapan Diperbaiki?
-
Baru 5 Titik Resapan Air Tersedia, DIY Rentan Banjir, Ini Kata DLHK
-
Kerusakan Imbas Aksi Berujung Ricuh Capai Rp28 Miliar, Polda DIY Kebut Perbaikan
-
Dapat 'Angpao Digital' Setiap Hari? Ini Trik Ampuh Berburu Saldo DANA Kaget