SuaraJogja.id - Guna mengantisipasi persebaran Covid-19 di barak pengusian, petugas kebencanaan di Posko Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Pakem, Sleman menjalani rapid test antigen. Tercatat sebanyak 96 relawan yang tergabung telah menjalani tes tersebut.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sleman Novita Krisnaeni mengatakan, tes ini sebagai langkah antisipatif meminimalisir penyebaran Covid-19 dari luar, khususnya relawan, yang memang mayoritas mempunyai mobilitas tinggi. Dari hasil rapid test yang dilakukan oleh Dinkes Sleman tersebut, semuanya dinyatakan non-reaktif.
"Kali ini yang menjadi sasaran rapid test adalah relawan yang bertugas di posko utama Pakem dengan memanfaatkan bantuan dari BNPB beberapa waktu lalu," kata Novita saat dikonfirmasi awak media, Kamis (3/12/2020).
Novita menyebutkan, hasil non-reaktif yang diterima oleh para relawan ini menjadi pertanda baik. Sebab, itu berarti, relawan bisa kembali melanjutkan tugasnya dengan lebih tenang saat berinteraksi dengan pengungsi di barak pengungsian.
Sebelumnya, rapid test juga telah dilakukan kepada relawan yang bertugas langsung di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman pada Senin (9/11/2020) lalu. Rapid test itu dilakukan mengingat banyaknya relawan yang berasal dari luar daerah.
"Namun waktu itu hanya 44 relawan saja yang mengikuti rapid test, belum semua. Alhamdulillah sudah meningkat dan lebih banyak relawan yang mau mengikuti rapid test. Artinya memang tingkat partisipasinya baik," ucapnya.
Novita sebelumnya menyampaikan bahwa pihaknya memang sudah menargetkan rapid test kepada relawan yang akan bertugas di pengungsian. Harapannya, tidak ada virus corona yang kemudian dibawa masuk oleh relawan tersebut ke dalam pengusian, mengingat pengungsi juga didominasi oleh lansia.
"Memang targetnya relawan karena kebanyakan dari luar daerah. Sebagai upaya pencegahan, agar tujuan baiknya untuk membantu bisa dilakukan secara maksimal dan tetap aman bagi semua pihak," tuturnya.
Novita menjelaskan, jika nanti ada temuan relawan yang dinyatakan reaktif setelah hasil rapid test keluar, maka akan segera dilakukan tindakan lanjutan. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan melalui swab test.
Baca Juga: Pro Kontra Bilik "Ayah Bunda" di Pengungsian Merapi, Ini Kata BPBD Sleman
Selain itu, relawan yang dinyatakan reaktif akan langsung menjalani isolasi. Hal itu guna meminimalisir kontak dengan orang lain yang juga berpotensi melakukan penularan atau tertular.
Sebelumnya secara terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Sleman Joko Supriyanto mengatakan, relawan yang akan bertugas di barak pengungsian di Balai Desa Glagaharjo wajib menjalani rapid test terlebih dahulu. Data relawan itu sudah terlebih dahulu dikumpulkan di Posko Pakem untuk mengidentifikasi keahlian masing-masing sebelum diterjunkan ke lokasi.
"Kami tampung dulu setiap relawan di Posko Pakem. Kalau memang di lapangan belum terlalu mendesak kebutuhannya, maka para relawan tetap akan stand by saja," ucap Joko.
Joko menyebutkan bahwa pengungsi tidak akan ikut terlibat untuk menjalani rapid test. Hal tersebut dikarenakan Cangkringan menjadi salah satu daerah dengan zonasi hijau.
Sementara itu, Panewu Cangkringan Suparmono menuturkan bahwa memang Cangkringan, khususnya Glagaharjo, menjadi salah satu desa yang belum pernah ditemukan kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Hal itu menyebabkan zonasi di wilayah tersebut masih terus hijau.
"Protokol kesehatan di sini [barak pengungsian Balai Desa Glagaharjo] sudah cukup baik. Kita lihat sudah ada tempat cuci tangan yang disediakan secara cukup, hingga penyekatan di ruangan guna menetapkan jaga jarak antar pengungsi yang berbeda keluarga," sebut Suparmono.
Berita Terkait
-
Hasil Rapid Test, 5 Persen Petugas TPS Pilkada Medan Reaktif
-
Pro Kontra Bilik "Ayah Bunda" di Pengungsian Merapi, Ini Kata BPBD Sleman
-
Tolak Ikuti Rapid Test, Sejumlah KPPS di Bejiharjo Ancam Mundur
-
Dicap Berisik, Relawan Jokowi Desak Polisi Tutup Akun Medsos Denny Siregar
-
Ratusan Anggota KPPS Gunungkidul Tolak Jalani Rapid Test
Terpopuler
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 3 Negara yang Bisa Gantikan Kuwait untuk Jadi Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
- Liga Inggris Seret Nenek ke Meja Hukum: Kisah Warung Kopi & Denda Ratusan Juta yang Janggal
- Deretan Kontroversi yang Diduga Jadi Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha
Pilihan
-
Jangan Tertipu Tampilan Polosnya, Harga Sneaker Ini Bisa Beli Motor!
-
Tom Haye ke Persib, Calvin Verdonk Gabung ke Eks Klub Patrick Kluivert?
-
Alasan Federico Barba Terima Persib, Tolak Eks Klub Fabio Grosso
-
Siapa Federico Barba? Anak Emas Filippo Inzaghi yang Merapat ke Persib
-
Stok BBM Shell Kosong Lagi, Kapan Kembali Tersedia?
Terkini
-
Danais Dipangkas, Bagaimana Nasib Event Budaya Bantul di Tahun 2026?
-
Jogja Jadi Pusat Smart City Nasional 2025: JSS Jadi Kunci, Integrasi Data Dikebut
-
Ratusan Buruh Geruduk DPRD DIY, Kibarkan Bendera One Piece dan Desak Pemerintah Penuhi Tuntutan
-
Dana Transfer Dipangkas Rp250 M, Pemkot Jogja Lakukan Strategi Refocusing Anggaran
-
Jangan Sampai Ketinggalan, Ini 3 Link Aktif Raih DANA Kaget secara Cuma-cuma