SuaraJogja.id - Tepat hari ini Rabu (9/12/2020) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 serentak di Indonesia digelar. Dari 270 wilayah di Indonesia, meliputi 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota, Kabupaten Sleman menjadi salah satu daerah yang turut menyelenggarakan pesta demokrasi tersebut.
Namun tampaknya Pilkada Sleman kali ini tidak begitu menggugah warganya untuk memberikan suaranya. Setidaknya beberapa warga Sleman yang ditemui SuaraJogja.id di lapangan mengaku tidak terlalu memikirkan pencoblosan pada hari ini.
"Saya nanti mungkin nyoblos agak siangan," kata pedagang nasi uduk yang enggan di sebutkan namanya di kawasan Jl. Palagan Tentara Pelajar, Karang Moko, Sariharjo, Ngaglik, Sleman.
Ia mengaku lebih memilih berjualan terlebih dahulu pagi ini. Menurutnya TPS di wilayah tempat tinggalnya pun baru akan buka sekitar jam 10.00 WIB nanti.
Baca Juga: Jelang Pilkada Sleman, Nakes Rusunawa Gemawang Bakal Bantu Pasien Covid-19
"TPS tempat saya baru buka jam 10 nanti mas, ya paling ke sana nanti. Belum tau jadi nyoblos atau tidak, ngga ada kepentingan," ucapnya sambil membungkus nasi uduk.
Kendati masih ragu untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada Sleman kali ini, warga Denggung ini memikirkan dampak yang terjadi jika banyak masyarakat yang tidak mencoblos atau golput. Sebab itu kata dia, berkaitan dengan dana tidak sedikit yang sudah dikucurkan dalam agenda Pilkada ini.
Sementata itu warga lainnya, Iis Asiyah, juga mengatakan tidak terlalu memikirkan atau ambil pusing dalam gelaran Pilkada Sleman kali ini. Malahan ia menyoroti harga bahan kebutuhan pokok yang mulai merangkak naik jelang nataru ini.
Iis sendiri sebenarnya pendatang dari Jawa Barat, namun ia sudah tujuh tahun menetap. Saat ini ia dan keluarga membuka warung burjo untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Ngga mikirin itu [Pilkada] mas, ini bahan pokok malah pada naik," kata warga Kutu Dukuh, Sinduadi, Mlati, Sleman tersebut.
Baca Juga: Marak Bagi Bansos Jelang Pencoblosan, Paslon Pilkada Sleman Lapor ke KPK
Sementara itu Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman Trapsi Haryadi, menargetkan tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Sleman 2020 sebesar 80 persen. Hal itu kata Trapsi mengacu kepada target yang telah ditetapkan oleh KPU DIY.
Berita Terkait
-
Hasil BRI Liga 1: Dipecundangi PSBS Biak, PSS Sleman Terbenam di Dasar Klasemen
-
Masjid Agung Sleman: Pusat Ibadah, Kajian, dan Kemakmuran Umat
-
Libur Singkat, Ini Momen Bek PSS Sleman Abduh Lestaluhu Rayakan Idulfitri Bersama Keluarga
-
Gustavo Tocantins Beri Sinyal Positif, PSS Sleman Mampu Bertahan di Liga 1?
-
Dibayangi Degradasi, Pieter Huistra Bisa Selamatkan Nasib PSS Sleman?
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
Terkini
-
Suap Tanah Kas Desa Trihanggo Terungkap, Lurah dan Pengusaha Hiburan Malam Ditahan
-
Tunggu Hasil Mediasi Mangkubumi, Warga RW 01 Lempuyangan Tolak Pengukuran Rumah PT KAI
-
Tak Puas dengan Pembuktian UGM, Massa TPUA Segera Sambangi Jokowi di Solo
-
Parkir ABA bakal Dibongkar, Sultan Pertanyakan Munculnya Pedagang Tapi Jukir Harus Diberdayakan
-
Guru Besar UGM Dipecat Karena Kekerasan Seksual, Kok Masih Digaji? UGM Buka Suara