Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 14 Desember 2020 | 10:06 WIB
Pedagang siomai, Sardjono (46), merangkak sejauh 25 kilometer dari kediamannya menuju ke rumah calon bupati Gunungkidul Sunaryanta, Senin (14/12/2020). - (SuaraJogja.id/Julianto)

SuaraJogja.id - Aksi nekat dilakukan oleh pedagang siomai, Sardjono (46), warga Pedukuhan Mojosari, Kalurahan Hargosari, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul. Lelaki ini nekat merangkak sejauh 25 kilometer dari kediamannya menuju ke rumah calon bupati Gunungkidul yang sementara mendapatkan suara terbanyak dalam Pilkada Gunungkidul, Sunaryanta.

Didampingi oleh puluhan pendukung Sunaryanta dan belasan anggota tim medis, Sardjono memulai aksi nekatnya tersebut pada Senin (14/12/2020) sekitar pukul 06.00 WIB. Dengan peralatan seadanya -- telapak kaki tetap menggunakan sepatu, lutut dibalut sandal, dan tangan juga mengenakan sandal ala kadarnya, lelaki ini bertekad menyelesaikan perjalanan merangkaknya hingga sore hari.

Koordinator pendamping aksi Sardjono, Agus, mengatakan, aksi tersebut merupakan wujud dari realisasi nazar yang diucapkan oleh Sardjono beberapa waktu sebelum pencoblosan dilaksanakan. Lelaki ini pernah berucap, jika Sunaryanta, calon bupati yang ia dukung, menang, maka dirinya akan merangkak dari Mojosari ke rumah Sunaryanta di Kwarasan, Kalurahan Kedungkeris, Kapanewonan Nglipar.

"Ini nazar beliau. Karena sudah diucapkan, dan Pak Sunaryanta menang, maka aksi merangkak tersebut ia lakukan," paparnya, Senin, di sela aksi.

Baca Juga: Paslon 04 Pilkada Gunungkidul Klaim Suara Terbanyak, 2 Cabup Lainnya Legawa

Agus mengungkapkan, tidak ada persiapan khusus untuk aksi ini kecuali dari Sardjono sendiri. Untuk aksi ini, relawan Sabuk Merah dari Partai Golkar memang melakukan pendampingan di samping mengerahkan belasan tim medis dan juga dua mobil ambulans. Logistik seperti makanan telah disiapkan untuk konsumsi Sardjono dan tim.

Ditemui di rumahnya, istri Sardjono, Suparmi (41), mengaku tak bisa mencegah aksi nekat suaminya tersebut. Meski tidak rela, tetapi ia tetap mendukung aksi suaminya itu karena sudah merupakan nazar. Bagi keyakinan ia dan keluarganya, nazar yang diucapkan harus diwujudkan kalau tidak ingin terjadi sesuatu.

"Ya bagaimana. Harus dilakukan kalau nazar itu," ujarnya.

Suparmi mengungkapkan, nazar ingin merangkak dari Mojosari ke Kwarasan tersebut telah diucapkan suaminya sekitar sebulan sebelum pencoblosan dilakukan. Saat itu, dinamika pencalonan di wilayah Mojosari memang sangat dinamis dan belum diketahui calon yang menonjol.

Karena suaminya yakin calon yang ia idolakan, yaitu Sunaryanta, akan menang, maka suaminya berujar akan merangkak ke kediaman Sunaryanta kalau benar-benar menang. Niat tersebut lalu diwujudkan Senin ini karena melihat hasil real count dari tim Sunaryanta yang unggul jauh dari kandidat lain.

Baca Juga: Sutrisna-Ardhi Klaim Dapat Suara Terbanyak, tapi Enggan Sebut Kemenangan

"Suami saya itu sangat mengidolakan Pak Sunaryanta," tambahnya.

Meski akan merangkak cukup jauh, tetapi tidak ada persiapan khusus yang dilaksanakan oleh suaminya. Tak ada olah raga ataupun makanan khusus yang dikonsumsi suaminya. Bahkan suaminya tak pernah melakukan latihan khusus kecuali kemarin, Minggu (13/12/2020) sore, suaminya berlatih merangkak sebentar di dalam rumah.

Putra satu-satunya Sardjono, Wanuri Setyawan (24), mengaku, awalnya berusaha mencegah niat ayahnya mewujudkan nazar tersebut karena khawatir kondisi kesehatan ayahnya.

Namun kemudian, keluarga memahami pentingnya nazar tersebut diwujudkan.

"Ya sudah, relakan saja," tambahnya.

Rencananya, Wanuri bersama istrinya akan menyusul sang ayah untuk mengikutinya. Ia melarang ibunya ikut bersama rombongan karena khawatir ibunya syok, mengingat nyali ibunya cukup kecil dan justru nanti bisa membuat ibunya jatuh sakit. Ia meminta ibunya untuk menunggu kedatangan Sardjono di rumah Sunaryanta.

Kontributor : Julianto

Load More