SuaraJogja.id - Pandemi Covid-19 memberi dampak luas ke berbagai sektor usaha di dunia, termasuk di Indonesia. Selain para pengusaha yang mengalami penurunan omzet, petani yang menjadi produsen ikut merugi akibat virus ini.
Petani buah anggur sekaligus pemilik perkebunan Jogja Anggur di wilayah Jetis, Bantul, Danang Priatmoko (37), bersama saudaranya tak tinggal diam untuk membuat sektor pertanian kembali bergeliat di tengah wabah covid-19.
"Kami ingin mengajak dan membuat forum yang lebih luas bahwa inilah Indonesia, termasuk di Yogyakarta kita (petani) bergerak mandiri di bidang kedaulatan pangan baik buah-buahan dan sayur. Jika saya sendiri mendorong kepada varietas anggur," ungkap Danang ditemui pada peluncuran Jogja Anggur dan Dialog Kebangsaan 4 Pilar MPR-RI dan Talkshow, Selasa (15/12/2020).
Ia melanjutkan, petani tidak hanya menjadikan perkebunan atau lahan untuk mengembangkan varietasnya saja, tapi mereka didorong untuk membuat perkebunan sebagai destinasi pendidikan dan wisata.
Baca Juga: Masih Menggantung, Rencana Proyek Jalan Tol di Ketingan Buat Warga Resah
"Nantinya perkebunan kami akan menjadi central food institute. Kami akan memperluas lahan untuk dijadikan tempat pendidikan dan wisata. Di sini juga akan kami buatkan tempat pengolahan anggur, sehingga pengunjung bisa melihat prosesnya," jelas Danang.
Perkebunan seluas 300 meter itu dibangun oleh Danang dan kakaknya, Arif, sejak Maret 2019. Berjalan satu tahun lebih, dirinya sudah memanen anggur sebanyak empat kali.
"Sudah empat kali panen, hasilnya kami jual dan memang pangsa pasarnya cukup baik. Biasa kami kirim ke Jawa Tengah dan juga ke Jakarta," ujar dia.
Danang mengatakan bahwa buah anggur selama ini selalu diimpor dari luar negeri. Padahal, di indonesia banyak petani yang bisa menyaingi kualitas buah anggur dari negara lain.
"Hampir 90 persen buah anggur itu impor, biasanya dari China. Padahal iklim di Indonesia cukup baik untuk menanam anggur, termasuk hasilnya. Maka dari itu, ketahanan pangan secara mandiri ini penting. Ada banyak petani berkualitas yang bisa menyaingi dunia, jadi tidak perlu impor lagi," kata dia.
Baca Juga: Wisatawan Boleh Datang, Pemda Imbau Warga Jogja Libur Nataru di Rumah Saja
Tak hanya Danang dan Arif, beberapa petani lainnya yang datang dari luar DIY hadir dalam kegiatan itu. Petani nanas dari Blitar, petani alpukat dari Banjarnegara, dan juga pembudi daya ikan koi juga berdiskusi di acara tersebut.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Serapan Bulog Jatim Tembus 300 Ribu Ton Setara Beras
-
Perkuat Ketahanan Pangan Nasional, Perum Bulog Siap Dukung Koperasi Merah Putih
-
Jogja Film Pitch and Fund 2024 Digelar, Terpilih 4 Film Karya Sineas Lokal yang Menggugah Sanubari
-
Prabowo: Petani Indonesia Harus Makmur, Punya Rumah dan Mobil Bagus
-
Prabowo Beri Restu RI Ekspor Beras ke Sejumlah Negara
Terpopuler
- Pascal Struijk Aneh dengan Orang Indonesia: Kok Mereka Bisa Tahu
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Memutuskan Pindah Homebase Musim Depan, Dua Tim Promosi Angkat Kaki
- Pascal Struijk: Saya Pasti Akan Memilih Belanda
- Bakal Bela Timnas Indonesia, Pascal Struijk: Saya Tak Akan Berubah Pikiran
- Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp60 Jutaan: Pilihan untuk Keluarga Baru, Lengkap Perkiraan Pajak
Pilihan
-
Geely Auto Luncurkan Galaxy Cruiser, Mobil Berteknologi Full AI di Auto Shanghai 2025
-
Jakmania Bersuara: Lika Liku Sebarkan Virus Orange di Kandang Maung Bandung
-
Ikuti Jejak Doan Van Hau, Bintang Thailand Kena Karma Usai Senggol Timnas Indonesia?
-
Hasil BRI Liga 1: Dibantai Borneo FC, PSIS Semarang Makin Terbenam di Zona Degradasi
-
5 Rekomendasi HP dengan Kecerahan Layar Maksimal di Atas 1000 Nits, Jelas dan Terang di Luar Ruangan
Terkini
-
Jabatan Penting di Sleman Segera Diisi, Bupati Sleman Prioritaskan Eselon 3 dan 4
-
Bupati Sleman "Diwanti-wanti" Sultan: Pesan Mendalam di Balik Gelar Baru dari Keraton Yogyakarta
-
Rumah dan Bengkel di Pakem Sleman Terbakar, Api Diduga Bermula dari Ledakan Aki
-
Juru Kunci Liga 1: PSS Sleman Terancam Degradasi? Janji Manis Manajemen Bikin Penasaran
-
Akhirnya Punya Rumah Sendiri, DPRD DIY Bangun Gedung Baru Rp293 M usai Puluhan Tahun Numpang