Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 15 Desember 2020 | 20:35 WIB
Cabai yang terkena hama patek di lahan persawahan yang berada di Dusun Ketingan, Desa Tirtoadi, Mlati, Sleman, Selasa (15/12/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Ketika harga cabai yang mulai merangkak naik jelang libur natal dan tahun baru (nataru) petani cabai di Kecamatan Mlati, Sleman justru mengeluhkan produksi cabainya yang menurun. Hal itu disebabkan karena serangan hama Anthraknosa yang datang setiap musim hujan tiba.

Salah satu petani cabai di Dusun Ketingan, Desa Tirtoadi, Mlati, Sleman, Ngadiman (60) mengatakan produksi cabainya sudah menurun sejak intensitas hujan mulai meningkat pada bulan November lalu. Sejak itu hama yang sering disebut patek oleh warga sekitar muncul dan menggerogoti tanaman cabai.

"Kalau banyak hujan, cabai selalu kena hama patek. Ya bisa sampai cabainya mati dan gagal panen," ujar Ngadiman, saat ditemui SuaraJogja.id, di sawahnya, Selasa (15/12/2020).

Ngadiman tidak memungkiri semenjak serangan patek tersebut produksi cabainya menurun. Padahal seharusnya masa-masa sekarang ini adalah musim panen yang baik untuk petani cabai.

Baca Juga: Sambut Natal, PSS Sleman Berbagi Kebahagiaan dengan Anak-anak Disabilitas

Disampaikan Ngadiman, jika sebelumnya dalam kondisi normal sekali petik di lahannya seluas 2.000 meter ia bisa menghasilkam 1,5 kuintal. Sekarang tanaman cabainya dibiarkan begitu saja atau tidak dipanen sama sekali karena sudah seluruhnya terkena patek.

"Saat ini sudah tidak metik lagi mas. Kalau dijual ya juga sudah tidak laku. Walaupun sebenarnya masih bisa dikonsumsi," ucapnya. 

Ngadiman mengaku sudah melakukan berbagai cara untuk mengantisipasi datangnya hama patek tersebut setiap musim penghujan. Salah satunya dengan rutin menyemprot tanaman cabai setelah diguyur hujan. 

"Disemprot itu biasanya tiap pagi setelah malam hujan tapi ya itu susah kalau hujannya terus-menerus kayak beberapa hari lalu," tuturnya.

Ngadiman menyampaikan bahwa sebenarnya masih ada beberapa pihak yang mau membeli cabai yang sudah terkena patek. Semisal penjual mi ayam dan bakso, walaupun memang tidak semua hanya beberapa saja.

Baca Juga: Sirekap Sempat Eror, KPU Sleman Tetap Rapat Pleno Rekapitulasi Hitung Suara

Selain itu harga yang diterima pun lebih rendah dibandingkan dengan harga cabai normal di pasaran. Walaupun kata Ngadiman rasanya tetap sama-sama pedas harga yang diberikan hanya separuh harga normal bahkan bisa lebih rendah.

Load More