SuaraJogja.id - Inisiator Pandemic Talks, Firdza Radiany mengunggah hasil analisisnya terhadap kasus penularan Covid-19 di DIY. Dalam analisanya bersama tim, Firza mengatakan jika saat ini ada halusinasi pandemi yang terjadi di DIY. Yakni, munculnya kesan jika kasus positif yang ada 'hanya' berkisar 8000 (Data Kamis (16/12/2020) kasus saja dan ilusi suasana kehidupan yang seolah baik-baik saja.
"Jadi disini muncul halusinasi atau ilusinya ternyata keadaan sebenarnya kalau dilihat indikator pandemi itu tidak sekecil dan tidak sedamai itu," terang Firdza.
Firdza menjelaskan bahwa muncul ilusi dan halusinasi jika kasus penularan Covid-19 di DIY paling sedikit. Padahal jika dilihat dari kenyataannya tidak seperti itu.
Dalam data yang ia unggah di akun Twitter pribadinya @firdzaradiany, pria yang juga dikenal sebagai data scientist ini menyampaikan jika testing yang dilakukan di DIY sudah memenuhi standar. Namun dalam pelaksanannya tracingnya masih buruk dan angka positive rate yang juga masih tinggi.
Baca Juga: Jelang Nataru, COVID-19 di DIY Tembus 9.071 Kasus
WHO menetapkan standar test PCR di DIY sebanyak 549 per harinya. Saat ini di DIY rata-rata PCR per harinya mencapai sebanyak 961 per harinya. Tetapi Rasio lacak dan Isolasi (RLI) yang dimiliki DIY sebesar 2,91. Padahal standar dari WHO RLI harus dilakukan minimal kepada 30 orang. Kemudian, positive rate yang diatur oleh WHO setidaknya kurang dari 5%, sementara di Jogja angka postive rate mencapai 14,1%.
Dengan kata lain dari setiap orang yang dinyatakan positif, kontak erat yang dilacak hanya 2 hingga tiga orang saja. Sementara dari standar WHO setidaknya da 30 orang kontak erat yang harus ditracing. Berarti, setidaknya ada 27 orang kontak erat dengan pasien positif yang tidak diketahui status kondisinya. Hal ini menyebabkan jumlah penyebaran yang semakin luas.
"Jadi Jogja ini cukup tinggi tingkat penularannya dalam kurun tingkat positif-nya. Terakhir, tingkat trackingnya itu hanya 2,9 atau kita bulati 3. Padahal standar WHO minimal 30," ujar Firdza saat dihubungi SuaraJogja Sabtu (19/12/2020) malam.
Data kematian tak dilaporkan
Selain itu, berdasarkan laporan dari Pemda DIY, data kematian akibat Covid-19 tercatat ada sebanyak 169 jiwa. Sedangkan dari data yang dihimpun Firdza dari lapor Covid-19, ada data kematian sebanyak dua kali lipat. Sejak tanggal 27 November 2020, tercatat ada 468 jiwa yang meninggal akibat Covid-19. Artinya ada beberapa data kematian yang tidak dilaporkan atau mungkin data dari pasisen suspect yang tidak atau belum dilaporkan.
Baca Juga: Restu Bumi Kreo, Al Ghazali dan Dul Jaelani Namakan Destinasi Baru di DIY
Di DIY, setiap harinya ada 2 orang meninggal akibat Covid-19. Presentase tertinggi dicapai pada tanggal 24 November 2020 dengan angka 2,50% dan terendah pada tanggal 17 November 2020 dengan angka 2,5%. Rerata Case Fatality Rate atau CFR selama satu bulan 2,3%.
Dalam periode satu bulan, kasus harian di Yogyakarta mengalami naik turun yang cukup drastis. Kasus terbanyak ditemukan pada Sabtu (12/12/2020) yakni 227 kasus, sedangkan kasus paling sedikit ditemukan pada 15 November 2020 sebanyak 7 kasus.
Faktor yang lainnya yang perlu dilihat saat membicarakan pandemi adalah mengenai kapasitas Health System. Firdza menilai jika kapasitas Health System di DIY termasuk rendah. Dari Bed Occupancy Rate (BOR) yang tersedia sebanyak 77,1%. Dimana standar dari WHO sendiri minimal adalah 60%. DIY hanya memiliki 25 rumah sakit rujukan Covid-19 dan 12 laboratoritum diagnostik covid-19, jumlah tersebut paling rendah sepulau jawa.
DIY pernah menempati BOR tertinggi di skala nasional dengan angka 95,5% pada tanggal 30 November. Saat ini ketersediaan ranjang sudah ditambah dari total 452 menjadi 595 tetapi BOR masih tinggi sebanyak 78,6%. Namun, menambah jumlah ranjang tidak sama dengan menambah jumlah tenaga kesehatan. Percuma jika ranjang ditambah namun dokter mengalami kelelahan atau justru terpapar.
"Dan BOR tadi erat kaitannya di antara pulau Jawa health systemnya ini paling jelek juga. Laboratoriumnya juga paling kecil cuma 12," imbuh Firdza.
ICR DIY terburuk kedua
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- Asisten Pelatih Liverpool: Kakek Saya Dulu KNIL, Saya Orang Maluku tapi...
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mulan Jameela Sinis Ahmad Dhani Sebut Mantan Istri dengan Panggilan 'Maia Ahmad'
- Pengganti Elkan Baggott Akhirnya Dipanggil Timnas Indonesia, Jona Giesselink Namanya
Pilihan
-
Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
-
Kata-kata Jordi Amat Usai Gabung ke Persija Jakarta
-
7 Rekomendasi Merek AC Terbaik yang Awet, Berteknologi Tinggi dan Hemat Listrik!
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
Terkini
-
Liburan di Kampung Main dari Pasar Wiguna x Wonderful Indonesia: Wadah Anak Bermain dan Belajar
-
AgenBRILink SDM Mart Dorong Pengembangan Usaha Masyarakat di Grobogan
-
Kesaksian Warga Soal Cekcok Order Kopi Berujung Ricuh, Driver Ojol Disebut Sempat Telat Berjam-jam
-
Polisi Pastikan Telusuri Provokator Aksi Massa Driver ShopeeFood di Sleman yang Berujung Ricuh
-
Duh! Ricuh dengan Pelanggan di Sleman, Mobil Polisi Dirusak Ratusan Driver ShopeeFood