SuaraJogja.id - Dua orang mondar-mandir terlihat gelisah. Panik tidak menentu seolah dikejar waktu. Mereka terlihat sibuk mempersiapkan segala ubarampe keperluan untuk membuka warung angkringanya.
Sinar matahari yang masih terik tidak menghentikan gerak cepat mereka untuk membongkar muatan dari beberapa tas plastik yang telah dipersiapkan. Arang dari karung dikeluarkan. Dicoba untuk dihidupkan agar dapat digunakan untuk memasak air di tungku.
"Selama pandemi Covid-19 ini memang susah ya mencari uang," kata Pemilik Angkringan Arto Moro, Davina Hamidah (35), kepada SuaraJogja.id, Kamis (24/12/2020).
Sambil mengelap keringat yang membasahi dahi dan pipinya, kiriman makanan mulai datang ke warungnya. Mulai dari aneka sate hingga nasi kucing dengan berbagai lauk di dalamnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Urung Reda, Pemda DIY Perpanjang Lagi Masa Tanggap Darurat
Warung angkringan Davina berada di Jalan Margo Utomo, tepatnya di depan kantor induk PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II. Terlihat memang beberapa kursi telah tertata rapi dengan meja di depannya. Namun semua masih kosong, belum ada pembeli di situ.
Ia membuka warungnya memang bisa dibilang lebih dulu dibandingkan dengan warung angkringan lainnya. Namun kali ini ada suasana berbeda ketika Davina mempersiapkan angkringan dengan satu karyawannya.
Bukan tanpa alasan Davina membuka warung angkringannya lebih awal. Ia sebelumnya mendapat informasi akan ada pembatasan jam operasional untuk warung-warung yang buka selama libur Natal dan tahun baru (nataru) kali ini.
Informasi itu diketahui dari surat edaran atau aturan itu berasal dari Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dan gugus tugas Covid-19 tingkat kecamatan.
"Informasi yang saya terima, nanti jam buka warung di sini bahkan di semua Jogja akan dibatasi sampai jam 22.00 WIB malam saja," ucapnya.
Baca Juga: Satpol PP DIY Perketat Pengawasan di Pantai Selatan Selama Libur Nataru
Sebenarnya Davina mengaku masih bingung terkait kebenaran informasi itu apakah benar atau tidak. Namun memang, ia sudah mendengarnya sejak beberapa waktu belakangan ini.
"Soalnya memang beberapa sudah mendapat edaran itu tapi saya belum," sebutnya.
Perlu diketahui bahwa Davina adalah seorang transpuan yang belum lama ini membuka warung angkringan tersebut. Dikatakan, ia baru membuka angkringan miliknya pada masa pandemi Covid-19 atau pada sekitaran bulan Agustus lalu.
Pembukaan angkringan ini juga disebabkan karena usaha sebelumnya tutup karena terdampak pandemi Covid-19. Davina mengaku bahwa saat awal-awal pembukaan angkringan ini usahanya terbilang bagus.
Pasalnya pembukaan angkringan ini bertepatan dengan era new normal atau adaptasi kebiasaan baru yang sedang digaungkan oleh pemerintah waktu itu. Selain itu, masyarakat yang sudah bosan di rumah akhirnya memilih keluar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Waktu pembukaan sekitar Agustus lalu ya bagus banget. Bahkan karyawan ada lima sekarang tinggal satu. Kalau soal pendapatan memang kalau untuk mendapat untung itu belum begitu bisa terkumpul tapi untuk mencukupi kebutuhan operasional angkringan dan membayar karyawan sangat cukup," terangnya.
Lalu setelah itu, kurang lebih sebulan ternyata kasus kembali meledak. Saat itu, pendapatan angkringan miliknya mengalami penurunan yang sangat drastis dan itu berlangsung hingga sekarang.
Merespon kondisi tersebut, Devina mengaku masih tetap bersyukur walaupun dengan himpitan dampak pandemi Covid-19 yang semakin menjadi-jadi. Sebab ia masih buka dan setidaknya mendapat sedikit pundi-pundi rupiah dari hasil jualannya.
"Masih bisa bayar karyawan, bayar operasional dan lain-lain. Walaupun memang mepet banget bahkan kadang tombok tapi aku masih bersyukur bisa bertahan. Karena ngeliat usaha-usaha yang lain banyak juga yang tidak bisa bertahan," tuturnya sambil menggantung rentengan bungkus minuman di tali yang ada.
Davina menyebutkan bahwa sebenarnya ia sekarang memiliki dua karyawan. Hal itu untuk mendukung operasional selama liburan natal dan tahun baru.
Saat ini satu karyawannya sedang merayakan natal sehingga masih satu yang ada di angkringannya. Namun dengan informasi yang beredar tentang pembatasan jam operasional ini, kata Davina menjadikannya ragu untuk menambah karyawan lagi.
"Dapet kabar ini jadi kayak dilema. Ah mumet pokoknya, intinya jualan dulu aja deh. Dapet rezeki syukur enggak ya udah, yang penting udah usaha," cetusnya.
Tidak dipungkiri bahwa Davina sudah berharap banyak dengan momen libur nataru kali ini. Harapannya dengan kedatangan banyak wisatawan bisa menutup kerugian atau minus yang terjadi selama beberapa bulan lalu.
Walaupun ia sendiri tidak begitu kaget dengan aturan pembatasan jam ini. Sebab memang selama ini operasional angkringan miliknya agak berbeda dengan angkringan di tempat lain.
"Tidak begitu kaget sebenarnya. Kalau yang lain bukanya sore banget gitu, tutupnya sampai subuh gitu. Ngga bisa aku. Untung aku terbiasa buka lebih awal dan tutup juga lebih awal, biasanya jam 15.00 WIB sore udah prepare dan jam 16.00 WIB sore bisa jualan nanti tutup jam 00.30 WIB atau jam 01.00 WIB pagi," terangnya.
Bahkan beberapa kali jam 23.00 WIB malam pun sudah tutup. Sebab kondisi hujan yang cukup deras atau pengunjung yang sepi. Bahkan saking sepinya pembeli, ia hanya mendapat Rp7.000 saja selama buka seharian.
Davina sendiri juga bingung harus menanggapi aturan tentang pembatasan jam operasional ini seperti apa. Sebenarnya ia setuju saja dengan aturan ini asalkan semua kompak atau sepakat.
"Sepakat artinya semua sektor diberlakukan hal yang sama. Semisal pariwisata tidak dibuka, kalau ini kan rancu jadinya. Kadang yang tidak make sense adalah kenapa harus steril tapi masih menerima wisatawan," keluhnya.
Terkait dengan wacana penutupan total kawasan Tugu, Malioboro hingga Nol Kilometer selama sehari penuh ketika tahun baru mendatang, Davina tak mau ambil pusing. Ia lebih memilih menaati aturan yang ada jika memang itu sudah diputuskan secara resmi.
"Kalau memang ada wacana ditutup seharian saat tahun baru ya udah kita juga pergi juga nggak usah jualan. Mendingan kita jalan-jalan. Rezeki udah ada yang ngatur, kita mah nurut aturan aja," tandasnya.
Sementara itu penjual angkringan lainnya, Marni, mengaku memang sudah mendapat informasi tersebut. Ia yang juga sudah berharap banyak libur nataru ini menjadi lahan subur dalam mengais rezeki kini hanya bisa gigit jari dengan aturan pembatasan jam operasional ini.
"Iya saya tahu ada informasi itu makanya buka dan masak lebih awal. Liburan ini udah dijagakke padahal soalnya rame. Tapi kok malah koyo ngene kahanane, malah mumet sakiki (malah kayak gini keadaannya, jadi pusing sekarang," kata Marni.
Dikatakan Marni kondisi saat ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan tahun lalu. Pada tahun lalu ia hingga kewalahan memasakan untuk dijual di warung-warung karena terlalu ramai.
Ia yang tergabung dalam grup WA sesama penjual angkringan menyebut telah menanyakan kondisi satu sama lain. Namun hasilnya memang semua sepakat bahwa informasi itu memang benar dan akan ditutup pada jam 22.00 WIB malam.
"Mereka jadi milih buka lebih awal juga. Jam 14.00 WIB siang udah buka, paling sore buka jam 16.00 WIB sore. Tapi semua sepakat jam 22.00 WIB udah tutup. Ada aturan tentang tahun baru tidak boleh ada kerumunan juga toh," ucapnya.
Disampaikan Marni, setahun lalu liburan natal dan tahun baru seperti ini saat berjualan di Alun-alun Jogja selama tiga hari saja ia bisa meraup keuntungan sebanyak Rp2 juta. Padahal itu hanya di alun-alun tidak berpindah-pindah tempat.
"Lha ini sekarang malah mleto banget. Padahal jam 22.00 WIB malam itu kan baru rame-ramenya tamu pada keluar hotel cari makan eh malah udah suruh tutup," tukasnya.
Berita Terkait
-
Darurat Polusi Udara! Punjab Pakistan Lockdown, Sekolah dan Aktivitas Luar Ruangan Dilarang
-
Trend Pengamen Online Ngamen di Trotoar Malioboro Buat Publik Geram
-
SMPN 8 Tangerang 'Lockdown' Dua Minggu Buntut Puluhan Siswa Sakit Cacar, Ketua IDI Ingatkan Hal Ini
-
Afgan Siap Bangkitkan Semangat Tahun Baru di Acara Ring In The New Year Mulia Style
-
Blitar City Walk, Wisata dan Kuliner Murah Meriah Dekat Makam Bung Karno Mirip Malioboro
Tag
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
Terkini
-
Akademisi UGM: Program Transmigrasi di Papua Masih Dibutuhkan
-
Satpol PP Kota Yogyakarta Terjunkan 100 Personel Amankan Kampanye Terbuka
-
DPD Golkar Gunungkidul Pecat Kader AMPI karena Dukung Paslon Selain Endah-Joko
-
Geger, Remaja Diduga Klitih Diamankan Warga di JJLS Gunungkidul
-
Peringati Hari Pahlawan, The 101 Yogyakarta Tugu dan Museum Benteng Vredeburg Hadirkan Pameran Seni Peaceful Harmony