Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Rabu, 30 Desember 2020 | 17:48 WIB
Dr Tirta. [Instagram/@dr.trita]

SuaraJogja.id - Menjelang libur Natal dan Akhir Tahun, pemerintah menetapkan peraturan menyerahkan hasil Rapid Test Antigen dan Swab PCR sebagai syarat melakukan perjalanan ke luar kota. Di tengah munculnya kebijakan tersebut, nyatanya ada oknum yang tega menawarkan jasa jual surat keterangan sehat palsu. Hal tersebut pun membuat relawan Covid-19, dr Tirta geram.

Dinilai membuat resah masyarakat, salah satu oknum yang menawarkan jasa tersebut pun diungkap oleh Tirta Mandira Hudi. Melalui akun Instagram pribadinya, pria yang akrab disapa dr Tirta ini membagikan satu orang oknum yang menawarkan surat keterangan sehat palsu untuk syarat melakukan perjalanan liburan, salah satunya ke daerah Bali.

"Laknat kau @hanzdays berani-berani jual surat pcr palsu. Banyak orang merana karena kebijakan pcr covid ke Bali, jangan kau manfaatkan bos buat keuntungan pribadi! Kau dagang di closed friend juga banyak friends lu ngadu ke gua bos. Orang antri pcr susah-susah ente manfaatin. Jelasin nanti di depan polisi sob," tulis dr Tirta dalam keterangannya.

Merasa geram, dr Tirta langsung merutuki pemilik akun @hanzdays yang menyediakan jasa membuat surat keterangan sehat palsu tersebut. Pria yang juga akrab disapa Cipeng ini juga mengunggah beberapa tangkapan layar yang diambil dari unggahan akun @hanzdays. Pemilik akun tersebut mengatakan jika hanya butuh KTP saja untuk bisa memiliki surat keterangan sehat tersebut, tanpa perlu melakukan swab PCR dan berlaku untuk seluruh wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Latar Belakang Menkes Budi Sadikin Disorot, dr Tirta: Justru Ini Kesempatan

Tanggal dalam surat juga bisa di atur untuk digunakan satu atau dua hari sebelum perjalanan. Akun @hanzdays menjamin jika layanannya tersebut 100% akan lolos dari petugas. Sudah ada puluhan testimoni yang ia miliki telah menggunakan jasanya. Turut diunggah juga tangkapan layar, adanya tiga orang yang lolos masuk ke daerah Bali dengan jasanya. Tidak perlu khawatir, pemilik akun tersebut mengaku berteman dengan dokter yang dicantumkan dalam surat keterangan. Setiap surat dijual dengan harga Rp 650.000.

"Adanya kebijakan kaya pcr sebagai transport, saya sudah ingatkan ke pemerintah akan muncul oknum-oknum ginian. Jika ini salah satu oknum, dan banyak oknum laen, wah, kacau bosku," imbuh dr Tirta.

Pria kelahiran Surakarta ini meminta pemerintah untuk bisa mengevaluasi kebijakan yang sudah diterapkan agar tidak muncul oknum-oknum serupa. Tidak peduli siapapun orang yang ada di belakang akun @hanzdays, Tirta menyebutkan jika tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan. Alasan apapun yang diberikan oleh pemilik akun, pria mualaf ini menilainya sebagai hal yang salah. Ada banyak orang yang mengalami kesulitan karena adanya kebijakan tersebut.

Unggahan dr Tirta soal penyedia jasa surat keterangan sehat palsu. - (Instagram/@dr.tirta)

Lulusan UGM ini mengucapkan terimakasih kepada warganet yang sudah menyampaikan padanya keberadaan akun tersebut. Selanjutnya, Tirta juga ikut menyebutkan beberapa akun dari pihak berwenang untuk memperhatikan keberadaan akun tersebut. Oknum itu hanya satu dari yang dibagikan oleh warganet. Ia juga sudah melaporkannya langsung kepada kepala BNPB dan Divisi Humas Polri.

Sejak diunggah Rabu (30/12/2020), cerita dr Tirta yang menemukan akun pemalsu surat keterangan sehat tersebut sudah disukai lebih dari 41 ribu kali. Ada seribu lebih komentar yang ikut ditinggalkan warganet. Banyak warganet yang meminta agar kasus tersebut bisa diselesaikan dan diusut secara tuntas.

Baca Juga: Cerita Pengalaman 16 Kali Swab Tes, dr Tirta Minta Pengusaha Patuhi Prokes

"Dokternya yang ikut tanda tangan itu diusut juga dok," tulis akun @dr.eche_idurs.

"Sabar dong dok kalo mau lapor karena polisi lagi ngurusin masalah penting & sangat genting yaitu video syur gisel," komentar akun @as.pirasi.

"Demi bertahan hidup, seorang photographer tega memalsukan surat pcr palsu," tanggapan akun @victoriaswolf.

Sementara akun@_yunfika_ mengatakan, "Terus nanya kapan pandemi ini berakhir. Kalau kelakuan yang ketauan aja baru satu kayak gini, apa kabar yang gak ketahuan."

Load More