SuaraJogja.id - Pemerintah Kalurahan Girikerto, Turi, Sleman mengakui masih minimnya lampu penerangan di sepanjang jalur evakuasi sekitar Gunung Merapi. Kondisi ini dikhawatirkan dapat menghambat proses evakuasi warga jika sewaktu-waktu bencana erupsi Merapi terjadi saat malam hari.
Lurah Girikerto Turi Sudibyo menyampaikan, meskipun sudah mempersiapkan mitigasi bencana dengan baik, tetapi tetap ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan.
Salah satu yang peling krusial adalah lampu penerangan jalan, yang memang belum tersedia secara memadai di titik-titik rawan jalur evakuasi. Pasalnya, penerangan jalan yang minim ini terjadi di tiga pedukuhan utama: Tritis Kulon, Ngandong, dan Sidorejo.
“Itu tiga dusun yang memang berada di atas dan paling dekat dengan puncak Gunung Merapi. Dari pengalaman 2006 dan 2010, kalau malam paling rawan titik jalur evakuasi, masih gelap, dari balai desa ke utara ini minim penerangan. Sampai sekarang,” ujar Sudibya, ditemui di Kantor Kalurahan Girikerto Turi, Selasa (12/1/2021).
Sebenaranya, Sudibya bukan tanpa usaha begitu saja melihat minimnya penerangan jalan tersebut. Pihaknya telah mengajukan permohonan untuk penambahan penerangan jalan ke Pemkab Sleman.
Namun, memang hingga saat ini belum ada respons terkait hal tersebut. Pengajuan terakhir, kata Sudibya, dilakukan sekitar kurang lebih sepekan yang lalu.
Selain penerangan yang minim, Sudibya menyebutkan, masih ada masalah lain terkait kesiapan barak pengungsian Tanggung di Pedukuhan Glagahombo. Sebab, bangunan yang merupakan bekas sekolah ini sebenarnya sudah harus direnovasi agar layak digunakan sebagai barak pengungsian.
“Itu semua sudah kami ajukan ke Pemkab, tapi belum ada jawaban, terakhir baru beberapa Minggu ini. Untuk permohonan renovasi juga sudah sejak setahun lalu, tapi kami ajukan lagi,” terangnya.
Barak pengungsian Tanggung tersebut sebenarnya difungsikan jika memang terdapat lonjakan pengungsi, sehingga tiga barak utama di barak Nangsri dan tiga bangun sekolah tidak lagi dapat menampung. Kendati hanya akan digunakan sebagai cadangan, menurutnya, perawatan dan persiapan tetap perlu dilakukan.
Baca Juga: Ancaman Bahaya Merapi ke Barat Daya, Jumlah Pengungsi Glagaharjo Menurun
“Wilayahnya cukup terpencil, sehingga jarang tersentuh dan butuh perawatan serta persiapan tentu saja. Sudah kami usulkan lagi perbaikannya bersama lampu penerangan jalan,” tandasnya.
Berita Terkait
-
Ancaman Bahaya Merapi ke Barat Daya, Jumlah Pengungsi Glagaharjo Menurun
-
Mitigasi Barat Daya Merapi, Girikerto dan Wonokerto Siapkan Pengungsian
-
Longsor di Sumedang, Ini Tips Mitigasi Bencana Longsor
-
Aktivitas Merapi Meningkat, Hari Ini 19 Kali Guguran Lava Pijar
-
Badai Kilat yang Terjadi di Merapi Tak Terkait Erupsi, Ini Penjelasannya
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Dari Barista Jadi Dukuh: Kisah Sito Apri Memimpin Kampungnya di Usia 20 Tahun
-
Selamat Tinggal Kumuh? Yogyakarta Benahi Jalan Tentara Pelajar Demi Wajah Kota yang Lebih Tertib
-
4 Link DANA Kaget Aktif, Peluang Dapat Saldo Gratis Tanpa Ribet di Sini
-
Jangan Sampai Salah Arah! Ini Rute Baru Menuju Parkir Pasar Godean Setelah Relokasi
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru