"Kami pernah terjatuh karena menggunakan sepeda tinggi tanpa melihat situasi. Karena berjejer, ada satu pengendara yang hilang keseimbangan karena kakinya tersedia di sadel. Akhirnya kami jatuh, tapi itu menjadi pelajaran bersama," kata dia.
Meski memiliki hampir 200 anggota, tidak semuanya memiliki sepeda tinggi. Adapun anggota yang hanya memiliki sepeda jenis BMX atau sepeda gunung.
Aksi kemanusiaan kerap diagendakan oleh komunitas ini. Bakti sosial untuk korban bencana alam erupsi Gunung Sinabung dan bencana lainnya Sepeda Tinggi Yogyakarta ikut andil.
Di tengah pandemi Covid-19, kegiatan memang sedikit berkurang. Kegiatan berkumpul sudah jarang. Namun begitu, bersepeda dan berkumpul masih dilakukan namun sangat terbatas.
Membuat sepeda tinggi bisa dilakukan oleh masing-masing orang ketika memiliki ilmunya. Di komunitas ini salah seorang mekanik sepeda tinggi, Mandra, menyebutkan, untuk membuat satu buah sepeda tinggi dengan tinggi 1-2 meter, membutuhkan biaya Rp500-700 ribu.
Dalam waktu satu pekan, sepeda tinggi bisa digunakan dengan desain yang diinginkan. Bahan-bahannya mudah didapatkan. Mandra menerangkan, besi sepeda dapat dibeli di tempat barang bekas.
"Yang penting besi masih kuat dan layak digunakan. Selanjutnya cara merangkainya dengan mengelas dua besi yang berbeda sesuai desain yang mereka inginkan," ujar dia.
Anggota komunitas tak sedikit yang berkonsultasi ke bengkel Mandra. Di samping membuka bengkel motor di rumahnya, Mandra juga biasa kebanjiran order untuk membuat sepeda tinggi anggota lainnya.
Pergerakan sepeda tinggi tak hanya di Jogja. Sepeda tinggi mulai muncul di berbagai kabupaten dan kota, seperti Bekasi, Jakarta, Bandung, Nganjuk, serta Kebumen. Meski demikian, tujuannya sama, bersepeda bukan untuk pamer, tetapi tetap merendah untuk melihat situasi sekitar guna mengambil pelajaran yang baik serta mengambil keputusan yang bijak.
Baca Juga: Mengenal Komunitas Pit Dhuwur atau Sepeda Tinggi Jogja
Arip menjelaskan, hingga kini sepeda tinggi ingin memberi pesan damai dalam kampanyenya. Komunitas yang terbentuk di Jogja dengan mayoritas anggota anak remaja ini didorong untuk terus membawa pesan damai meski Indonesia mengalami situasi panas beberapa hari terakhir.
"Sebelumnya memang ada untuk kampanye terkait Omnibus Law beberapa waktu lalu, tetapi hal itu tidak dirundingkan terlebih dahulu. Maksud kami, anggota kita yang masih remaja memang belum saatnya menghadapi hal seperti ini. Maka gotong-royong atau guyub rukun yang kami hadirkan bagi anggota," jelas dia.
Kendati demikian, hal yang sudah terjadi tak menjadi permasalahan panjang bagi Arip. Ia berharap, permasalahan-permasalahan di Yogyakarta yang belum selesai dapat diselesaikan dan dikampanyekan lewat aktivitas bersepeda.
Komunitas sepeda tinggi yang ada saat ini masih berharap, banyak anggota remaja yang bergabung. Menjadi anggota sepeda tinggi harus menaati peraturan: bergerak dengan santun dan tetap menghormati orang lain dengan cara yang damai.
Berita Terkait
-
Mengenal Komunitas Pit Dhuwur atau Sepeda Tinggi Jogja
-
Viral Bule di Jogja Dagang Mi Ayam, Harga Semangkok Mulai 7 Ribuan
-
Rekomendasi 10 Hotel Ternyaman di Jogja, Ini Tarif dan Alamat Lengkapnya
-
Komentari Surat Pemecatan, Sri Sultan Sebut Gusti Prabu Makan Gaji Buta
-
Berjualan Wedang Ronde di Usia Senja, Nenek Ini Sukses Buat Salut
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Pasca Kebakaran Pasar Seni Gabusan: DKUKMPP Bantul Gercep Ambil Tindakan, Apa Saja?
-
Harga Minyak Goreng Naik di Yogyakarta: Pemerintah Ambil Tindakan
-
Miris, Mahasiswa Jadi Penyebab? Dinsos DIY Beberkan Fakta di Balik Kasus Pembuangan Bayi di Sleman
-
UMKM Yogyakarta, Jangan Sampai Salah Data! Pemerintah Lakukan Pembaruan Besar-besaran
-
Guru dan Siswa SMPN 2 Mlati Pulih Usai Keracunan MBG, Program Dihentikan Sementara