SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman tidak melarang kegiatan warga atau wisatawan untuk melihat keindahan fenomena lava pijar yang muncul di Gunung Merapi. Namun, protokol kesehatan pencegahan Covid-19 harus tetap dilaksanakan dan tetap berada di jarak aman.
Kepastian itu disampaikan langsung Kepala BPBD Kabupaten Sleman Joko Supriyanto saat dikonfirmasi awak media, Senin (25/1/2021). Menurutnya, hingga saat ini jarak luncuran material Gunung Merapi terjauh berada di angka 1,8 kilometer.
"Sejauh ini luncuran terjauh yakni awan panas guguran, yang mencapai 1,8 kilometer, jadi sebenarnya kalau mau menonton lava pijar itu tidak masalah, tapi ya harus diingat bahwa sekarang masih pandemi dan ada aturan PTKM juga, jangan berkerumun," kata Joko.
Joko menegaskan, setiap orang yang hendak melihat langsung fenomena keluarnya magma dari dalam perut Merapi tersebut perlu memperhatikan rekomendasi jarak aman dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Saat ini radius aman yang masih direkomendasikan adalah lima kilometer dari puncak.
Baca Juga: Lava Pijar Gunung Merapi Jadi Daya Tarik, Akses Masuk Dijaga Ketat Petugas
Ditambah dengan status Gunung Merapi yang saat ini masih menyandang status Siaga atau level III, jika sesuai dengan rekomendasi BPPTKG itu, maka untuk sementara pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi.
"Ada kebijakan PTKM juga, jadi masyarakat yang ingin menikmati fenomena lava pijar di lereng Gunung Merapi harus tetap petuh pada aturan itu. Dengan tetap menjaga protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak," tegasnya.
Di sisi lain, Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso mengakui bahwa fenomena lava pijar, yang tengah berlangsung, menjadi daya tarik bagi masyarakat.
Namun meski begitu, BPPTKG juga sudah mengeluarkan imbauan dan rekomendasi jarak aman untuk tetap dipatuhi oleh masyarakat.
"Lava pijar ini merupakan sebuah fenomena yang luar biasa dan sayang untuk dilewatkan. Tidak dipungkiri lava pijar saat ini menjadi daya tarik wisata khususnya para penggemar fotografi. Meski begitu kami tetap mengimbau agar masyarakat patuh untuk menjauhi wilayah bahaya yang sudah ditetapkan," tandasnya.
Baca Juga: Dalam 6 Jam, Gunung Merapi Luncurkan Lava Pijar Sebanyak 29 Kali
Sebelumnya, seorang relawan sekaligus warga asli Pelemsari, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Eko Susilo (36), menyebutkan, sejak fenomena lava pijar muncul kembali ke permukaan Merapi, masyarakat yang penasaran ingin melihat secara langsung menjadi makin banyak.
Tak hanya untuk melihat secara langsung, mereka juga ingin mengabadikan momen-momen keluarnya magma dari perut Gunung Merapi tersebut.
"Walah Mas, di sini [Basecamp Jeep 86, Ngrangkah, Pangukrejo, Umbulharjo, Cangkringan] kalau enggak dijaga ya banyak yang bablas. Padahal tulisan sudah berlapis-lapis dari bawah sampai atas," ujar Eko.
Eko menjelaskan, momen keluarnya lava dari gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu tidak bisa ditentukan, sehingga hal itu memaksa setiap orang yang ingin melihat secara langsung harus menunggu dengan lebih sabar.
Belum lagi, cuaca di puncak atau sekitar Gunung Merapi harus cerah sebab jika tidak, luncuran lava pijar itu tidak akan bisa terlihat dengan mata telanjang atau bahkan diabadikan dengan handphone.
"Kalau momen lava pijar turun itu ya memang tidak bisa dipastikan, tapi yang jelas malem itu biasanya sering muncul. Kalau tertutup kabut tidak bisa terlihat jelas kecuali jika menggunakan alat yang canggih," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Mengenang Erupsi Gunung Merapi 2010 di Museum Mini Sisa Hartaku
-
Sejarah Erupsi Gunung Lewotobi dari Masa ke Masa, Terbaru Telan 10 Nyawa
-
Aktivitas Gunung Merapi Intensif, Ratusan Guguran Lava dan Awan Panas Ancam Zona Bahaya
-
Potret dan Profil Juliana Moechtar, Istri Komandan Upacara di IKN Dulunya Pemain Misteri Gunung Merapi
-
Letusan Gunung Kanlaon Filipina: 625 Hektar Lahan Pertanian Hancur Tak Berbekas!
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Rupiah Loyo! Tembus Rp15.900 per Dolar AS, Calon Menkeu AS Jadi Biang Kerok
-
Harga Emas Antam Jatuh Terjungkal, Balik ke Level Rp1,4 Juta/Gram
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
Terkini
-
DMFI Bareng Shaggydog Serukan Larangan Peredaran Daging Anjing, Pemda DIY Siapkan Perda
-
Minta ASN yang Selingkuh Tetap Diberhentikan, Bupati Sunaryanta: Saya Siap Tempuh PTUN Kalau Tak Ada Titik Temu
-
Bawaslu Sleman Temukan 23 TPS Rawan Bencana dan 37 TPS Bermasalah Internet
-
Eks Karyawan jadi Mucikari Online, Jual PSK via MiChat usai Kena PHK
-
Potensi Bencana Ancam Pilkada di DIY, KPU Siapkan Mitigasi di TPS Rawan