Ternyata Sukirno masih terselamatkan dari awan panas yang langsung menyapu seluruh acara resepsi pernikahan tersebut. Dengan tenaga yang tersisa ia langsung menyelamatkan satu anaknya yang ia gendong untuk berlari ke bawah menyelamatkan diri.
Tanpa pikir panjang ia titipkan anaknya itu ke rumah kerabatnya yang ternyata merupakan bude dari Sukirno. Namun nahas memang kondisinya sudah tak terselamatkan.
Tinggal Sukirno yang harus menyelamatkan diri sendiri yang sudah melepuh di sekujur tubuhnya akibat lumatan awan panas. Tak dihiraukan rasa sakit itu, ia bergegas mengambil sebuah sepeda motor yang sempat tertimbun abu vulkanik Gunung Merapi.
Dipacunya sepeda motor itu ke RSUP Dr Sardjito oleh Sukirno tanpa menghiraukan apapun di sekitarnya. Ia hanya berpikir agar bisa segera mendapat perawatan.
Baca Juga: Sambangi Pengungsian Merapi, Wagub Jateng: Sabar Rumiyin Nggih Mbah
"Pakai sepeda motor saya langsung menuju ke RSUP Dr Sardjito. Tubuh saya sudah terkena luka bakar, kulit saya sudah sempat menyatu dengan sendal saat akan saya copot. Waktu itu dikawal oleh ABRI, lampu merah pun tetap jalan," cetusnya.
Luka bakar yang hampir mencapai 80 persen di tubuhnya membutuhkan pemulihan yang tidak sebentar. Setidaknya empat bulan Sukirno harus dirawat waktu itu.
Sementara untuk pemulihan sendiri membutuhkan waktu sekitar satu tahun lamanya sebelum Sukirno dapat kembali menjalani aktivitasnya secara normal. Rasa sakit waktu itu masih harus ia tahan karena memang luka bakar itu belum sepenuhnya pulih.
"Istilahnya hidup tinggal 20 persen saja, 80 persen sisanya itu ya meninggal. Bisa sembuh karena dapat bantuan operasi oleh dokter dari Jepang," sambungnya.
Berkat pengalamannya ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman menunjuk Sukirno sebagai penjaga bunker Tunggularum. Selain itu pada tahun 2008, ia juga resmi bergabung di Pusdalops BPBD Kabupaten Sleman yang berlokasi di Pakem, Sleman.
Baca Juga: Warga Turgo Mengungsi Usai Merapi Erupsi, Muriyem: Di Sini Lebih Aman
Saat ini, Sukirno tinggal bersama dengan istri baru dengan anak-anaknya di dusun Tunggularum, Wonokerto, Turi, Sleman. Ia berharap warga di lereng Gunung Merapi untuk selalu memperhatikan peringatan dini yang diberikan oleh petugas yang sekarang telah didukung oleh alat-alat dan teknologi yang canggih.
Berita Terkait
-
Tradisi Sadranan di Boyolali: Jaga Kerukunan Jelang Ramadan
-
Pelaku Penusukan Sandy Permana Bukan Tetangga yang Ramah Menurut Warga
-
Sandy Permana Ditusuk, Warga Ungkap Kebiasaan Korban Sebelum Kejadian
-
Tanpa Kejanggalan, Keseharian Sandy Permana Sebelum Tewas Ditusuk Diungkap Orang Dekat
-
Sebelum Tewas Ditusuk, Sandy Permana Sempat Tegur Pelaku Gara-gara Kebiasaan Mabuk
Tag
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja