SuaraJogja.id - Hawa panas terasa cukup menyengat di wilayah Madurejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman siang itu. Terlihat beberapa orang duduk sembari menyeruput teh dan kopi.
Tak banyak yang dilakukan memang oleh beberapa orang tadi, sesekali bergurau. Ada juga yang menghisap rokoknya atau justru memejamkan mata sejenak ditemani embusan angin yang cukup kencang.
Kendati terlihat santai, orang-orang itu tetap siaga selama 24 jam dalam kesehariannya. Tidak selalu berada di satu tempat yang sama, bisa jadi saat mereka berada di rumah masing-masing.
Mereka adalah petugas pemakaman jenazah Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Madurejo. Tugas itu telah mereka emban sejak kurang lebih setahun belakangan.
Tak peduli derasnya hujan yang turun, terik siang yang menyengat, hingga dingin dan gelapnya malam, para petugas pemakaman jenazah Covid-19 selalu siap untuk mengantarkan jenazah Covid-19 ke tempat peristirahatan terakhir. Keikhlasan, semangat, tekad kuat, dan canda tawa adalah bekal mereka.
"Ya kita siap 24 jam, pokoknya setiap ada panggilan [pemakaman jenazah Covid-19] kita siap. Orang meninggal tidak janjian Mas, kalau janjian saya suruh pagi terus saja," gurau Koordinator Lapangan Tim Pemakaman Pasien Terkonfirmasi Positif Covid-19 TPU Madurejo Purwanto, yang memecah tawa siang itu, Minggu (7/2/2021).
Disebutkan Purwanto, datangnya jenazah Covid-19 memang tidak bisa dipastikan. Saat awal-awal atau tepatnya pemakaman yang dimulai April 2020 lalu, jenazah Covid-19 sampai di TPU Madurejo tengah malam.
Namun pada Januari 2021, di mana jumlah kematian pasien terkonfirmasi Covid-19 meningkat cukup drastis, pemakaman bisa dilakukan setiap saat. Artinya, jenazah tidak hanya dibawa ke pemakaman malam, tapi juga pagi dan siang hari.
"Setelah jenazah Covid-19 datang ke sini ya harus secepatnya dimakamkan," imbuhnya.
Baca Juga: Tertinggi, Pemakaman Pasien Covid-19 TPU Madurejo pada 2021 Tembus 14 Kali
Purwanto tidak menampik bahwa selalu ada suka duka yang dialami selama bertugas menjadi petugas pemakaman jenazah Covid-19. Meski kadang duka itu datang lebih banyak, tetapi ia tetap sekuat tenaga melayani dan membantu keluarga jenazah yang ditinggalkan.
Ia bercerita, pemakaman yang tidak mengenal waktu membuat para petugas harus siap dengan kondisi apa pun, termasuk hujan di malam hari. Tak jarang para petugas yang sejak berangkat dari rumah sudah diguyur hujan saat tiba di TPU Madurejo pun akan langsung bergegas berganti menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap untuk kembali menerjang hujang.
Mulai dari baju hazmat, masker, pelindung mata (google), pelindung wajah, hingga sarung tangan akan selalu melekat saat pemakaman jenazah Covid-19 dilakukan. Hanya diterangi dua lampu sorot, tak banyak area yang petugas bisa lihat.
"Kadang melihat lubang [kubur] saja kadang tidak bisa. Harus saling mengingatkan, harus saling fokus. Sempat kejadian karena pemakaman yang dilakukan pada malam dan hujan, lubang itu tidak terlihat. Saat menggeser peti, ada petugas yang kehilangan keseimbangan hingga jatuh terpererosok di lubang di sebelahnya," ucapnya.
Memang diperlukan kondisi fisik yang fit dan konsentrasi yang fokus saat menjalankan tugas pemakaman tersebut. Dikatakan Purwanto, jika memang ada dari salah satu petugas yang tidak fit, mereka bisa untuk meminta izin untuk tidak datang.
"Kita punya grup untuk berkoordinasi. Jadi kalau ada yang kurang fit bisa langsung memberi kabar di grup dan nanti akan digantikan oleh orang lain. Sebab, kalau dipaksa saat kondisi tidak fit, takutnya malah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Catat Lur! Ini Kelebihan KRL Jogja-Solo Dibanding KA Prameks
-
Tertinggi, Pemakaman Pasien Covid-19 TPU Madurejo pada 2021 Tembus 14 Kali
-
Liang Kubur TPU Madurejo Dikabarkan Tinggal 10, Begini Kata Pemkab Sleman
-
Begini Kronologi Penganiayaan Petugas Pemakaman Pasien Covid-19 di Malang
-
Keluarga Ngamuk, Jenazah Covid-19 Tertukar Nyaris Dimakamkan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel
-
Jaga Warga Diminta Jadi Pagar Budaya Penjaga Harmoni Yogyakarta
-
DANA Kaget Spesial Jumat Berkah untuk Warga Jogja: Rebutan Saldo Gratis Hingga Rp199 Ribu!
-
Pengujian Abu Vulkanik Negatif, Operasional Bandara YIA Berjalan Normal
-
Tabrakan Motor dan Pejalan Kaki di Gejayan Sleman, Nenek 72 Tahun Tewas di Lokasi