SuaraJogja.id - Kereta Rel Listrik (KRL) Yogyakarta-Solo memiliki potensi memberi manfaat ekonomi warga Yogyakarta, Klaten, dan Solo. Penilaian tersebut diungkapkan pakar transportasi Djoko Setijowarno.
Djoko, yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia), mengungkapkan, selain meningkatkan aksestabilitas, KRL Jogja-Solo juga memudahkan integrasi transportasi.
"Pemda [pemerintah daerah] yang dilewati mestinya betul-betul dapat memanfaatkan keberadaan moda transportasi ini sebagai peluang meningkatkan perekonomian di daerahnya," kata Djoko, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (11/2/2021).
Di hari pertama operasional KRL Jogja-Solo, KRL Solo-Jogja mulai beroperasi penuh melayani pengguna pada 10 Februari 2021. Setiap hari ada layanan operasi 20 perjalanan.
Djoko mengatakan, dilansir ANTARA, harapan akan pengoperasian KRL tersebut antara lain meningkatkan pelayanan jasa angkutan penumpang KA, meningkatkan keselamatan lalu lintas perjalanan KA, meningkatkan pelayanan aksebilitas dan mobilitas antarmoda serta keselamatan dan kenyamanan pengguna jasa, kinerja pengoperasian yang lebih baik, bebas polusi udara dan suara, dan kapasitas penumpang dapat lebih banyak.
Tak hanya itu, menurut Djoko, KRL Jogja-Solo juga dapat meningkatkan jumlah pelancong domestik dan mancanegara untuk menikmati potensi wisata di sekitar Yogyakarta, Klaten, dan Solo.
"Surakarta-Yogyakarta, yang dapat ditempuh dalam waktu satu jam 50 menit dengan jalur darat, dengan KRL, Yogya-Solo [60 kilometer], akan ditempuh dalam satu jam 8 menit [68 menit]. Berarti, perjalanan dengan KRL Yogya Solo akan menghemat waktu sekitar 34 menit," jelas Djoko.
KRL Jogja-Solo, kata Djoko, menjadi inspirasi pula untuk membangun hal serupa kereta perkotaan di wilayah perkotaan lainnya, seperti Surabaya Perkotaan (Surabaya-Lamongan, Surabaya-Sidoarjo, dan Surabaya-Mojokerto), Bandung Perkotaan (Padalarang-Bandung-Rancaekek), Semarang Perkotaan (Gubug-Semarang-Weleri).
Ia menambahkan, layanan KRL Jogja-Solo hendaknya dapat diperpanjang hingga Kutoarjo, Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Bandara Internasional Adi Soemarmo dan Sragen, juga dapat terintegrasi dengan Bus Trans Yogya dan Bus Batik Solo Trans (BST).
Baca Juga: Prameks Solo-Jogja Stop Operasi Setelah 27 Tahun, Perpisahan Bikin Haru
"Selanjutnya, perlu dipikirkan bagi warga sejak dari asal keberangkatan hingga tujuan menggunakan transportasi umum. Boleh berganti moda transportasi umum dan dapat berlangganan akan mendapatkan tarif yang lebih murah dari biasanya. Tarif langganan per minggu atau per bulan," terang Djoko.
Berita Terkait
-
Prameks Solo-Jogja Stop Operasi Setelah 27 Tahun, Perpisahan Bikin Haru
-
7.336 Orang Jajal KRL Jogja-Solo, Jadwal Prameks Berubah
-
Ini Jadwal KRL Solo-Jogja PP Lengkap dengan Harga dan Cara Beli Tiket
-
Layani Penumpang di 11 Stasiun, KRL Jogja-Solo Operasi Penuh 10 Februari
-
Viral Tukang Rosok Tertabrak KRL Solo-Jogja, Tak Ditemukan di Bawah Kereta
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Bantul Optimis Swasembada Beras 2025: Panen Melimpah Ruah, Stok Aman Hingga Akhir Tahun
-
Sampah Menggunung: Jogja Kembali 'Numpang' Piyungan, Kapan Mandiri?
-
Terjebak dalam Pekerjaan? Ini Alasan Fenomena 'Job Hugging' Marak di Indonesia
-
Revolusi Pilah Sampah di Yogyakarta Dimulai: Ribuan Ember Disebar, Ini Kata Wali Kota
-
Dua Bulan Berlalu, Kasus Makam Diplomat Diacak-acak 'Ngambang', JPW Desak Polisi Tindaklanjuti