SuaraJogja.id - Kasus bunuh diri dengan cara gantung diri kembali terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Kali ini, Torejo atau sering dipanggil Mbah Mijem nenek berumur 80 tahun asal Padukuhan Melikan RT 11/ RW 03 nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Kapolsek Tanjungsari, AKP Wijayadi menuturkan, aksi gantung diri tersebut pertama kali diketahui oleh Giyem <53> yang merupakan anak korban, Pada hari Minggu (14/2/2021) tadi pagi sekira pukul 05.30 WIB, Giyem bermaksud mencari korban.
"Bu Giyem mencari ibunya di sekitar rumah untuk di minta segera mandi, tutur Wijayadi, Minggu (14/2/2021).
Namun setelah keluar rumah tepatnya di kandang kambing depan rumah korban, Giyem sudah mendapati ibunya dalam keadaan gantung diri menggunakan selendang batik yang diikatkan di usuk kandang kambing. Sontak melihat pemandangan yang memilukan tersebut, Giyem lantas berteriak histeris meminta pertolongan.
Seketika itu juga tetangga korban langsung berdatangan menuju ke lokasi kejadian. sebagian warga berusaha memberikan pertolongan dengan berusaha mengevakuasi tubuh Mbah Mijem dengan melepaskan tali yang melilit di lehernya dengan harapan nyawanya masih bisa diselamatkan.
"Ada warga yang melaporkan peristiwa tersebut ke perangkat kalurahan. dan diteruskan ke kami,"tambah Wijayadi.
Usai mendapat laporan terkait aksi bunuh diri tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan petugas Puskesmas Tanjungsari untuk menuju ke lokasi kejadian. sesampai di lokasi kejadian, pihaknya bersama petugas Puskesmas Tanjungsari melakukan pemeriksaan terhadap jasad korban.
Dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Petugas Puskesmas Tanjungsari menyebutkan tidak ada tanda tanda bekas penganiayaan. tanda tanda di tubuh korban menunjukkan jika Mbah Mijem meninggal murni karena gantung diri. oleh karenanya, jenazah langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
"ciri cirinya murni bunuh diri. jenasah kami serahkan ke pihak keluarga dan hari ini rencananya langsungu akan dimakamkan di Pemakaman umum setempat," paparnya.
Baca Juga: Puluhan Orang Luar DIY Terjaring Pemeriksaan di Pintu Masuk Gunungkidul
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, Mbah Mijem nekat gantung diri karena merasa tertekan hidupnya mengingat sudah dua minggu ini penyakit yang ia derita selama ini kambuh kembali. Bahkan selama dua minggu terakhir belum ada tanda-tanda akan sembuh.
Psikiater atau Dokter Jiwa dari RSUD Wonosari, dr Ida Rochmawati mengatakan bunuh diri merupakan perkara rumit, merupakan irisan dari faktor risiko genetik, psikologis, sosial dan budaya serta faktor risiko lainnya. Terkadang berkaitan dengan pengalaman traumatik dan kehilangan yang pernah terjadi.
"Kasus-kasus bunuh diri menunjukan peristiwa dengan berbagai macam motif, berawal dari sebab-akibat yang unik (tidak bisa digeneralisir), bersifat kompleks, dan beragam situasi,"terangnya.
Heterogenitas ini menjadi tantangan bagi semua pihak untuk berperan dalam pencegahan bunuh diri. Tantangan ini dapat diatasi dengan mengadopsi pendekatan menyatukan pemahaman dan langkah di berbagai jenjang guna pencegahan bunuh diri.
Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan bunuh diri. Berdasarkan data yang telah dikaji oleh Imaji, bunuh diri yang terjadi di Gunungkidul paling besar adalah Depresi. Dalam catatan mereka, depresi menduduki rangking pertama karena mencapai 43 % sebagai penyebab bunuh diri.
Sementara faktor lain di antaranya seperti Sakit Fisik Menahun 26 %, tidak ada keterangan 16%, gangguan jiwa berat 6%, masalah ekonomi 5 % dan masalah keluarga 4%. Pandemi Covid19 ini memang mengakibatkan jumlah warga yang mengalami depresi semakin meningkat.
Berita Terkait
-
Ketidaksetaraan Gender Jadi Sorotan Menyusul Maraknya Bunuh Diri Selebritis
-
Pria Bunuh Diri di Depan Rumah Anggota Dewan, Ternyata Mantan Jurkam
-
Aksi Sadis Pria Bantai Istri dan Keluarganya, Usai Beraksi Niat Bunuh Diri
-
Viral Seorang Pria Hendak Bunuh Diri di Flyover Rawa Panjang Bekasi
-
TKW Asal Sragen Bunuh Diri di Arab Saudi, Gaji 11 Bulan Tak Dibayar
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Jadwal PSIM Yogyakarta vs PSBS Biak Resmi Alami Perubahan, Maju Satu Hari
-
Pastikan Keamanan Ibadah Natal 2025, Polda DIY Sterilisasi Puluhan Gereja
-
Tak Ada Larangan Kembang Api di Jogja, Masyarakat Diminta Rayakan Tahun Baru dengan Bijak
-
Tren Arus Libur Nataru Meningkat Tajam: 371 Ribu Kendaraan Masuk DIY
-
UMP DIY Diketok Rp2,4 Juta, Gunungkidul Tetap Terendah