SuaraJogja.id - Bertambahnya kasus Covid-19 di Bantul ikut memengaruhi jumlah sampah atau limbah medis B3 saat perawatan. Tak hanya dari rumah sakit limbah B3 itu dihasilkan. Adanya selter untuk menampung pasien positif covid-19 baik Orang Tanpa Gejala (OTG) dan bergejala ringan turut menambah jumlah limbah tersebut.
Hal ini membuat resah sejumlah pengelola selter salah satunya yang ada di Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Bantul.
Lurah Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi berharap pemerintah pusat mempermudah wilayah dan daerah dalam mengolah sampah medis infeksius selama pandemi Covid-19. Pasalnya, sampah infeksius dari selter mandiri maupun keluarga selama ini tidak terkelola dengan baik.
Permintaan ini sempat disampaikan Wahyudi usai mendampingi Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat berkunjung ke selter mandiri RS Patmasuri, sekaligus meninjau pengelolaan sampah medis infeksius di Panggungharjo, Sewon, Bantul.
Baca Juga: Tiga Kali Perpanjangan PTKM Mikro, Zona Merah di Bantul Bertambah
“Jika ini dibiarkan, sampah-sampah medis infeksius bakal menjadi ancaman, karena tidak ada yang mengelola. Karena beberapa lokasi di Bantul hanya disimpan. Saya kira kami mampu mengelola dengan lebih baik,” ungkap Wahyudi saat dihubungi wartawan, Minggu (21/2/2021).
Penggagas gerakan Musyawarah Antar Desa (MAD) Nasional ini mengatakan, proses pengurusan izin pengelolaan sampah medis infeksius terkendala peraturan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Lingkungan Hidup. Padahal selama ini, di setiap dasawisma di Panggungharjo sudah wajib memiliki tempat sampah khusus penampung limbah medis infeksius.
Wahyudi menerangkan jika limbah-limbah tersebut, diambil setiap hari oleh tim khusus pengelola sampah desa dengan alat khusus.
“Di pengelolaan sampah desa limbah-limbah dimusnahkan dengan insinerasi atau pembakaran sampah hingga 700 derajat celcius,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Ari Budi Nugroho mengaku bahwa di Bantul baru memiliki lokasi penyimpanan sementara limbah B3. Hingga saat ini ada 98 lokasi yang tersebar di Bantul.
Baca Juga: Tinjau Keluarga Isoman di Bantul, Menko PMK Minta Warga Hilangkan Stigma
“Selama ini kami mengeluarkan izin, mulai tahun 2017 sampai sekarang ada 98 lokasi penyimpanan sementara,” katanya.
Berita Terkait
-
Awas, Tak Lolos Uji Emisi di Jakarta Kena Denda Rp 50 Juta
-
Jaga Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan , Ini Solusi Pengelolaan Limbah Medis di Indonesia
-
Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?
-
Trump Sempat Telepon Presiden China Soal Asal-Usul COVID, Ini Kata Mantan Kepala CDC!
-
DLH DKI Jakarta Angkut 2000 Ton Sampah Pasca Banjir
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan