SuaraJogja.id - Ratusan relawan dan anggota Satuan Tugas Covid-19 se-Kabupaten Bantul dan SAR DI Yogyakarta menggelar aksi di kantor DPRD Bantul, Senin(22/2/2021). Satu buah replika peti mati lengkap dengan dupa dan kembang-kembangan dikirim ke kantor DPRD.
Aksi mendatangi DPRD Bantul itu merupakan respons terhadap pernyataan salah seorang pejabat DPRD Bantul, Supriyono, yang menuduh pemakaman Covid-19 sebagai proyek.
Sejak pukul 09.50 WIB, ratusan relawan dan anggota Satgas Covid-19 serta TRC BPBD DIY berkumpul di halaman kantor DPRD Bantul. Orasi disampaikan agar pejabat yang bersangkutan menemui para relawan.
Sejumlah spanduk bertulis "Oknum Dicari Anggota Dewan Partai Anjing untuk Dimakamkan secara Protokol Anjing". Ada pun tulisan "Rumangsamu Nganggo Hazmat Kepenak" [kamu kira pakai hazmat itu enak].
Baca Juga: Viral Pejabat Bantul Tuduh Pemakaman Covid-19 Cuma Proyek, BPBD DIY Murka
Relawan meminta klarifikasi dan pertanggungjawaban dari pernyataan Supriyono, yang membuat sakit hati relawan dan Satgas Covid-19.
Selain permintaan klarifikasi, satu replika peti mati berbahan kardus yang ditempel kertas putih diletakkan di gedung DPRD Bantul sebagai simbol sindiran kepada anggota DPRD Bantul yang juga menuding pemakaman Covid-19 seperti memakamkan anjing.
Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Bantul Waljito menuturkan, pihaknya meminta klarifikasi dilakukan pejabat yang bersangkutan.
"Kami datang ke sini meminta agar [Supriyono] segera melakukan klarifikasi, dan saat ini kami menemui perwakilan DPRD Bantul terkait pernyataan yang membentuk opini masyarakat dan ini berbahaya," terang Waljito saat orasi di gedung DPRD Bantul.
Di tengah aksi, sebanyak lima orang dari perwakilan FPRB, relawan, dan TRC BPBD DIY diundang ke ruang ketua DPRD Bantul. Selama 30 menit, diskusi berjalan antara perwakilan relawan dan pihak DPRD Bantul.
Baca Juga: Penampakan Puluhan Liang Lahat TPU Bambu Apus Tergenang Air Akibat Hujan
Komandan TRC BPBD DIY Pristiawan Buntoro mengungkapkan bahwa tuduhan ini harus ditindak tegas oleh Pemkab Bantul, termasuk yang juga Pemda DIY.
"Jika tidak segera dinyatakan ini akan menjadi preseden buruk. Supriyono ini kan pejabat publik, bahayanya ada sebagian masyarakat yang tidak percaya Covid-19 semakin punya kekuatan untuk membenturkan masyarakat, bukan membenturkan pejabat," terang dia.
Relawan mendesak agar Supriyono segera membuat pernyataan maaf 1x24 jam melalui media sosial. Jika tidak ada pernyataan maaf, mereka bersepakat membawa permasalahan ini ke ranah hukum.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Bantul Subhan Nawawi mengaku sudah menghubungi Supriyono untuk datang ke kantor DPRD Bantul. Kendati demikian, yang bersangkutan belum dapat hadir.
"Sudah kami hubungi namun Pak Supriyono sedang ada di luar. Namun Hal ini akan mengikuti aturan dan tata tertib dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Kami minta BKD segera memanggil (Supriyono) karena relawan meminta waktu 1x24 jam membuat permintaan maaf," katanya.
Sebelumnya diberitakan, beredar video anggota DPRD Bantul, Supriyono, dalam sebuah acara, mengeluhkan pemakaman Covid-19 seperti memakamkan anjing dan menuding kegiatan itu sebagai proyek dengan bayaran untuk petugas pemakaman.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Viral Pejabat Bantul Tuduh Pemakaman Covid-19 Cuma Proyek, BPBD DIY Murka
-
Penampakan Puluhan Liang Lahat TPU Bambu Apus Tergenang Air Akibat Hujan
-
Pelantikan Bupati dan Wakil Terpilih Belum Jelas, Begini Respon DPRD Bantul
-
Kisah Petugas Pemakaman Jenazah Covid-19, Dikucilkan hingga Pakai APD Bekas
-
Videografis: Syarat Menjadi Relawan Non-Medis Penanganan Covid-19
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip
-
UMKM di Indonesia Melimpah tapi Lemah, Mendag: Kebanyakan Ingin Jadi Pegawai
-
Koperasi Merah Putih Didukung, Peneliti Fakultas Peternakan UGM Ingatkan Ini agar Tak Sia-sia