SuaraJogja.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mengaku telah membentuk tim untuk melakukan penelitian dan penanganan matinya puluhan burung Kuntul yang terjadi di wilayah Hutan Baros, Kapanewonan Kretek Kabupaten Bantul dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Seksi BKSDA Yogyakarta Wilayah I, Untung Suripto menyebutkan, pihaknya memang sengaja membentuk tim penanganan kematian puluhan burung Kuntul tersebut karena fenomena seperti ini baru pertama kali terjadi di wilayah DIY. Terlebih selama ini BKSDA sebenarnya telah memiliki balai konservasi khusus Burung Kuntul yang ada di Kabupaten Sleman.
"Nah di tempat konservasi kami, sama sekali belum pernah terjadi. maka kami bentuk tim,"kata Untung, Rabu (24/2/2021).
Untung mengatakan, tim yang ia bentuk telah bekerja dengan melakukan pengambilan sampel dan mengklarifikasi kepada masyarakat sekitar. Dari observasi yang mereka lakukan sementara, ternyata burung kuntul yang mati adalah anakan burung kuntul bukan burung kuntul dewasa.
Baca Juga: Sudah Minta Maaf, Supriyono Tetap Dipanggil ke BKD DPRD Bantul
Di mana burung kuntul tersebut diperkirakan jatuh dari sarangnya ketika ditinggal oleh indukannya mencari makan. Karena anakan Burung Kuntul tersebut jatuh maka kondisinya dehidrasi hebat dan di dalam lehernya terdapat bakteri cacing yang bisa menimbulkan penyakit,
"Kami itu mengambil sampel untuk dibawa ke BBVet di Wates. Kebetulan sampelnya masih hidup, namun dalam perjalanan ternyata mati. kemudian di BBVet kita lakukan nekropsi (otopsi) pada tubuh kuntul yang mati tersebut," ungkapnya,.
Kendati dari hasil nekropsi tersebut diketahui adanya cacing dan dehidrasi pada burung kuntul yang mati, namun pihaknya tidak ingin berandai andai. Pihaknya juga melakukan rapid test dan juga PCR atau swab pada hewan yang telah mati tersebut.
Rapid test untuk kuntul yang mati tersebut mereka lakukan untuk membuktikan apakah kematian puluhan burung kuntul tersebut karena flu burung. Namun dari hasil Rapid Test menyebutkan burung burung kuntul yang mati tersebut negatif dari flu burung.
"Namun hasil swab atau PCRnya belum keluar. Kita belum berani simpulkan penyebabnya,"tambahnya.
Baca Juga: 9 ASN Positif Covid-19, Dinkes Bantul Gelar Tes Swab PCR Massal
Untung menambahkan, jika nantinya sudah diketahui penyebab matinya puluhan burung kuntul di Hutan Mangrove Bantul, maka akan ada kebijakan yang harus mereka keluarkan untuk menanganinya. Kebijakan konservasi burung kuntul di Hutan Mangrove Baros nantinya juga akan disosialisasikan ke masyarakat.
Untung sendiri enggan menyebutkan jika jatuhnya anakan burung kuntul tersebut dari sarangnya karena faktor angin yang cukup kencang belakangan ini. Pasalnya ia tidak mengetahui secara pasti apakah saat burung burung kuntul muda tersebut jatuh dari sarangnya, angin bertiup cukup kencang.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Aldi Satya Mahendra Sekolah di Mana? Cetak Sejarah Pembalap RI Pertama Juarai WorldSSP300
-
MAN 2 Bantul Meriahkan Expo Kemandirian Pesantren di UIN Sunan Kalijaga
-
Seru! MAN 2 Bantul Sukses Gelar Penerimaan Tamu Ambalan 2024
-
Langsung Kunjungi DPRD DIY, Siswa MAN 2 Bantul Belajar Demokrasi
-
Berkah MK hingga Langkah Besar Wahyu Anggoro Hadi untuk Bantul
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem
-
Seharga Rp7,4 Miliar, Dua Bus Listrik Trans Jogja Siap Beroperasi, Intip Penampakannya
-
Skandal Kredit Fiktif BRI Rp3,4 Miliar Berlanjut, Mantri di Patuk Gunungkidul Mulai Diperiksa
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %
-
DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana hingga 2 Januari 2025