Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 28 Februari 2021 | 08:10 WIB
[Ilustrasi] Sejumlah warga lanjut usia menjalani vaksinasi Covid - 19 di RSUD Koja, Jakarta Utara, Selasa (23/2/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman sudah bersiap untuk memulai pendataan sasaran vaksinasi Covid-19 tahap kedua, khususnya terhadap lansia. Diperkirakan terdapat sekitar 10 hingga 12 persen jumlah lansia atau warga Sleman yang berusia di atas 59 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman Joko Hastaryo menyebutkan, jika melihat pada persentase itu, maka jumlah lansia di Bumi Sembada kurang lebih 100 ribuan orang. Pendaftaran akan dimulai pada 1-7 Maret 2021 mendatang.

"Kita perkirakan 10 persen dari jumlah penduduk di Sleman itu kan lansia, bahkan kalau tidak salah malah 12 persen, sehingga kita perkirakan sekitar 100 ribu lebih sedikit [vaksin Covid-19] untuk lansia," ujar Joko kepada awak media, Sabtu (27/2/2021).

Disampaikan Joko, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap kedua di Kabupaten Sleman akan dibagi ke dalam dua gelombang. Pertama akan menyasar petugas pelayan publik dan gelombang kedua ditujukan kepada para lansia usia 59 tahun ke atas.

Baca Juga: Tahanan KPK Divaksin Covid-19, Pukat UGM: Mereka Bukan Prioritas

"Target untuk pelayan publik sekitar 40 ribu penerima vaksin. Terbaru sudah terdaftar sebanyak 36 ribu orang, termasuk pedagang pasar, petugas transportasi, dan petugas wisata yang dikembangkan sampai ke hotel dan restoran," sebutnya.

Sementara untuk lansia, Joko menuturkan, pendaftaran vaksinasi baru akan dibuka pada 1 Maret mendatang. Perlu diketahui bahwa vaksinasi kepada lansia saat ini masih diprioritaskan di masing-masing ibu kota provinsi, sehingga untuk di Provinsi DIY, vaksinasi dilakukan di Kota Yogyakarta lebih dulu.

Sedangkan untuk jumlah keseluruhan warga Sleman sendiri, yang mencapai 1 juta lebih penduduk, kata Joko, masih akan dikurangi dengan anak yang berada di bawah umur 18 tahun, sehingga nantinya tersisa 900 ribu warga Sleman yang masih dibagi ke dalam 70 persen untuk mendapat vaksinasi Covid-19.

"Kurang lebih sekitar 900 ribu orang yang kemudian 70 persennya [akan diberikan vaksin Covid-19] untuk mencapai herd immunity, ya kira-kira kita akan menyasar sekitar 600 ribu penduduk [Sleman]. Selesai bisa sampai Desember karena bertahap," jelasnya.

Ditanya terkait aturan anak di bawah 18 tahun yang belum menerima vaksinasi Covid-19, Joko mengungkapkan bahwa mereka yang dianggap anak-anak dan masih dalam usia sekolah tersebut menghabiskan waktunya dengan banyak di rumah. Dengan kata lain, mereka tidak melakukan terlalu banyak interaksi dengan orang lain di luar rumah.

Baca Juga: Sehari Pasca Dilantik, Bobby Nasution Tinjau Vaksinasi Covid-19 di Medan

"Kita masih menunggu jenis vaksin yang memungkinkan diberikan kepada anak bawah usia 18 tahun karena asumsinya anak sekolah masih di rumah sehingga aktivitas atau interaksi dengan warga yang lain tidak terlalu tinggi sehingga dianggap aman. Sehingga vaksin-vaksin yang diproduksi sekarang rata-rata di atas 18 tahun," terangnya.

Sementara itu di sisi lain, Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman telah mendaftarkan ribuan guru dan tenaga pendidikan untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 tahap kedua. Pemberian vaksin di lingkungan pendidikan ini diangggap penting untuk mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana, menuturkan bahwa terdapat setidaknya 10.000 orang guru dan tenaga kesehatan di Bumi Sembada yang terdaftar dalam anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Baik sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun non-PNS.

Ery menuturkan bahwa dari jumlah tersebut semua dipersilakan untuk mendaftar untuk vaksinasi Covid-19. Bahkan ia mewajibkan semua yang masuk dalam dunia pendidikan untuk ikut dalan program vaksinasi.

"Siapapun yang belum divaksin segera mendaftar. Kami tidak membatasi kuota. Siapapun bisa mendaftar, baik guru ASN maupun non-ASN. Penjaga sekolah juga diperbolehkan mendaftar secara mandiri," kata Ery.

Sejauh ini, Ery mengungkapkan pada pendaftaran termin pertama yang sudah ditutup pada 25 Februari 2021 lalu tercatat sudah ada sebanyak 8.274 guru dan 1.640 tenaga kependidikan yang mendaftar.

Disampaikan Ery, pihaknya akan tetap memfasilitasi pendaftaran termin berikutnya bagi tenaga pendidik yang belum mendaftar. Ia terus mengimbau kepada semua guru dan tenaga kependidikan yang belum mendaftar untuk mendapat vaksinasi agar segera mendaftar.

"Imbauan kami, semua guru dan tenaga kependidikan wajib mendaftar vaksin. Karena itu [vaksinasi Covid-19] dapat digunakan untuk pelindung dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka. Perkara bisa divaksin atau tidak, nanti setelah ada screening kesehatan," tandasnya.

Load More